Makalah

Blog ini berisi berbagai macam makalah kuliah.

Perangkat Pembelajaran

Masih dalam pengembangan.

Modul Pembelajaran

Masih dalam pengembangan.

Skripsi

Masih dalam pengembangan.

Lain-lain

Masih dalam pengembangan.

Minggu, 20 April 2014

Aliran Etika dan Akhlak

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir batinnya, apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya. .....

Ilmu akhlak merupakan bagian dari ilmu agama yang perlu dipelajari dan dikuasai. Berangkat dari keingintahuan tentang berbagai aliran akhlak maka kami menulis makalah berjudul “Aliran Etika dan Akhlak”. Saya memilih judul ini karena aliran dalam akhlak ini sangat banyak macamnya.
B.    Batasan Masalah
Yang menjadi batasan dalam penulisan makalah ini adalah mengenai beberapa aliran-aliran dalam filsafat serta perbandingannya terhadap akhlak Islam.
C.    Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.    Apa pengertian akhlak?
2.    Kenapa akhlak Islam harus ada?
3.    Kapan kita harus menerapkan akhlak Islam itu?
4.    Siapa saja yang harus memahami akhlak Islam itu?
5.    Bagaimana kita menerapkan akhlak dalam kehidupan sehari-hari?

D.    Tujuan Penulisan
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas tentang berbagai aliran dalam akhlak dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Islam II. Serta penulis dapat sedikit berbagai pemikiran dengan para pembaca sekalian.  
E.    Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang penulisan, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, dan sistematika.
Bab II Pembahasan, membahas Perbandingan Akhlak dan Etika, Aliran Ajaran Islam, dan Pengertian Akhlak dan Etika
Bab III Penutup, bab ini membahas tentang kesimpulan dari pembahasan makalah ini.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Akhlak dan Etika
Secara etimologis, akhlak berasal dari bahasa Arab, jama’ah dari khuluqun artinya budi pekerti, tingkah laku, tabi’at, dan lain-lain. Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan yang tercela, baik perkataan maupun perbuatan manusialahir dan batin (Hamzah Ya’qoub).
Dikatakan pula, akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk, ilmu yang mengerjarkan pergaulan manusia dan menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.
Sedangkan etika ialah ilmu tentang tingkah laku manusia, prinsip-prinsip yang sistematis tentang tindakan moral yang betul, bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan, hujah-hujahnya dan tujuannya yang diarahkan kepada makna tindakan.
 Dengan kata lain, etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu. Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat dan memberikan perasaan senang atau bahagia. (Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif). Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.
Kriteria perbuatan baik atau buruk yang akan diuraikan di bawah ini sebatas berbagai aliran atau faham yang pernah dan terus berkembang sampai saat ini. Khusus penilaian perbuatan baik dan buruk menurut agama, adat kebiasaan, dan kebudayaan tidak akan dibahas disini.
1.    Aliran Etika Naturalisme
Aliran ini berpendirian bahwa sesuatu dalam dunia ini menuju kepada suatu tujuan dengan memenuhi panggilan nature/alam setiap sesuatu akan dapat sampai kepada kesempurnaan. Yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia adalah perbuatan yang sesuai dengan fitrajh / naluri manusia itu sendiri.
Yang menjadi ukuran baik atau buruk adalah :”apakah sesuai dengan keadaan alam”, apabila alami maka itu dikatakan baik, sedangkan apabila tidak alami dipandang buruk. Jean Jack Rousseau mengemukakan bahwa kemajuan, pengetahuan dan kebudayaan adalah menjadi perusak alam semesta.
2.    Aliran Etika Hedonisme
Aliran hedonisme berpendapat bahwa aliran baik dan buruk adalah kebahagiaan karenanya suatu perbuatan dapat mendatangkan kebahagiaan maka perbuatan itu baik dan sebaliknya perbuatan itu buruk apabila mendatangkan penderitaan.
Menurut aliran ini, setiap manusia selalu menginginkan kebahagiaan yang merupakan dorongan daripada tabiatnya dan ternyata kebahagiaan merupakan tujuan akhir dari hidup manusia, oleh karenanya jalan yang mengantarkan ke arahnya dipandang sebagai keutamaan (perbuatan mulia / baik).
Maksud dari kebahagiaan dari aliran ini adalah hedone, yakni kelezatan, kenikmatan, dan kepuasan rasa serta terhindar dari penderitaan. Ada juga yang mengartikan kelezatan adalah ketentraman jiwa yang berarti keimbangan badan.
Oleh karena itu,menurut aliran ini kelezatan merupakan ukuran dari perbuatan, jadi perbuatan dipandang baik menurut kadar kelezatan yang terdapat pada perbuatan yang dilakukan seseorang dan sebaliknya perbuatan itu buruk menurut kadar penderitaan yang ada pada diri seseorang tersebut.
Aliran hedonisme, bahkan tidak hanya mengajarkan agar manusia mencari kelezatan, karena pada dasarnya tiap-tiap perbuatan ini tidak sunyi dari kelezatan tetapi aliran ini justru menyatakan hendaklah manusia itu mencari sebesar-besar kelezatan, dan seandainya dia disuruh memilih diantara beberapa perbuatan wajib ia memilih yang paling besar kelezatannya.
Maksud paham ini adalah manusia hendaknya mencari kelezatan sebesar-besarnya. Dan setiap perbuatannya diarahkan pada kelezatan. Jika terjadi keraguan dalam memilih suatu perbuatan harus diperhitungkan banyak sedikitnya kelezatan dan kepedihannya. Sesuatu yang baik apabila diri seorang yang melakukan perbuatan mengarah kepada tujuan.
Aliran hedonisme terbagi menjadi dua, yaitu:
a.    Egoistic Hedonisme
Dalam aliran ini dinyatakan bahaw ukuran kebaikan adalah kelezatan diri pribadi orang yang berbuat. Karena itu, dalam aliran ini mengharuskan kepada para pengikutnya agar mengerahkan segala perbuatannya untuk mengahasilkan kelezatan tersebut yang sebesar-besarnya.
b.    Universalistic Hedonisme
Aliran ini mendasarkan ukuran baik dan buruk pada “kebahagiaan umum”. Aliran ini mengharusakan agar manusia dalam hidupnya mencari kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk sesama manusia dan bahkan pada sekalian mahkluk yang berperasaan. Jadi baik buruknya sesuatu didasarkan atas ada kesenangan atau tidaknya sesuatu itu bagi umat manusia. Kalau memang sesuatu itu lebih banyak kelezatannya dan membawa kemanfaatan maka hal itu baik tapi sebaliknya kalau membawa akibat penderitaan maka hal itu berarti buruk.
3.    Aliran Etika Utilitarisme
Paham ini berpendapat bahwa yang baik adalah yang bermanfaat hasilnya dan yang buruk hasilnya tidak bermanfaat. Manfaat disini adalah kebahagiaan untuk sebanyak-banyak manusia dari segi jumlah atau nilai.
Maksud dari paham ini adalah agar manusia dapat mencari kebahagiaan sebesar-besarnya untuk sesama manusia atau semua mahkluk yang memiliki perasaan.
Kelezatan menurut paham ini bukan kelezatan yang melakukan perbuatan itu saja tetapi kelezatan semua orang yang ada hubungannya dengan perbuatan itu. Wajib bagi si pembuat dikala menghitung buah perbuatannya, jangan sampai berat sebelah darinya tetapi harus menjadikan sama antara kebaikan dirinya dan kebaikan orang lain.
4.    Aliran Etika Idealisme
Aliran Idealisme dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) seorang berkebangsaan Jerman. Pokok-pokok pandangan etika idealisme dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.    Wujud yang paling dalam arti kenyataan (hakikat) ialah kerohanian. Seorang berbuat baik pada prinsipnya bukan karena dianjurkan oleh orang lain melainkan timbul dari dirinya sendiri dan rasa kewajiban.
b.    Faktor yang paling penting mempengaruhi manusia adalah “kemauan” yang melahirkan tindakan konkret dan menjadi pokok di sini adalah “kemauan baik”.
c.    Dari kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan sesuatu hal yang menyempurnakannya yaitu “rasa kewajiban”.
Menurut aliran ini “kemauan” merupakan faktor terpenting dari wujudnya tindakan-tindakan yang nyata. Kemauan perlu disempurnaka dengan perasaan kewajiban agar terwujud tindakan yang baik.
5.    Aliran Etika Vitalisme
Perbuatan baik menurut aliran ini adalah orang yang kuat, dapat memaksakan dan menekankan kehendaknya. Agar berlaku dan ditaati oleh orang-orang yang lemah. Manusia hendaknya mempunyai daya hidup atau vitalita untuk menguasai dunia dan keselamatan manusia tergantung daya hidupnya.
Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran naturalism sebab menurut faham vitalisme yang menjadi ukuran baik dan buruk itu bukan alam tetapi “vitae” atau hidup (yang sangat diperlukan untuk hidup). Aliran ini terdiri dari dua kelompok yaitu (1) vitalisme pessimistis (negative vitalistis) dan (2) vitalisme optimistis. Kelompok pertama terkenal dengan ungkapan “homo homini lupus” artinya “manusia adalah serigala bagi manusia yang lain”. Sedangkan menurut aliran kedua “perang adalah halal”, sebab orang yang berperang itulah (yang menang) yang akan memegang kekuasaan. Tokoh terkenal aliran vitalisme adalah F. Niettsche yang banyak memberikan pengaruh terhadap Adolf Hitler.
6.    Aliran Etika Teologi
Aliran ini menyatakan bahwa baik dan buruknya perbuatan sekarang tergantung dari ketaantan terhadap ajaran Tuhan lewat kitab sucinya. Hanya saja aliran ini tidak menyebutkan dengan jelas Tuhan dan Kitab sucinya.
Yang menjadi ukuran baik-buruknya perbuatan manusia adalah didasarkan kepada ajaran Tuhan. Segala perbuatan yang diperintah Tuhan itu perbuatan yang baik dan segala perbuatan yang dilarang oleh Tuhan itu perbuatan buruk.

B.    Aliran Ajaran Islam
Menurut paham ini bahwa penentuan baik dan buruk dalam ajaran Islam harus didasarkan pada petunjuk Al-Quraan dan As-Sunnah. Ada beberapa istilah yang mengacu kepada yang baik, diantaranya Al-Khair lawannya As-Syarr.
Adanya berbagai istilah yang demikian variatif yang diberikan Al-Quran dan Al Hadis itu menunjukan bahwa penjelasan sesuatu yang baik menurut ajaran agama Islam jauh lebih lengkap dan komprehensif karena meliputi kebaikan yang bermanfaat bagi akal, ruhani, jiwa, kesejahteraan di dunia dan akhirat, serta akhlak yang mulia.
Dalam persoalan akidah (tauhid, kalam, teologi) ada aliran mu’tazilah yang hampir sama dengan paham rasionalisme. Meskipun aliran mu’tazilah berpendapat bahwa persoalan baik dan buruk bisa diketahui oleh akal, tetapi aliran ini juga setuju bahwa mengenal dan bersyukur atas nikmat yang diberi Alloh adalah wajib. Mu’tazilah juga tetap berpegang pada firman Alloh dan sabda Rasulnya.
Kebenaran itu sangat subjektif dan bermacam-macam. Benar menurut ilmu hitung berlainan dengan benar menurut ilmu politik Demikian pula benar menurut seseorang berlainan dengan benar menurut yang lainnya berdasarkan kepentingannya. Sehingga kebenaran bersifat relative.
Meskipun begitu secara objektif kebenaran itu hanya ada satu, tak ada dua kebenaran yang bertentangan. Bila ada dua kebenaran yang bertentangan, pasti salah satunya saja yang benar atau kedua-duanya salah. Secara objektif peraturan juga hanya satu dan tak mungkin mengandung hal-hal yang bertentangan didalamnya. Pada hakikatnya yang benar itu pasti dan hanya satu. Kebenaran yang pasti adalah kebenaran yang didasarkan pada peraturan yang dibuat Alloh Swt, Dzat Yang Maha Esa.
C.    Perbandingan Akhlak dan Etika
Akhlak merupakan sebuah wahyu dari Allah dan bersifat mutlaq tidak dapat di rubah-rubah. Sedangkan etika merupakan sebuah dasar pikiran manusia yang bersifat relatif sehingga bisa berubah-ubah, tapi jika jika etika tersebut merupakan hasil dari izma-izma para ulama bisa bersifat mutlaq.
Persamaan akhlak dengan etika adalah karena keduanya membahas masalah baik dan buruk, tentang tingkah laku manusia, serta bertujuan agar manusia mempunyai budi perkerti yang baik.
Sedangkan yang menjadi perbedaanya, rujukan akhlak adalah Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Karena bersumber dari dari Al-Qur’an dan sunnah Rasul, mutlak kebenarannya. Sedangkan etika merupakan cabang dari filsafat, filsafat tingkah laku,. Dasar filsafat adalah akal budi pekerti manusia, karena dasarnya adalah pikiran , maka kebenarannya nisbi, relatif.
Akhlak berkaitan dengan keyakinan seorang muslim terhadap nilai-nilai keimanannya, sedangkan etika tidak demikian. Akhlak berlaku universal sedangkan etika berlaku parsial.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Aliran dalam akhlak ternyata sangat beragam diantaranya yaitu Aliran Hedonisme, Aliran Utilitarianisme, Aliran Idealisme, Aliran Naturalisme, Aliran Theologis, Aliran Vitalisme, dan masih banyak lagi aliran-aliran yang lainnya.
Yang menjadi pembeda antara akhlak dengan etika adalah akhlak merupakan sebuah wahyu dari Allah dan bersifat mutlaq tidak dapat di rubah-rubah. Sedangkan etika merupakan sebuah dasar pikiran manusia yang bersifat relatif sehingga bisa berubah-ubah, tapi jika jika etika tersebut merupakan hasil dari izma-izma para ulama bisa bersifat mutlaq.
Oleh karena itu kita harus bisa menjadi seseorang yang bisa mengikuti Al-Quran dan Al- Hadist dan mentauladani nabi Muhamad SAW. Supaya kita tidak menjadi orang-orang yang salah lagkah.

DAFTAR PUSTAKA

Gandaatamaja, Muhtar, Ahmad Saefurrizal. 2000: Kuliah Al-Isla Akidah, Syari’ah, dan Akhlak. Lembaga Pendidikan dan Dakwah Al-Hikmah. Bandung.
www.google.com  
www.wikipedia.com

Sejarah perkembangan abbasiyah

BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan kebudayaan islam pada masa Daulah Abbasiyah sering dianggap sebagai sebuah nostalgia untuk umat islam, yang tidak akan terwujud lagi dizaman sekarang. Kemajuan baik dalam segala bidang, sekarang dimiliki oleh Barat, dan dengan berbagai upaya Barat tetap mempertahanksn. Namun, tentu  tidak akan menjadi nostalgia ketika faktor-faktor penyebab Daulah Abbasiyah mencapai kejayaan tersebut  juga sedikit-demi sedikit  kembali dipegang dan dimiliki lagi oleh umat islam. Dibalik kemajuan yang sekarang dimiliki oleh Barat, sungguh tidak dapat dipungkiri kontribusi umat islam yang sangat besar untuk  mewujudkannya, walaupun sekarang terkadang dikaburkan kalau tidak boleh dikatakan dihilangkan kontribusi tersebut. Supaya seolah-olah kemajuan kebudayaan Barat adalah dengan diri sendiri, tidak ada sumbangsih  dari kebudayaan/peradaban Islam.
Membangkitkan kepercayaan umat  Islam akan potensi dan kekuatan diri sendiri itu merupakan upaya tersendiri. Salah satu caranya tiada lain melalui pembacaan sejarah kembali tentang masa-masa kemajuan kebudayaan islam tersebut. Oleh karena itu kami mencoba menarik dan menggali kembali kemajuan-kemajuan peradaban islam itu dalam tulisan ini. Agar nantinya bisa diambil hikah serta semangatnya oleh para pembaca sekalian.



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Sejarah Berdirinya Bani Abbasiyah
Berdirinya dinasti abbasiyah tak bisa dilepaskan dari muncuknya berbagai masalah di periode-periode akhir dinasti ummayah. Masalah masalah tersebut kemudian bertemu dengan masalah yang lain yang memiliki keterkaitan. Ketidak puasan di sana-sini yang ditampakkan lewat berbagai macam pemberontakanjelas menjadi pekerjaan rumah yang serius bagi kelangsungan hidup bani ummayah, yang kemudian menjadi momentum yang tepat untuk menjatuhkan dinasti ummayah yang dimotori oleh abu al-abbas al-saffah.[1]
Pada saat yang sama pula banyak ketidak puasan akan pemerintahan yang dibawa oleh para khalifah bani ummayah, kemudian muncullah gerakan propaganda untuk menjatuhkan daulah bani ummayah dari kekuasan. Gerakan yang digalang keluarga al-abbas ini awalnya bersifat rahasia  kemudian berlanjut secar terang-terangan, setelah dirasa mempunyai kekuatan dan dukungan dari rakyat. Setelah perjuangan bani abbas menuju tampuk kekuasaan dan tidak ditutup-tutupi lagi, terjadilah pertempuran antara abu muslim dari bani abbasiyah menggempur khalifah marwan dari daulah bani ummayah, yang kemudian ditandai dengan terbunuhnya khalifah marwan di mesir. Dengan demikian berakhirlah riwayat dinasti ummayah dan lahirlah dinasti abbasiyah.[2]
Pada masa ini peradaban islam mengalami banyak kemajuan. Hal itu ditandai dengan dengan ilmu pengetahuan , yang diawali dengan penerjemahan naskah-naskah asing terutama yang berbahasa yunani kedalam bahasa arab, pendirian pusat pengembangan ilmu dan pengetahuan dan keagamaan sebagai buah dari kebebasan berpikir. Imperium kedua dalam di dunia islam yang menggantikan daulah ummayah ini ini setelah terjadi revolusi sosial yang dipelopori oleh para keturunan bani abbas yang tak luput oleh dukungan golongan oposisi terhadap bani ummayah seperti kaum syiah, khawarij, qadariyah, mawali, dan suku arab bagian selatan.
Kemajuan peradaban abbasiyah sebagiannya disebabkan oleh stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi kerajaan ini. Pusat kekuasaan abbasiyah berada di baghdad. Daerah ini bertumpu pada pertanian dengan sistem kanan dan irigasi di sungai eufrat dan tigris yang mengalir sampai teluk persia. Perdangan juga menjadi tumpuan kehidupan masyarakat baghhdad yang menjadi kota transit perdangan antar wilayah timur seperti persia, india, china dan nusantara.[3] Dan pada masa ini masyarakat islam juga mengalami kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat pesat.
B.  Kemajuan-Kemajuan Kebudayaan Islam Pada Masa Abbasiyah
Sejarah telah mengukir bahwa pada masa dinasti abbasiyah, umat islam benar-benar berada di puncak kejayaan dan memimpin peradaban dunia pada saat itu. Masa pemerintahan ini merupakan golden age dalam perjalanan sejarah peradaban islam terutama pada masa khalifah harun al-rasyid dan khalifah al-makmun. Umat islam sesungguhnya telah banyak dipacu untuk mengembangkan dan memberikan inovasi serta kreativitas dalam upaya membawa umat kepada keutuhan dan kesempurnaan hidup. Dari perjalanan dan rentang sejarah, ternyata pergantian dinasti ummayah kepada dinasti abbasiyah tidak hanya pergantian kepemimpinan. Lebih dari itu, pergantian tersebut telah menorehkan wajah dunia islam dalam refleksi pengembangan wawasan dan disiplin ilmu pengetahuan.[4] Dimana peningkatan itu sempat menjadi kiblat bagi perkembangan keilmuan dunia pada saat itu.
1.    Kemajuan Di Bidang Keagamaan
Ilmu pengetahuan agama telah berkembang pada msa daulah bani ummayah. Namun pada masa dinasti abbasiyah, ia mengalami perkembangan  dan kemajuan yang luar biasa. Masa ini melahirkan ulama-ulama besar vternama dan karya-karya agung dalam berbagai bidangimu agama. Misalnya dalam bidang ilmu tafsir, ilmu hadits, ilm kalam, dan ilmu fiqih.[5]
a.    Ilmu Tafsir
Pada masa abbasiyah ini, ilmu tafsir mengakami perkembangan yang sangat pesat dengan dilakukannya penafsiran secara sistematis , berangkai dan menyeluruh serta terpisah dari hadis. Dan pada masa ini pula muncul beberapa lairan dengan tafsirnya masing-masing, seperti ahlusunnah, syi’ah, dan mu’tazilah.
Ahli tafsir yang terkenal pada bidang tafsir bi al ma’tsur masa ini adalah al subhi (w. 127 H), muqatil bin sulaiman (w. 150 H). sedangkan dari tafsir bi al ra’yi yang sebagian dipelopori oleh golongan mu’tazilah adalah abu bakar al ‘asham (w. 240 H) dan ibnu jarwi al’asadi (w. 387 H).
b.    Ilmu Hadis
Pada masa daulah bani abbasiyah, kegiatan dalam bidang pengkodifikasian hadis dilakukan pula dengan giat sebagai nkelanjutan dari usaha para ulama sebelumnya. Perlu diketahui bahwa pengkodifikasian hadis sebelum masa abbasiyah dilakukan tanpa mengadakan penyaringan, sehingga bercampur antara hadis nabi saw. Dan yang bukan nabi saw.. berkenaan dengan kaeutamaan hadis sebagai sumber kedua setelah al quran, maka para ulama islam pada masa abbasiyah ini berusaha semaksimal mungkin menyaring hadist-hadist rasululah agar diterima sebagai sumber hukum.
Para ulama hadis yang terkenal pada masa ini adalah imam bukhari (w. 256 H), dengan bukunya shahih bukhari. Kemudian abu muslim al jajjaj (w. 261 H) berasal dari nisabur dengan karyanya shahih muslim. Kemudian ibnu majah (w. 273 H), abu dawud (w. 275 H), al turmudzi (w. 279 H) dan an nasa’I (w. 303 H). karya-karya mereka dikenal dengan nama al kutubu al sittah.[6]
c.    Ilmu Kalam
Pada masa ini muncul ulama-ulama besar di bidang ilmu kalam, baik dari kalangan mu’tazilah maupun ahlusunnah waljama’ah. Dari kalangan mu’tazilah dikenal antara lain abu huzail al allaf (w. 235 H), al junnaj (w. 290 H0, al jahiz (w. 255 H), al nizam (w. 231 H). sedangkan dari golongan ahlusunnah wal jama’ah ada al asy’ari (w. 234 H), al baqillani (w. 497 H), al ghazali (w. 505 H) dan al maturudi (w. 333 H). Pengembangan ilmu kalam pada masa ini mempunyai peran yan cukup besar yaitu dalam menjaga akidah islam dengan menggunakan argumentasi manthiq dan filosofi rasional.
d.   Ilmu Fiqih
Diantara kebanggaan  zaman pemerintahan daulah bani abbasiyah adalah terdaptnya empat imam madzhab yang ulung ketika itu. Yang mereka itu adalah, imam syafi’I, imam malik, imam abu hanifah, dan imam ahmad bin hambal. Keempat imam madzhab tersebut dengan karya-karya mereka merupakan para ulama fikih yang paling agung dan tiada bandingannya di dunia islam waktu itu.
2.    Kemajuan Ilmu-Ilmu Umum
Pada masa pemerintahan daulah Abbasiyah mengalami kemajuan dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Hal ini disebabkan para khalifah memfokuskan pada pengembangan pengetahuan dan teknologi. Mereka menterjemahkan berbagai karya-karya baik dari bahasa Yunani, Persia, dan lain-lain. Kemajuan bidang pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai meliputi:
·      Geometri, perhatian cendekiawan muslim terhadap geometri dibuktikan oleh karya-karya matematika. Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi telah menciptakan ilmu Aljabar. Kata al-Jabar berasal dari judul bukunya, al-Jabr wa al-Muqoibah. Ahli geometri muslim lain abad itu ialah Kamaluddin ibn Yunus, Abdul Malik asy-Syirazi yang telah menulis sebuah risalah tentang Conics karya Apollonius dan Muhammad ibnul Husain menulis sebuah risalah tentang “Kompas yang sempurna dengan memakai semua bentuk kerucut yang dapat digambar”. Juga al-Hasan al-Marrakusy telah menulis tentang geometri dan gromonics.
·      Trigonometri, pengantar kepada risalah astronomi dari Jabir ibnu Aflah dari Seville, ditulis oleh Islah al-Majisti pada pertengahan abad, berisi tentang teori-teori trigonometrikal. Dalam bidang astronomi terkenal nama al-Fazari sebagai astronom Islam yang pertama kali menyusun astrolobe. Al-Fargani yang dikenal di Eropa dengan nama al-Faragnus menulis ringkasan ilmu astronomi yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis.
·      Geografi, al-Mas’udi ahli dalam ilmu geografi diantara karyanya adalah Muuruj al-Zahab wa Ma’aadzin al-Jawahir.
·      Antidote (penawar racun), ibnu Sarabi menulis sebuah risalah elemen kimia penangkal racun dalam versi Hebrew dan Latin. Penerjemahan dalam bahasa Latin (mungkin suatu adaptasi atau pembesaran) terbukti menjadi lebih populer dan lebih berpengaruh daripada karya aslinya dalam bahasa Arab.
·      Di bidang kimia terkenal nama Jabir ibn Hayyan. Dia berpendapat bahwa logam seperti timah, besi dan tembaga dapat diubah menjadi emas atau perak dengan mencampurkan sesuatu zat tertentu.
·      Ilmu kedokteran dikenal nama al-Razi dan ibn Sina. Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak. Sesudahnya ilmu kedokteran berada di tangan ibn Sina. Ibnu Sina yang juga seorang filosuf berhasil menemukan sistem peredaran darah pada manusia. Diantara karyanya adalah al-Qanun fi al-Thibb yang merupakan ensiklopedi kedokteran paling besar dalam sejarah.
·      Bidang optikal Abu Ali al-Hasan ibn al-Haitami, yang di Eropa dikenal dengan nama al-Hazen. Dia terkenal sebagai orang yang menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke benda yang dilihat. Menurut teorinya yang kemudian terbukti kebenarannya, bendalah yang mengirim cahaya ke mata.
·      Filsafat, tokoh yang terkenal adalah al-Farabi, ibn Sina dan ibn Rusyd. Al-Farabi banyak menulis buku tentang filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika, dan interpretasi terhadap filsafat Aristoteles. Ibn Sina juga banyak mengarang buku tentang filsafat. Yang terkenal diantaranya ialah al-Syifa’. Ibn Rusyd yang di Barat lebih dikenal dengan nama Averroes, banyak berpengaruh di Barat dalam bidang filsafat, sehingga disana terdapat aliran yang disebut dengan Averroisme.[7]
3.    Kemajuan Bidang Kesenian
Kesenian yang berkembang pada masa dulah bani abbasiyah ini adalah musik. Banyak risalah musikal telah ditulis oleh tokoh dari sekolah Maragha, Nasiruddin Tusi dan Qutubuddin asy-Syirazi, tetapi lebih banyak teoritikus besar pada waktu itu adalah orang-orang Persia lainnya. Safiuddin adalah salah seorang penemu skala paling sistematis yang disebut paling sempurna dari yang pernah ditemukan.
C.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
a)      Para Khalifah tetap dari keturunan Arab, sedang para menteri, panglima, Gubernur dan para pegawai lainnya dipilih dari keturunan Persia dan mawali .
b)      Kota Baghdad digunakan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi sosial dan kebudayaan.
c)      Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan mulia.
Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya .
d)     Para menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan tugasnya.
e)      Stabilitas ekonomi dan politik pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah.
f)       Banyak cendekiawan yang diangkat menjadi pegawai pemerintah dan istana, di samping menjadi wazir mereka juga menjadi pendidik anak-anak khalifah.



BAB III
KESIMPULAN
Daulah Abbasiyah merupakan lanjutan dari pemerintahan Daulah Umayyah.
Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendirinya adalah keturunan Abbas, paman Nabi. Daulah Abbasiyah didirikan oleh Abdullah as-Safah. Kekuasaannya berlansung dari tahun 750-1258 M. Di dalam Daulah Bani Abbasiyah terdapat ciri-ciri yang menonjol yang tidak terdapat di zaman bani Umayyah, antara lain :
1.    Dengan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, pemerintahan Bani Abbas menjadi jauh dari pengaruh Arab. Sedangkan Dinasti Bani Umayyah sangat berorientasi kepada Arab.
2.    Ketentaraan profesional baru terbentuk pada masa pemerintahan Bani Abbas.
Sebelumnya belum ada tentara Khusus yang profesional.
3.    Para ilmuwan yang lahir dari peradaban abbasiyah adalah para ilmuwan yang sangat dikenal di berbagai pelosok dunia. Buku-buku karya mereka juga menjadi acuan utama bagi para ilmuwan lainnya, baik di Barat maupun di Timur.
 Bidang Astronomi: Al-Fazari, Al- Fargani (Al-Faragnus), Jabir Batany, Musa bin Syakir, dan Abu Ja’far Muhammad.
·         Bidang Kedokteran: Ibnu Sina (Avicenna), Ibnu Masiwaihi, Ibnu Sahal, Ali bin Abbas, Al-Razi, Ibn Rusyd, dan Al-Zahawi.
·         Bidang Optika: Abu Ali al-Hasan ibn al-Haythani (al-Hazen).
·         Bidang Kimia: Jabir ibn Hayyan dan Ibn Baitar.
·         Bidang Matematika: Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi, Tsabit ibn Qurrah al-Hirany, dan Musa bin Syakir.
·         Bidang Sejarah: Al-Mas’udi dan Ibn Sa’ad.
·         Bidang Filsafat: Al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Rusyd, dan Musa bin Syakir.
·         Bidang Tafsir: Ibn Jarir ath Tabary, Ibn Athiyah al-Andalusy, Abu Bakar Asam, dan Ibn Jaru al-Asady.

DAFTAR PUSTAKA

Fu’adi, Imam. 2011 . Sejarah Peradaban Islam . Yogyakarta : Teras
http://makalah-ibnu.blogspot.com/2008/09/bani-abbasiyah.html
Malik, Maman A. . 2005. Sejarah Kebudayaan Islam . Yogyakarta : Pokja Akademik
Rofiq, Choirul. 2009 . Sejarah Peradaban Islam . Ponorogo : STAIN Ponorogo Press


[1] Imam fu’adi, sejarah peradaban islam, (yogyakarta : teras, 2011) hlm. 105
[2] ibid, hlm. 111
[3] Maman A. malik dkk, sejarah kebudayaan islam , (yogyakarta : pokja akademik, 2005) hlm. 113
[4] Choirul rofiq, sejarah peradaban islam, (yogyakarta : nadi offset, 2009) hlm. 151.
[5] Maman A. malik dkk, sejarah kebudayaan islam , (yogyakarta : pokja akademik, 2005) hlm. 124
[6] Maman A. malik dkk, sejarah kebudayaan islam , (yogyakarta : pokja akademik, 2005) hlm. 128
[7] http://makalah-ibnu.blogspot.com/2008/09/bani-abbasiyah.html

makalah Akhlak dan tasawuf

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan seseorang. Kita

misalnya mengatakan orang itu baik dan orang itu buruk. Masalahnya apakah yang disebut baik dan buruk itu? Dan apa ukuran atau indicator yang dapat digunakan untuk menilai pebuatan itu baik atau buruk? Dan apakah baik dan buruk itu merupakan sesuatu yang mutlak atau relative? Dan bagaimana pandangan islam terhadap baik dan buruk berikut hal-hal yang tekait dengan keduanya itu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dicarikan jawabannya sehingga pada saat kita menilai sesuatu itu baik atau buruk memiliki patokan atau indicator yang pasti. Untuk itu pada makalah ini akan dibahas pengertian baik dan buruk, ukuran untuk menilai baik dan buruk, sifat baik dan buruk, serta pandangan islam mengenai baik dan buruk. Pembahasan masalah ini kita masukkan disini karena berkaitan dengan pembahasan tentang akhlak, sehingga dikatakan bahwa ilmu akhlak ini membahas tentang tingkah laku dan perbuatan manusia dan menetapkannya baik atau buruk.


B. Tujuan
Untuk mengetahui masalah yang disebut baik dan buruk, indicator yang dapat digunakan untuk menilai  baik dan buruk dan pandangan islam terhadap baik dan buruk.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian baik dan buruk
Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khair dalam bahasa arab, atau good dalam bahasa inggris. Louis Ma'luf dalam kitabnya, Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan (Louis Ma'luf,Mujid,(Beirut:al-Katatulikiyah,t.t),hlm.198.).. Sementara itu dalam Websters New Twentieth century dictionary, dikatakan bahwa baik adalah suatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan, kesenangan, persesuaian dan seterusnya (Webster's New Twentieth Century Dictionary , hlm .789.). Selanjutnya yang baik itu juga adalah suatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan yang memberikan kepuasan (Hombay, AS., EU Gaterby, H.Wakefield,The Advance leaner's Dictionary Of Current English, (London:Oxford University Dictionary , hlm.401).Yang baik itu juga dapat diartikan sesuatu yang sesuai dengan keinginan(Webster's World University Dictionary, hlm.401.). Dan disebut baik itu juga dapat pula berarti sesuatu yang mendatangkankan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia (Ensiklopedi Indonesia, Bagian I, hlm.362.). Dan selain itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa secara umum bahwa yang disebut baik atau kebaikan adalah sesuatu yang diiginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, jika tingkah laku tersebut menuju kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai (value), apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang kongkret (Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), cet.II, hlm.81.).. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa yang disebut baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Definisi kebaikan tersebut terkesan antroposentris, yakni memusat dan bertolak dari sesuatu yang menguntungkan dan membahagiakan manusia.

Mengetahui sesuatu yang baik sebagaimana yang disebutkan diatas akan mempermudah dalam mengetahui yang buruk. Dalam bahasa arab, istilah buruk dikenal dengan syarr, dan diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam kwalitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, tak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, yang tercela dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. Dengan demikian yang dikatakan buruk adalah suatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik dan tidak disukai kehadirannya.


B. Penentuan baik dan buruk
1. Baik buruk menurut aliran adat istiadat (sosialisme)
Menurut aliran ini baik buruk ditentukan berdasarkan adapt istiadat yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat. Orang yang mengikuti adapt dipandang baik dan yang menentang dianggap buruk, dan perlu dihukum secara adat.

Ahmad Amin mengatakan bahwa setiap bangsa menpunyai adat dan menganggap baik jika, mengdidik anak-anaknya secara adat istiadat, menanamkan perasaan mereka bahwa adat akan membawa kepada kesucian sehingga apabila seseorang menyalahi adat sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya (Asmaran As, op. cit, hlm.30.).

Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadat ang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, cakap-cakap, dan sebagainya. Orang yang mengikuti cara yang demikian itulah yang dianggap baik. Kelompok yang menilai baik dan buruk berdasarkan adat istiadat ini dalam tinjauan filsafat dikenal dengan istilah aliran sosialisme.

2. Baik buruk menurut aliran Hedonisme
Aliran Hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua karena berakar pada filsafat yunani, khususnya pemikiran filsafat Epicurus ( 341-270 SM), yang selanjutnya dikembangkan oleh cyrenics dan belakangan ditumbuh kembangkan oleh Freud (Ahmad Amin, loc. Cit,. hlm.92; Poedjawijatna,loc,.cit., hlm.44.).

Paham ini menyatakan perbuatan baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kenikmatan, kelezatan dan kepuasan nafsu biologis. Epicurus sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa kebahagian atau kelezatan itu adalah tujuan manusia. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan.

Hedonisme model pertama yang individualistik lebih banyak mewarnai masyarakat barat yang bercorak liberal dan kapitalis, sementara hedonisme model kedua yang sosialistik banyak mewarnai masyarakat eropa yang komunis.

3. Baik dan buruk menurut paham intuisisme (humanisme)
Intuisi adalah kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk. Dengan sekilas tampa melihat buah atau akibatnya9. Kekuatan batin atau yang disebut juga sebagai kata hati adalah merupakan potensi rohaniah yang secara fitrah telah ada pada diri setiap orang. Paham ini berpendapat bahwa pada setiap manusia mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan sekilas pandang10. Kekuatan batin ini terkadang berbeda refleksinya, karena pengaruh masa dan lingkungan, akan tetapi pada dasarnya ia tetap sama dan berakar pada tubuh maanusia. Apabila ia melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang dapat memberitahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hukum baik dan buruknya. Oleh karna itu kebanyakan manusia sepakat mengenai keutamaan seperti benar, dermawan, berani dan mereka juga sepakat menilai buruk terhadap suatu perbuatan yang salah, kikir dan pengecut.

Poedjawijatna mengatakan bahwa menurut aliran ini yang baik adalah yang sesuai dengan kodrat manusia, yaitu kemanusiaannya cenderung kepada kebaikan. Penentuan terhadap baik buruknya tindakan yang kongkret adalah perbuatan yang sesuai dengan kata hati orang yang bertindak. Dengan demikian ukuran baik buruk suatu perbuatan menurut paham ini adalah tindakan yang sesuai dengan derajat manusia, dan tidak menentang atau mengurangi keputusan hati (Poedjawijatna, op, cit.,hlm.49). Secara batin setiap orang pasti tidak akan dapat membohongi kata hatinya.jika suatu ketika seseorang yang mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya, hal yang demikian hanya dapat dilakukan atau ditrima oleh ucapannya, tetapi kata hatinya tetap tidak mengakui kebohongan itu.

4. Baik dan buruk menurut paham Utilitarianisme
Secara harfiah berarti berguna. Menurut paham ini bahwa yang baik adalah yang berguna.Jika ini berlaku bagi perorangan,disebut individual,dan jika berlaku bagi masyarakat dan Negara disebut social.

Pada masa sekarang ini,kemajuan dibidang teknik cukup meningkat,dan kegunaanlah yang menentukan segala-galanya.Namun demikian paham ini cenderung ektrim dan melihatkegunaan hanya dari sudut pandang materialistik.Kegunn bisa diterima jika hal-hal yang digunakan tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.Nabi misalnya menilai orang yang baik adalah memberi manfaat bagi yang lainnya.( HR.Bukhari).

5. Baik buruk menurut paham Religiosisme.
Menurut paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak tuhan,sedangkan perbuatan buruk adalah sebaliknaya.Dalam paham ini keyakianan teologis,yakni keimanan kepada tuhan memegang peranan penting,karna tidak mungkin orang mau babuat sesui dengan kehendak tuhan jika bersangkutan tidak beriman kepadaNya.

Diketahui didunia ini terdapat bermacam-macam agama ,dan masing-masimg menentuken bik dan buruk menurut ukurannya masing-masing.Agama Hindu,Budha,Yahudi,Kristen dan Islam misalnya ,masing-masing memiliki tolak ukur tentang baik dan buruk yang dengan yang lainnya berbeda-beda.


C. Sifat Dari Baik Dan Buruk
Sifat dan corak baik buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat adalah sesuai dengan sifat dari filsafat itu sendiri,yakni berubah dan tidan universal.Nilai baik dan buruk bersifat relative.

Sifat baik dan buruk berguna sesui zamannya ,dan ini dapat dimanfaatkan untuk menjabarkan ketentuan baik dan burukyang terdapat dalam ajaranAhlak yang besumber dari ajaran islam.


D. Baik Buruk Menurut Ajaran Islam.
Ajaran islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah S.W.T.,menurut ajran agama islam penentuan baiak dan buruk harus didasarkan pada Al-quran dan Hadist.Didalam Al-quran maupun hadist banyak dijumpai istilah yang mengcu pada yang baik dan yang buruk. Diantara istilah yang mengacu pada hal yang baik misalnya al-hasanah,thayyibah,khair,mahmudah ,karimah dan al-birr.

1. Al-hasanah
Al-Raghib Asfahani mengemukakan bahwa sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau yang dipandang baik adalah hasanah.Hasanah  dibagi menjadi tiga ,pertama hasnah dari segi akal,kedua hasnah dari segi nafsu/keinginan dan hasanah dari panca indra (Al-Raghib al-Asfahani, Mu'jam Mufradat al-fadz al-Qur'an, (Beirut:Dar al-Fikr, t.t.).hlm.117.). Lawan dari hasanah adalah Al-sayyiah. Yang termasuk hasanah mislnya keuntungan,kelapangan rezeki dan kemenangan.

2. Al-thayyibah
Kata Al-thayyibah khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatuyang memberikan kelezatan kepada panca indra dan jiwa,seperti makanan ,pakaian,dan tempat tinggal dan sebagainya (Ibid., hlm.321.). Lawan dari Al-thayyibah adalah Al-qhabibah yang artinya buruk.

3. Al-khair
Kata Al-khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baikoleh seluruh umat manusia,seperti berakal,adil,keutamaan dan segala sesuatu yang ber manfaat.Lawannya adalah Al-syarr (Ibid., hlm. 163.).

4.Karimah
Kata Al-karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan ahlak yang terpuji yang ditampakkan pada kehidupan sehari-hari (Ibid., hlm. 446.).Selanjutnya kata karimah biassa digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang terpuji yang sekalanya besar,seperti menafkahkan hartanya dijalan Allah dan berbuat baik pada orang tua.

5. Al-mahmudah
Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang utamasebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai Allah SWT (Ibid., hlm. 163.). Dengan demikian kata Al-mahmudah lebih menunjukkan pada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual.

6.Al-birr
Kata Al-birr digunakan untuk menunjukkan pad upaya memperluas melakukan perbuatan yang baik.Kata tesebut terkadang digunakan sebagai sifat Allah dan terkadang juga untuk manusia.Jika kata tersebut diguanakan untuk sifat Allah ,maka maksudnya adalah bahwa Allah memberikan pahala yang besar,dan jika digunakan untuk manusia , maka yang dimaksud adalah ketaatannya (Ibid., hlm. 37.).


DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad, Etika (ilmu ahlak),(ter.) Farid Ma'ruf,dari judul asli al- Akhlaq, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983),cet.III.
Asfahani,al-Raghib,Mu'Jam Mufradat Alfadz Al-Qur'an,(Beirut:Dar al-Fikr,t,t.).
Charis Zubair, Ahmad, Kuliah Etika, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990)cet II.
Nata, Abuddin, MA,,Dr.H, Aklak Tasawuf, JAKARTA, PT Raja Grafindo Jakarta, 2002

baik dan buruk dari berbagai aliran

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Baik dan buruk adalah persoalan yang pertama kali muncul di kalangan para filsuf Yunani. Persoalan ini pula yang menjadi pembicaraan utama dalam kajian ilmu akhlak dan ilmu estetika. Sebelum membahas lebih dalam tentang baik dan buruk alangkah baiknya untuk memahami kedua istilah tersebut yaitu baik dan buruk. Istilah baik dan buruk merupakan dua kata yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
Bahkan, setiap filsuf hampir mebicarakan persoalan ini, terutama para filsuf dari kalangan Marxisme. Di kalangan para teolog, persoalan ini memunculkan perdebatan yang sengit diantara aliran – aliran. Mu’tazilah, umpanya, berpendapat bahwa akal manusia mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Ini berbeda dengan aliran Ahlus Sunnah wa Jamaah, diantaranya Asy’ariyyah. Mereka berpendapat bahwa penentu baik dan buruk mutlak merupakan otoritas wahyu, bukan domain akal.
Pembicaraan mengenai baik dan buruk penting karena dua alasan. Pertama, persoalan ini menjadi pembahasan utama ilmu akhlak sekaligus menjadi inti keberagaman seseorang. Kedua, mengetahui pandangan Islam tentang persoalan ini di tengah maraknya berbagai aliran yang memperbincangkan persoalan ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian baik dan buruk ?
2.      Apa saja aliran baik dan buruk ?
3.      Bagaimana sifat baik dan buruk ?
4.      Apa saja ruang lingkup baik dan buruk ?

C.     Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui pengertian baik dan buruk.
2.      Untuk mengetahui aliran baik dan buruk.
3.      Untuk mengetahui sifat baik dan buruk.
4.      Untuk mengetahui ruang lingkup baik dan buruk.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN BAIK DAN BURUK
Pengertian baik secara bahasa adalah terjemahan dari kata khoir dalam bahasa Arab, atau good dalam bahasa Inggris. Louis Ma`luf dalam kitab Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan[1]. Selanjutnya, yang baik itu juga adalah sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberikan kepuasan. Yang baik itu juga sesuatu yang sesuai dengan keinginan.[2] Dan yang disebut baik itu adalah sesuatu yang mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia. Adapula pendapat bahwa yang disebut baik atau kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, diusahakan dan menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, apabila hal tersebut menuju kesempurnaan manusia. Sedangkan kebaikan disebut nilai (value), apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang kongkrit.
Dari beberapa kutipan diatas, menggambarkan bahwa yang disebut baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Dengan mengetahui sesuatu yang baik, maka akan mempermudah dalam mengetahui yang buruk. Dalam bahasa Arab, yang buruk itu dikenal dengan istilah syarr. Dan diartikan dengan sesuatu yang tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam kualitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, keji jahat, tidak bermoral dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat  yang berlaku. Dengan demikian yang dikatakan buruk itu adalah sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik.
Definisi diatas, memberikan kesan bahwa sesuatu yang disebut baik atau buruk itu relatif sekali, karena tergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing yang merumuskan. Dengan demikian nilai baik atau buruk menurut pengertian tersebut bersifat relatif dan subyektif, karena bergantung kepada individu yang menilainya.[3]

Dalam mendefinisikan baik buruk, setiap orang pasti berbeda- beda. Sebab sumber penentu baik dan benar, yaitu Tuhan dan manusia, wahyu dan akal, agama dan filsafat.
B.     Beberapa Aliran Baik dan Buruk
Perkembangan pemikiran manusia selalu berubah, begitu juga patokan yang digunakan orang untuk menentukan baik dan buruk manusia. Keadaan yang demikian ini menurut Poedjawijatna terpengaruh oleh pandangan  filsafat tentang manusia yaitu antropologia metafisika. Beliau menyebutkan sejumlah pandangan filsafat yang digunakan dalam menilai baik dan buruk, yaitu hedonisme, utilitarianisme, vitalisme, sosialisme, religiosisme dan humanisme.[4] Sedangkan Asmaran As. Menyebutkan ada empat aliran filsafat  yaitu adat kebiasan, hedonisme, intuisi, dan evolusi[5].
Beberapa kutipan tersebut diatas saling melengkapi dan dapat disimpulkan bahwa diantara aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi dalam penentuan baik dan buruk ini adalah aliran adat istiadat, hedonisme, intuisisme (humanisme), utilitarianisme, vitalisme, religiousisme, dan evolusisme. Dari berbagai kutipan tersebut diatas beberapa aliran filsafat yang mempengaruhi pemikiran akhlak dapat dikemukakan secara ringkas berikut ini.;
1.      Baik dan Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat (Sosialisme)
Baik dan buruk menurut aliran ini ditentukan berdasarkan adat istiadat yang berlaku dan dipegangi oleh masyarakat. Orang yang mengikuti dan berpegang teguh pada adat dipandang baik, dan orang yang menentang tidak mengikuti adat-istiadat dipandang buruk dan mendapat hukuman secara adat. Adat istiadat selanjutnya dipandang sebagai pendapat umum. Ahmad Amin mengatakan bahwa tiap bangsa atau daerah mempunyai adat tertentu mengenai baik dan buruk.[6]
Di masyarakat akan kita jumpai adat-istiadat yang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum dan sebagainya. Orang yang mengikuti cara yang demikian itulah yang dianggap orang baik, dan orang yang mengingkarinya adalah orang yang buruk. Kelompok yang menilai baik dan buruk menurut adat ini dalam pandangan filsafat di kenal dengan aliran sosialisme. Paham ini muncul dari anggapan karena masyarakat itu terdiri dari manusia, maka masyarakatlah yang menentukan nilai  baik dan buruk perbuatan manusia itu sendiri. Karena hakikat dari adat itu sendiri sebenarnya adalah produk budaya manusia yang sifatnya nisbi dan relatif, maka nilai baik dan buruk tersebut juga sangat relatif juga.
2.      Baik & Buruk Menurut Aliran Hedonisme
Aliran ini adalah aliran filsafat yang bersumber pada pemikiran filsafat Yunani Kuno. Terutama pemikiran filsafat Epicurus (341-270 SM), kemudian dikembangkan oleh Cyrenics, berikutnya dikembangkan oleh Freud.[7] Menurut paham ini, bahwa perbuatan yang baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan, kenikmatan dan kepuasan nafsu biologis.
Aliran ini tidak mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung kelezatan, melainkan ada pula yang mendatangkan kepedihan atau kesengsaraan. Epicurus sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa kebahagiaan atau kelezatan itu adalah tujuan semua manusia hidup didunia. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan. Sedangkan akhlak adalah berbuat untuk menghasilkan kelezatan, kemulyaan, dan kebahagiaan. Keutamaan tidak mempunyai nilai tersendiri, melainkan nilainya terletak pada kelezatan yang mengiringinya.
Disini, Epicurus lebih mementingkan kelezatan akal dan rohani daripada kelezatan badan. Yang dapat merancang dan merencanakan kelezatan itu adalah akal dan jiwa (rohani). Oleh karena itu kelezatan akal dan jiwa lebih lama dan lebih kekal daripada kelezatan badan. Tahap berikutnya, paham Hedonisme ada dua corak, yaitu pertama individual, kedua, universal. Pertama, berpendapat bahwa yang dipentingkan terlebih dahulu adalah mencari kelezatan dan kepuasan sebesar-besarnya untuk dirinya sendiri (individualistik). Kedua, memandang bahwa perbuatan yang baik itu adalah yang mementingkan kebahagiaan untuk kebutuhan sesama manusia atau orang banyak bahkan semua makhluk yang berperasaan. Sejalan dengan paham ini, maka perbuatan yang dianggap baik dan utama apabila perbuatan itu menghasilkan kebahagiaan bersama. Berlaku benar misalnya menjadi utama karena ia menghasilkan kebahagiaan bagi masyarakat dan kita dapat mempercayai orang lain, karena orang tersebut menunjukkan sikap yang benar.
3.      Baik dan Buruk Menurut Paham Intuisisme (Humanisme)
Intuisi adalah kekuatan batik yang dapat menetukan sesuatu baik atau buruk dengan sekilas tanpa melihat buah atau akibatnya. Kekuatan batin atau suara hati adalah merupakan potensi rohaniah yang secara fitrah telah ada pada diri manusia. Paham ini berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan insting batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan sekilas pandang. Kekuatan batin kadang berbeda refleksinya, karena pengaruh masa, tempat dan lingkungan. Akan tetapi dasarnya tetap sama dan berakar pada tubuh manusia. Misal, apabila ia melihat suatu perbuatan, maka ia mendapat semacam ilham atau petunjuk yang dapat memberi tahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hukum baik dan buruknya. Oleh karena itu, manusia sepakat tentang keutamaan seperti benar, dermawan, berani. Mereka juga sepakat menilai buruk terhadap perbuatan yang salah, pendusta, dan pengecut.
Kekuatan batin adalah merupakan kekuatan yang telah ada dalam diri jiwa manusia. Kita telah diberi kemampuan untuk membedakan antara baik dan buruk, sebagaimana kita diberi mata untuk melihat dan telingat untuk mendengar. Paham ini berpendapat bahwa yang baik adalah perbuatan yang sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh hati nurani. Sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang menurut hati nurami dipandang buruk. Paham ini dikenal dengan paham humanisme.[8]Penentuan baik dan buruk perbuatan melalui hatinurani yang dibimbing oleh ilham atau intuisi  ini banyak dianut dan dikembangkan  oleh para pemmikir akhlak dari kalangan Islam.

4.      Baik dan Buruk Menurut Paham Utilitarianisme
Secara bahasa utilis berarti berguna. Paham ini berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna. Kalau ukuran ini berlaku bagi perorangan disebut individual, dan jika berlaku bagi masyarakat dan negara disebut sosial. Paham ini mendapatkan perhatian dizaman sekarang. Di abad sekarang ini, kemajuan dibidang teknologi meningkat tajam, dan kegunaanlah yang menentukan segala sesuatunya. Kelemahannya paham ini adalah hanya melihat kegunaan dari sudut materialistik. Misal, orang tua jumpo semakin kurang mendapatkan penghargaan, karena secara material sudah tidak lagi kegunaannya. Padahal kedua orang tua tetap berguna untuk dimintai nasihat, doa dan pengalaman masa lalu yang sangat berharga.[9]
Paham ini juga menjelaskan arti kegunaan tidak hanya yang berhubungan dengan materi, melainkan melalui sifat rohani yang bisa diterima akal. Dan kegunaan bisa diterima jika yang digunakan itu hal-hal yang tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain. Disini Nabi juga menilai bahwa orang yang baik adalah orang yang banyak memberi manfaat kepada orang lain (HR. Bukhari)
5.      Baik dan Buruk Menurut Paham Vitalisme
Paham ini berpendapat bahwa yang baik adalah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Kekuatan dan kekuasaan yang menaklukkan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik. Paham ini lebih cenderung pada sikap binatang, dan berlaku hukum siapa yang kuat dan menang itulah yang baik. Paham ini pernah dipraktekkan oleh para penguasa di zaman feodalisme terhadap kaum yang lemah, tertindas dan bodoh. Dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki, ia dapat mengembangkan pola hidup feodalisme, kolonialisme dan diktator. Kekuatan dan kekuasaan menjadi lambang dan status sosial untuk dihormati. Ucapan, perbuatan dan aturan yang dikeluarkan menjadi pegangan masyarakat meskipun salah.
Dalam masyarakat yang sudah maju, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi sudah banyak dikuasai oleh masyarakat, maka paham vitalisme tidak akan mendapatkan tempat lagi, kemudian beralih dengan sifat demokratis.
6.      Baik dan Buruk Menurut Paham Religiosisme
Paham ini berpendapat bahwa yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Paham ini, terhadap keyakinan teologis yaitu keimanan kepada Tuhan sangat memegang peranan penting. Karena tidak mungkin orang berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan, apabila yang melakukan tidak beriman kepada-Nya.
Perlu diketahui, bahwa di dunia ini ada bermacam-macam  agama yang dianut, dan masing-masing agama menentukan baik buruk menurut ukurannya agama masing-masing. Agama Hindu, Budha, Yahudi, Kristen dan Islam, masing-masing agama tersebut memiliki pandangan dan tolok ukur tentang baik dan buruk antara yang satu dengan lainnya berbeda-beda dan juga ada persamaannya. terdapat [10]
7.      Baik dan Buruk Menurut Paham Evolusi
Paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini mengalami evolusi, yaitu berkembang dari apa adanya sampai pada kesempurnaan. Paham seperti ini tidak hanya berlaku pada benda-benda yang tampak, seperti binatang, manusia dan tumbuh-tumbuhan, akan tetapi juga berlaku pada benda yang tidak dapat dilihat dan diraba oleh indra, seperti moral dan akhlak.
Salah seorang ahli filsafat Inggris bernama Herbert Spencer (1820-1903) berpendapat bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana, kemudian berangsur-angsur meningkat sedikit demi sedikit berjalan kearah cita-cita yang dianggap sebagai tujuan. Perbuatan itu baik apabila dekat dengan cita-cita tersebut, dan buruk apabila jauh daripada cita-cita tersebut. Adapun tujuan manusia dalam hidup ini ialah untuk mencapai cita-cta tujuan atau mendekatinya.
Paham ini, bahwa cita-cita manusia dalam hidup adalah untuk mencapai kesenangan dan kebahagiaan. Kebahagiaan disini berkembang menurut keadaan yang mengitarinya. Kalau perbuatan manusia sesuai dengan keadaan yang diharapkan yaitu lezat dan bahagia, maka hidupnya akan bahagia dan senang, begitu juga sebaliknya. Paham ini yang menjadikan ukuran perbuatan baik manusia adalah merubah diri sesuai dengan keadaan yang berlaku. Paham ini juga sesuai dengan pendapat Darwin (1809-1882). Dia menjelaskan bahwa perkembangan alam didasari oleh ketentuan alam, perjuangan hidup, dan kekal bagi yang lebih pantas.[11]
Herbert Spencer ( 1820-1903 ) salah seorang ahli filsafat Inggris yang berpendapat evolusi ini mengatakan bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana, kemudian berangsur meningkat sedikit demi sedikit berjalan ke arah cita-cita yabg dianggap sebagai tujuan. Perbuatan itu baik bila dekat dengan cita-cita itu dan buruk bila jauh dari padanya. Sedang tujuan manusia dalam hidup ini ialah mencapai cita-cita atau paling tidak mendekatinya sedikit mungkin.
            Cita-cita manusia dalam hidup ini – menurut paham ini – adalah untuk mencapai kesenangan dan kebahagiaan. Kebahagiaan di sini berkembang menurut keadaan yang mengelilinginya. Dapat dilihat bahwa perbuatan manusia terkadang sesuai dengan keadaan yang mengelilinginya, maka hidupnya akan senang dan bahagia. Oleh karena itu menjadi keharusan untuk mengubah dirinya menurut keadaan yang ada di sekelilingnya, sehingga dengan demikian sampailah ia kepada kesempurnaan atau kebahagiaan yang menjadi tujuannya.
            Tampaknya bahwa Spencer menjadikan ukuran perbuatan manusia itu ialah mengubah diri sesuai dengan keadaan yang mengelilinginya. Suatu perbuatan dikatakan baik bila menghasilkan lezat dan bahagia dan ini bisa terjadi bila cocok dengan keadaan di sekitarnya.
            Dalam sejarah paham evolusi, Darwin ( 1809-1882 ) adalah seorang ahli pengetahuan yang paling banyak mengemukakan teorinya. Dia memberikan penjelasan tentang paham ini dalam bukunya The Origin of Species. Dikatakan bahwa perkembangan alam ini didasari oleh ketentuan-ketentuan berikut :
1)      Ketentuan alam ( selection of nature )
2)      Perjuangan hidup ( struggle for life )
3)      Kekal bagi yang lebih pantas ( survival for the fit test )
Yang dimaksud dengan ketentuan alam adalah bahwa ala mini menyaring segala yang maujud (ada) mana yang pantas dan bertahan akan terus hidup, dan mana yang tidak pantas dan lemah tidak akan bertahan hidup.
            Berdasarkan cirri-ciri hokum alam yang terus berkembang ini dipergunakan untuk menentukan baik dan buruk. Namun ikut sertanya berubah dan berkembangnya ketentuan baik buruk  sesuai dengan perkembangan ala mini akan berakibat menyesatkan, karena ada yang dikembangkan itu boleh jadi tidak sesuai dengan morma yang berlaku secara umum dan telah diakui kebenarannya.
8.      Deontologi
Menurut aliran ini, suatu tindakan dianggap baik bukan berdasarkan tujuan atau dampak perbuatan itu, tetapi berdasarkan tindakan itu sendiri. Dengan kata lain, perbuatan tersebut bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan, terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.

C.    Sifat Baik dan Buruk
Sifat baik dan buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat adalah sesuai dengan sifat dari filsafat itu sendiri, yaitu berubah, relatif nisbi dan tidak universal. Dengan demikian sifat baik buruk yang dihasilkan berdasarkan melalui pemikiran filsafat tersebut menjadi relatif dan nisbi, yaitu dapat terus berubah. Sifat baik buruk tersebut yang dikemukakan sifatnya subyektif, lokal dan temporal. Oleh karena itu nilai baik buruk juga sifatnya relatif.
Perlu ada ketentuan batasan baik dan buruk yang didasarkan pada nilai-nilai universal, yaitu pandangan intuisisme. pendapat yang demikian itu tetap berguna yaitu untuk menjabarkan ketentuan baik buruk yang terdapat dalam ajaran akhlak yang bersumber dari ajaran Islam.

D.    Ruang Lingkup Baik dan Buruk dalam Islam
Ajaran Islam bersumber dari wahyu Allah SWT berupa al-Qur`an yang dalam penjabarannya dicontohkan oleh Sunah Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam ajaran Islam mendapatkan perhatian besar. Istilah baik dan buruk menurut Islam harus didasarkan pada petunjuk al-Qur`an dan al-Hadis. Kalau kita perhatikan, istilah baik dan buruk dapat kita jumpai dalam Qur`an maupun Hadis, seperti al-hasanah, thayyibah, khairah, karimah, mahmudah, al-birr, dan azizah.[12]
Al-hasanah menurut al-Raghib al-Afahani adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau dipandang baik. Kemudian al-hasanah dibagi menjadi tiga bagian. Yaitu, pertama; hasanah dari segi akal, kedua, hasanah dari segi hawa nafsu atau keinginan dan ketiga, hasanah dari segi pancaindra, sedangkan Lawan dari al-hasanah adalah al-sayyiah . Yang termasuk al-hasanah adalah keuntungan, kelapangan rezeki, dan kemenangan. Adapun yang termasuk al-sayyiah seperti kesempitan, kelaparan, dan keterbelakangan.
Adapun kata at-thayyibah khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang memberikam kelezatan kepada panca indra dan jiwa. Seperti makanan pakaian, tempat tinggal dan sebagainya. Adapun lawannya adalah al-qabihah yang artinya buruk[13]. Berikutnya, kata al-khoir digunakan untuk menunjukkan suatu yang baik oleh seluruh umat manusia. Seperti berakal, adil, keutamaan dan semua yang bermanfaat bagi manusia. Lawan dari al-khoir adalah as-syarr. Seperti pada ayat[14]QS.al-Baqarah, 2 : 158.
Adapun kata al-mahmudah dipakai untuk sesuatu yang utama sebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai Allah SWT. Kata mahmudah lebih cenderung pada arti yang bersifat bathin dan spiritual. Seperti ayat.[15]QS.al-Isra`,17:79.
Berikutnya, kata al-karimah digunakan untuk perbuatan dan akhlak terpuji yang dimunculkan dalam realitas kehidupan sehari-hari.[16] Kata al-karimah biasa digunakan untuk perbuatan yang terpuji dalam sekala besar. Seperti menafkahkan hartanya dijalan Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua dan lainnya.
Selanjutnya, adalah kata al-birr,[17] dipakai untuk menunjuk pada upaya memperluas atau memperbanyak melakukan perbuatan yang baik. Kata tersebut bisa dipakai untuk sifat Allah dan bisa untuk sifat manusia. Kalau kata tersebut dipakai untuk sifat Allah, maka maksudnya bahwa Allah memberikan balasan pahala yang besar. Kemudian kalau dipakai untuk manusia,  maka yang dimaksud adalah untuk ketaatan dan ketundukan seorang hamba. Seperti pada ayat[18]QS. Al-Baqoroh, 2:177
Penjelasan al-birr dalam hadis juga disebutkan, yaitu ada salah seorang sahabat Nabi SAW bernama Wabishah bin Ma`bad berkunjung kepada Nabi SAW. Beliau menyapa dengan bersabda:
Engkau datang menanyakan tentang al-birr (kebaikan) ? ” Benar, wahai Rasul” jawab Wabishah, “Tanyailah hatimu!” al-birr adalah sesuatu yang tenang terhadap jiwa, dan yang tentram terhadap hati, sedangkan dosa adalah yang mengacaukan hati dan membimbangkan dada, walaupun setelah orang memberimu fatwa.
 Dalam hadis lain, Nabi menjelaskan al-birr dengan sabdanya:
Al-birr adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang beredar dihatimu dan kamu tidak suka orang lain mengetahuinya. (HR. Ahmad)
Dalam hadis tersebut kata al-birr dihubungkan dengan ketenangan jiwa dan akhlak terpuji, ini merupakan kebalikan dari dosa.[19] Jadi al-birr artinya akhlak yang mulia. Dari berbagai istilah kebaikan yang telah disebutkan dalam al-hadis maupun al-Qur`an adalah menunjukkan bahwa penjelasan tentang kebaikan menurut ajaran Islam lebih lengkap dibandingkan  dengan arti kebaikan yang disebutkan sebelumnya. Seperti firman Allah [20]QS. Al-Bayyinah, 98:5.
Dalam hadis juga disebutkan berikut ini,

Segala amal perbuatan akan sah kalau diserta dengan niat, dan semua perbuatan seorang itu dinilai sesuai dengan niatnya. (HR. Buhkari Muslim)
Perbuatan yang dinilai baik dalam Islam adalah perbuatan yang sesuai dengan petunjuk Qur`an dan Sunnah. Seperti taat kepada Allah dan Rasul-Nya, berbuat baik kepada kedua orang tua, saling menolong dan mendoakan dalam kebaikan, menepati  janji, menyayangi anak yatim, amanah, jujur, ikhlas, ridho dan sabar merupakan perbuatan yang baik. Sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang bertentangan dengan Qur`an dan Sunnah. Seperti bersikap membangkang terhadap perintah agama, durhaka kepada ibu bapak, saling bertengkar, dendam, mengingkari janji, curang, khianat, riya, sombong, putus asa dan lain sebagainya[21].Namun demikian al-Quran dan al-Sunnah bukanlah sumber ajaran yang eksklusif atau tertutup. Kedua sumber tadi bersikap terbuka untuk menghargai bahkan menampung pendapat akal pikiran, adat istiadat dan sebagainya yang dibuat oleh manusia dengan catatan semua itu tetap sejalan dengan petunjuk al-Quran dan al-Sunnah. Ketentuan baik dan buruk yang didasarkan pada logika dan filsafat dengan berbagai aliran sebagaimana disebutkan diatas, dan tertampung dalam istilah etika atau ketentuan baik dan buruk yang didasarkan pada istilah adat istiadat tetap dihargai dan diakui keberadaannya. Ketentuan baik buruk yang terdapat dalam etika dan moral dapat digunakan sebagai sarana atau alat untuk menjabarkan ketentuan baik dan buruk yang ada dalam al-Qur’an.





BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Dengan demikian yang dikatakan buruk itu adalah sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik. Aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi dalam penentuan baik dan buruk ini adalah aliran adat istiadat, hedonisme, intuisisme (humanisme), utilitarianisme, vitalisme, religiousisme, dan evolusisme.
Baik atau buruk itu relatif sekali, karena tergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing yang merumuskan. Dengan demikian nilai baik atau buruk menurut pengertian tersebut bersifat relatif dan subyektif, karena bergantung kepada individu yang menilainya.
Ajaran Islam bersumber dari wahyu Allah SWT berupa al-Qur`an yang dalam penjabarannya dicontohkan oleh Sunah Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam ajaran Islam mendapatkan perhatian besar. Istilah baik dan buruk menurut Islam harus didasarkan pada petunjuk al-Qur`an dan al-Hadis. Kalau kita perhatikan, istilah baik dan buruk dapat kita jumpai dalam Qur`an maupun Hadis, seperti al-hasanah, thayyibah, khairah, karimah, mahmudah, al-birr, dan azizah.


B.     SARAN
Dalam menjalani kehidupan sekarang ini pembaca disarankan dalam menentukan baik buruknya segala sesuatu berpegang pada Al – qur’an dan As- sunnah karena Al – Quran sebagai pedoman hidup yang berlaku sepanjang masa dan As- Sunnah sebagai penjelas dan penguat Al Qur’an.




DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon. Akhlak Tasawuf.Bandung : Pustaka Setia.2010
Hidayat, Nur.Bahan Ajar Akhlak Tasawuf.Yogkarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uin Sunan Kalijaga.2012
Nur Hidayat.2011.http://arrifaiahmad.blogspot.com/2011/07/hand-out-akhlaq-tasawuf-oleh-nur.html. Diakses pada tanggal 1 November 2013.
Abdurrahman.2011.http://abdurrahmanteh.blogspot.com/2011/04/baik-dan-buruk-menurut-perspektif.html. Diakses pada tanggal 1 November 2013.
Rifki Isma Risma.2013.http://rifkiismarismailblog.wordpress.com/2013/01/20/mengurai-landasan-pengetahuan-filsafat-ontologi/. Diakses pada tanggal 1 November 2013.



[1] Louis Ma`luf, Munjid, al-Maktabah al-Katulikiyah, tt. Beirut, hlm. 198
[2]  Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.104
[3]   Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.106
[4] Poedjawijatna, Etika Filsafat Tingkah Laku, Bina Aksara, Jakarta, 1982, hlm. 43
[5] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.107
[6] Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), Bulan Bintang, Jakarta, 1983, hlm. 87
[7] Ahmad Amin, Etika ….,  hlm. 92

[8]Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.112
[9] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.114
[10] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.116
[11] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.119
[12]  Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.120
[13] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.120
[14] Qur`an Digital
[15] Qur`an Digital
[16]  Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.121
[17]  Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.122
[18] Qur`an Digital
[19]  Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.12
[20] Qur`an Digital
[21]  Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf……….., hlm.126

Baik dan Buruk

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan seseorang. Kita  misalnya mengatakan orang itu baik dan orang itu buruk. Masalahnya apakah yang disebut baik dan buruk itu? Dan apa ukuran atau indicator yang dapat digunakan untuk menilai pebuatan itu baik atau buruk? Dan apakah baik dan buruk itu merupakan sesuatu yang mutlak atau relative? Dan bagaimana pandangan islam terhadap baik dan buruk berikut hal-hal yang tekait dengan keduanya itu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dicarikan jawabannya sehingga pada saat kita menilai sesuatu itu baik atau buruk memiliki patokan atau indicator yang pasti. Untuk itu pada makalah ini akan dibahas pengertian baik dan buruk, ukuran untuk menilai baik dan buruk, sifat baik dan buruk, serta pandangan islam mengenai baik dan buruk. Pembahasan masalah ini kita masukkan disini karena berkaitan dengan pembahasan tentang akhlak, sehingga dikatakan bahwa ilmu akhlak ini membahas tentang tingkah laku dan perbuatan manusia dan menetapkannya baik atau buruk.

2. Tujuan

            Penulis membuat makalah yang bertujuan untuk menentukan kadar baik buruk seseorang dalam kategori islam yang berpedoman kepada al-qur’an dan Hadist.


3. Permasalahan

            Pada makalah ini penulis mengemukan beberapa permasalahan, yaitu:

    Apakah pengertian baik dan buruk
    Bagaimana penentuan baik dan buruk
    Bagaimana sikap baik dan buruk
    Bagaimana baik dan buruk dalam ajaran islam


BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian baik dan buruk
Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khair dalam bahasa arab, atau good dalam bahasa inggris. Louis Ma’luf dalam kitabnya, Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan1. Sementara itu dalam Websters New Twentieth century dictionary, dikatakan bahwa baik adalah suatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan, kesenangan, persesuaian dan seterusnya2. Selanjutnya yang baik itu juga adalah suatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan yang memberikan kepuasan3. Yang baik itu juga dapat diartikan sesuatu yang sesuai dengan keinginan4. Dan disebut baik itu juga dapat pula berarti sesuatu yang mendatangkankan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia5. Dan selain itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa secara umum bahwa yang disebut baik atau kebaikan adalah sesuatu yang diiginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, jika tingkah laku tersebut menuju kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai (value), apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang kongkret6. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa yang disebut baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Definisi kebaikan tersebut terkesan antroposentris, yakni memusat dan bertolak dari sesuatu yang menguntungkan dan membahagiakan manusia.

Mengetahui sesuatu yang baik sebagaimana yang disebutkan diatas akan mempermudah dalam mengetahui yang buruk. Dalam bahasa arab, istilah buruk dikenal dengan syarr, dan diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam kwalitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, tak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, yang tercela dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. Dengan demikian yang dikatakan buruk adalah suatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik dan tidak disukai kehadirannya.


B.     Penentuan baik dan buruk

1. Baik buruk menurut aliran adat istiadat (sosialisme)

Menurut aliran ini baik buruk ditentukan berdasarkan adapt istiadat yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat. Orang yang mengikuti adapt dipandang baik dan yang menentang dianggap buruk, dan perlu dihukum secara adat.

Ahmad Amin mengatakan bahwa setiap bangsa menpunyai adat dan menganggap baik jika, mengdidik anak-anaknya secara adat istiadat, menanamkan perasaan mereka bahwa adat akan membawa kepada kesucian sehingga apabila seseorang menyalahi adat sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya[8].

Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadat ang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, cakap-cakap, dan sebagainya. Orang yang mengikuti cara yang demikian itulah yang dianggap baik. Kelompok yang menilai baik dan buruk berdasarkan adat istiadat ini dalam tinjauan filsafat dikenal dengan istilah aliran sosialisme.

2. Baik buruk menurut aliran Hedonisme

  Aliran Hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua karena berakar pada filsafat yunani, khususnya pemikiran filsafat Epicurus ( 341-270 SM), yang selanjutnya dikembangkan oleh cyrenics dan belakangan ditumbuh kembangkan oleh Freud[9].

Paham ini menyatakan perbuatan baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kenikmatan, kelezatan dan kepuasan nafsu biologis. Epicurus sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa kebahagian atau kelezatan itu adalah tujuan manusia. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan.

Hedonisme model pertama yang individualistik lebih banyak mewarnai masyarakat barat yang bercorak liberal dan kapitalis, sementara hedonisme model kedua yang sosialistik banyak mewarnai masyarakat eropa yang komunis.

3.     Baik dan buruk menurut paham intuisisme (humanisme)

Intuisi adalah kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk. Dengan sekilas tampa melihat buah atau akibatnya9. Kekuatan batin atau yang disebut juga sebagai kata hati adalah merupakan potensi rohaniah yang secara fitrah telah ada pada diri setiap orang. Paham ini berpendapat bahwa pada setiap manusia mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan sekilas pandang10. Kekuatan batin ini terkadang berbeda refleksinya, karena pengaruh masa dan lingkungan, akan tetapi pada dasarnya ia tetap sama dan berakar pada tubuh maanusia. Apabila ia melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang dapat memberitahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hukum baik dan buruknya. Oleh karna itu kebanyakan manusia sepakat mengenai keutamaan seperti benar, dermawan, berani dan mereka juga sepakat menilai buruk terhadap suatu perbuatan yang salah, kikir dan pengecut.

Poedjawijatna mengatakan bahwa menurut aliran ini yang baik adalah yang sesuai dengan kodrat manusia, yaitu kemanusiaannya cenderung kepada kebaikan. Penentuan terhadap baik buruknya tindakan yang kongkret adalah perbuatan yang sesuai dengan kata hati orang yang bertindak. Dengan demikian ukuran baik buruk suatu perbuatan menurut paham ini adalah tindakan yang sesuai dengan derajat manusia, dan tidak menentang atau mengurangi keputusan hati[10]. Secara batin setiap orang pasti tidak akan dapat membohongi kata hatinya.jika suatu ketika seseorang yang mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya, hal yang demikian hanya dapat dilakukan atau ditrima oleh ucapannya, tetapi kata hatinya tetap tidak mengakui kebohongan itu.

4. Baik dan buruk menurut paham Utilitarianisme

Secara harfiah berarti berguna. Menurut paham ini bahwa yang baik adalah yang berguna.Jika ini berlaku bagi perorangan,disebut individual,dan jika berlaku bagi masyarakat dan Negara disebut social.

Pada masa sekarang ini,kemajuan dibidang teknik cukup meningkat,dan kegunaanlah yang menentukan segala-galanya.Namun demikian paham ini cenderung ektrim dan melihatkegunaan hanya dari sudut pandang materialistik.Kegunn bisa diterima jika hal-hal yang digunakan tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.Nabi misalnya menilai orang yang baik adalah memberi manfaat bagi yang lainnya.( HR.Bukhari).

5. Baik buruk menurut paham Religiosisme.

   Menurut paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak tuhan,sedangkan perbuatan buruk adalah sebaliknaya.Dalam paham ini keyakianan teologis,yakni keimanan kepada tuhan memegang peranan penting,karna tidak mungkin orang mau babuat sesui dengan kehendak tuhan jika bersangkutan tidak beriman kepadaNya.

   Diketahui didunia ini terdapat bermacam-macam agama ,dan masing-masimg menentuken bik dan buruk menurut ukurannya masing-masing.Agama Hindu,Budha,Yahudi,Kristen dan Islam misalnya ,masing-masing memiliki tolak ukur tentang baik dan buruk yang dengan yang lainnya berbeda-beda.

C. Sifat Dari Baik Dan Buruk

       Sifat dan corak baik buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat adalah sesuai dengan sifat dari filsafat itu sendiri,yakni berubah dan tidan universal.Nilai baik dan buruk bersifat relative.

Sifat baik dan buruk berguna sesui zamannya ,dan ini dapat dimanfaatkan untuk menjabarkan ketentuan baik dan burukyang terdapat dalam ajaranAhlak yang besumber dari ajaran islam.


D. Baik Buruk Menurut Ajaran Islam.

       Ajaran islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah S.W.T.,menurut ajran agama islam penentuan baiak dan buruk harus didasarkan pada Al-quran dan Hadist.Didalam Al-quran maupun hadist banyak dijumpai istilah yang mengcu pada yang baik dan yang buruk. Diantara istilah yang mengacu pada hal yang baik misalnya al-hasanah,thayyibah,khair,mahmudah ,karimah dan al-birr.

1. Al-hasanah

  Al-Raghib Asfahani mengemukakan bahwa sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau yang dipandang baik adalah hasanah.Hasanah  dibagi menjadi tiga ,pertama hasnah dari segi akal,kedua hasnah dari segi nafsu/keinginan dan hasanah dari panca indra[11].Lawan dari hasanah adalah Al-sayyiah. Yang termasuk hasanah mislnya keuntungan,kelapangan rezeki dan kemenangan.

2. Al-thayyibah

Kata Al-thayyibah khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatuyang memberikan kelezatan kepada panca indra dan jiwa,seperti makanan ,pakaian,dan tempat tinggal dan sebagainya[12].Lawan dari Al-thayyibah adalah Al-qhabibah yang artinya buruk.

3. Al-khair

     Kata Al-khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baikoleh seluruh umat manusia,seperti berakal,adil,keutamaan dan segala sesuatu yang ber manfaat.Lawannya adalah Al-syarr[13].

4.Karimah

Kata Al-karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan ahlak yang terpuji yang ditampakkan pada kehidupan sehari-hari[14].Selanjutnya kata karimah biassa digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang terpuji yang sekalanya besar,seperti menafkahkan hartanya dijalan Allah dan berbuat baik pada orang tua.

5. Al-mahmudah

  Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang utamasebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai Allah SWT[15]. Denga demikian kata Al-mahmudah lebih menunjukkan pada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual.

6.Al-birr

  Kata Al-birr digunakan untuk menunjukkan pad upaya memperluas melakukan perbuatan yang baik.Kata tesebut terkadang digunakan sebagai sifat Allah dan terkadang juga untuk manusia.Jika kata tersebut diguanakan untuk sifat Allah ,maka maksudnya adalah bahwa Allah memberikan pahala yang besar,dan jika digunakan untuk manusia , maka yang dimaksud adalah ketaatannya[16].


BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kita tarik beberapa kesimpulan yang mendasari penulisan ini, diantaranya:

a. Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khair dalam bahasa arab, atau good dalam bahasa inggris. Louis Ma’luf dalam kitabnya, Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.

b. Penetuan baik dan buruk dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya:

Baik buruk menurut aliran adat istiadat (sosialisme),Baik buruk menurut aliran Hedonisme,Baik dan buruk menurut paham intuisisme (humanisme), Baik dan buruk menurut paham Utilitarianisme,Baik buruk menurut paham Religiosisme.

c. Ada baik dan buruk yang dibahas dalam ajaran islam,diantaranya: Al-hasanah, Al-thayyibah, Al-khair, Karimah, Al-mahmudah, Al-birr.



Daftar Pustaka

Amin, Ahmad, Etika (ilmu ahlak),(ter.) Farid Ma’ruf,dari judul asli al- Akhlaq, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983),cet.III.

Asfahani,al-Raghib,Mu’jam Mufradat Alfadz Al-Qur’an,(Beirut:Dar al-Fikr,t,t.).

Charis Zubair, Ahmad, Kuliah Etika, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990)cet II.

Nata, Abuddin, MA,,Dr.H, Aklak Tasawuf, JAKARTA, PT Raja Grafindo Jakarta, 2002

7 Ahmad Amin op, hlm.87.

8 Ahmad Amin, loc. Cit,. hlm.92; Poedjawijatna,loc,.cit., hlm.44.

9 Asmaran As, op. cit, hlm.30.

10 Ahmad Amin, loc. cit., hlm.105.

[10] Poedjawijatna, op, cit.,hlm.49

[11] Al-Raghib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat al-fadz al-Qur’an, (Beirut:Dar al-Fikr, t.t.).hlm.117.

[12] Ibid., hlm.321.

[13] Ibid., hlm. 163.

[14] Ibid., hlm. 446.

[15] Ibid., hlm. 163.

[16] Ibid., hlm. 37.

Istilah dan Sumber Akhlak

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Pengertian akhlak itu bermacam-macam pendapat. Akhlak pada umumnya menerangkan tentang perilaku atau perbuatan manusia. Akhlak itu sangat penting bagi manusia. Akhlak manusia itu ada dua, yaitu akhlak yng baik dan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan kehendak manusia dan sumber akhlakpun bermacam-macam.
Untuk meraih kesempurnaan akhlak, seseorang harus ,melatih diri dan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang harus melatih diri dan membiasakan diri berfikir dan berkehendak baik. Akhlak seseorang bukanlah tindakan yang direncankan pada saat-saat tertentu saja. Akhlak juga juga merupakan keutuhan kehendak dan perbuatan yang melekat pada seseorang yang akan tampak pada perilakunya sehari-hari.
Akhlak juga memiliki istilah lain yaitu etika, moral dan kesusilaan. Akhlak itu tersumber dari agama dan dari bukan agama. Akhlak bagi manusia itu sangatlah penting, karena sifat seseorang itu akan terlihat dri akhlaknya. Banyak manfaat yang didapat dari ilmu tentang akhlak.

    B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.      Apa pengertian dari akhlak?
2.      Apa istilah lain dari akhlak?
3.      Akhlak itu tersumber dari apa?

    C.     Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui pengertian akhlak
2.      Untuk mengetahui istilah lain dari akhlak
3.      Untuk mengetahui akhlak itu tersumber dari aapa saja.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian  akidah akhlak
Akidah adalah suatu yang dianut oleh manusia dan diyakininya, apakah berwujud agama atau lainnya. (Djamaris, 1996). Akhlak menurut Asmaran (1992: 1) adalah sifat yang dimiliki manusia sejak lahir yang selalu ada padanya. Prof.Dr.Ahmad Amin mengatakan bahwa “akhlak adalah kebiasaan kehendak” (Asmaran, 1992: 1). Ahmad Amin menerangkan bahwa “ ilmu akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang manusia kepada orang lain, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa-apa yang harus diperbuat” (Asmaran, 1992: 5).
                 H. M. Rasyidi mengatakan bahwa “ ilmu akhlak adalah suatu pengetahuan yang membicarakan tentang kebiasaan-kebiasaan pada manusia, yakni budi pekerti mereka dan prinsip-prinsip yang mereka gunakan sebagai kebiasaan.”. Ilmu akhlak menurut Al-ustad Jaad Al-Maula adalah ilmu yang digunakan untuk mempertimbangkan perbuatan dan perkataan manusia. (Djatnika, 1992: 30-31).
Menurut Mahdi Ahkam “ ilmu akhlak adalah ilmu yang menyelidiki perbuatan manusia dari arah baik dan buruk, atau ilmu percontohan tertinggi untuk perbuatan manusia”. Dan “ ilmu akhlak adalah ilmu yng menyelidiki aturan-aturan yang menguasai perbuatan manusia dan menyelidiki tujuan yang terakhir bagi manusia”. (Djatnika, 1992: 31).
Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang merupakan bentuk jamak dari “khuluq”. Secara bahasa “akhlak” mempunyai arti budi pekerti , tabiat, dan watak. Dalam kebahasaan akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika. Menurut istilah yang dijelaskan oleh Ibnu Maskawih “akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan”. (Saputra, 2004: 30).
Menurut Abdul hamid yusuf akhlak adalah ilmu yang memberikan keterangan tentang perbuatan yang mulia dan memberikan cara-cara untuk melakukannya. (Mahjuddin, 2004: 9), sedangkan menurut Ja’ad maulana “akhlak adalah ilmu yang menyelidiki gerak  jiwa manusia, apa yang dibiasakan mereka dari perbuatan dan perkatan dan menyingkap hakikat-hakikat baik dan buruk”. (Zahruddin, 2000: 6). Akhlak menurut Ahmad amin adalah kehendak yang biasa dilakukan. Artinya segala sesuatu yang kehendak yang terbiasa dilakukan, disebut akhlak. (Amin, 1995: 62).
Pengertian akhlak juga dikemukakan oleh Imam al-ghozali, menurut dia “ akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran”. (Mustofa, 1997: 12), sedangkan menurut pendapat Hamzah ya’qub “ akhlak adalah ilmu yang menentukan antara yang baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin”. (Saebani, 2000: 25).
Menurut imam al-ghozali akhlak adalah” suatu sifatyang tertanam dalam jiwa yang dapat memunculkan perbuatan-perbuatan dengan tanpa memerlukan pertimbangan pemikiran.” Sedangkan menurut Ibrahim anis “ khlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang melahirkan bermacam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.” ( Solihin, 2005: 18-19).
B.     Istilah lain dari akhlak
Dalam pembahasan akhlak atau ilmu akhlak ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk mengatakan akhlak atau ilmu akhlak tersebut. Istilah-istilah itu adalah:
   1.     Etika
Perkataan etika berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus istilah pendidikan dan umum dikatakan bahwa etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk). Menurut Dr. H. Hamzah ya’qub “ etika adalah ilmuyang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran”.( Asmaran, 1992: 7). Etika menurut Ki Hajar Dewantara “ etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya”. (Saputra, 2004: 59).
2  2.     Moral
Perkataan moral berasl dari bahasa Latin mores yaitu jamak dari mos  yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah baik buruk perbuatan dan perkataan. Moral merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai atau hukum baik dan buruk. Perbedaan antara moral dan etika yaitu, etika lebih banyak bersifat teoritis sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia saecara umum, sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, sedangkan etika menjelaskan ukuran itu.( Asmaran, 1992: 8-9).
   3.      Kesusilaan
Kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Susila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu su dan sila. Su yang berarti baik, bagus dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Didalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan, susila berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya dan kesusilaan sama dengan kesopanan. Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang yangberkelakuan buruk.
  C.      Sumber Akhlak
    1.  Akhlak yang bersumber pada agama
Secara umum akhlak yang bersumber dari agama akan menyangkut dua hal penting, yaitu akhlak mrerupakan bukti dari keyakinan seseorang kepada yang gaib dan sangsi dari masyarakat apabila seseorang tidak melaksakan perbuatan sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam agama. Dalam Islam akhlak bersumber pada al-Quran dan As-sunah.  Al-Quran sebagai sumber utama dan pertama bagi agama Islam mengandung bimbingan, petunjuk, penjelas, dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. Al-Quran juga sebagai sumber akhlak yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan manusia. As-sunah juga merupakan sumber akhlak dalam Islam.
   2.    Akhlak yang bersumber bukan pada agama
Berlandaskan atas pemikiran manusia semata, maka sumber akhlak dalam pandangan ini amatlah banyak. Dalam kehidupan masyarakat sukar dilihat manakah sumber akhlak yang paling berpengaruh.akan tetapi dari berbagai sumber akhlak yang bukan pada agama itu pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu insting dan pengalaman.  Insting adalah semacam suara hati kecil. Selain insting, pengalaman juga dikatakan sebagai sumber akhlak yang bukan berasal dari agama. (Saputra, 2004: 32-36).

   D.  Cara merubah akhlak
Cara merubah akhlak itu melalui pergaulan dengan orang-orang yng soleh. Hal ini merupakan suatu kebenaran yang telah diterima dn dibuktian oleh pengalaman. Setiap orang yang sehat pikirannya tidak dapat membantah kebenaran hukum ilahi ini. Begitu bergunanya pergaulan tersebut di dunia ini, sehingga jangankan manusia bahkan sesuatuakan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya. (Soma, 2000: 145).


BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah ilmu yang menerangkan tentang perilaku atau perbuatan manusia. Akhlak itu sangat penting bagi manusia. Sifat seseorang dapat dilihat dari akhlak seseorang tersebut. Kemuliaan akhlak sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Islam sebagai agama yang dibawa nabi Muhammad saw adalah agama yang sempurna dan menghendaki kesempurnaan akhlak manusia. Akhlak itu terbagi menjadi dua, yaotu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali melakukan akhlak terpuji tapi dibarengi juga dengan akhlak tercela.
Etika, moral dan kesusilaan dibutuhkan dalam rangka menjabarkan ketentuan akhlak yang terdapat di dalam al-Quran. Di sinilah letak peranan dari etika, moral dan kesusilaan terhadap akhlak. Pada sisi lain akhlak juga berperan untuk memberikan batas-batas umum dan universal, agar apa yang dijabarkan dalam etika, moral dan kesusilaan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang luhur dan tidak membawa manusia menjadi sesat.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad. 1995. Etika ilmu akhlak. Jakarta: Bulan Bintang.
Asmaran. 1992.
Djamaris, zainal arifin. 1996. Islam akidah dan syariah. Jakarta: PT Raja grafindo persada.
Mahjuddin,2004.  konsep dasar pendidikan akhlak. Jakarta : kalam mulia.
Mustofa, 1997. Akhlak tasawuf. Bandung : pustaka setia.
Saebani, bani dan Abdul hamid. Ilmu akhlak. Bandung : pustaka setia.
Saputra, thoyib sah. Aqidah akhlak. Jakarta : karya Toha saputra.
Solihin, M dan Rosyida anwar M. 2005. Akhlak tasawuf. Bandung : Nuansa.
Soma, Hajaruddin Syafari. 2000. Menanggulangi Remaja Kriminal Islam sebagai alternativ. Bandung: Nuansa.
Zahruddin dan Hasanuddin sinaga. Pengantar studi akhlak. Jakarta : Raja grafindo persada.

Rabu, 16 April 2014

TEKNOLOGI INTERNET

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan hadirnya internet yang merupakan pengembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka semakin mudah mengakses berbagai informasi secara internasional. Internet merupakan Interconnection Networking secara global karena merupakan jaringan komputer dalam skala internasional. Internet merupakan salah satu sumber belajar bagi semua, karena dengan menggunakan internet orang dapat mengakses informasi-informasi secara cepat dan mudah. Bahkan berbagai sumber informasi dari berbagai media dapat dimodifikasi melalui internet.
Perkembangan teknologi yang semakin modern dan canggih ini bukan hanya memberi manfaat bagi penggunanya tapi juga menimbulkan pengaruh yang negatif bagi penggunanya tidak terkecuali suatu negara, karena internet sudah menjadi kebutuhan pokoK bagi sebagian kalangan jadi hal inilah yang bisa mendasari suatu negara untuk berlomba-lomba menguasai internet.

B. TujuanPenulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui  dan memahami terhadap internet  dan pemanfaatannya dalam sehari – hari. Dengan membaca tulisan ini diharapkan kita bisa lebih memahami teknologi dan informasi, karena internet mempunyai banyak fungsi, yaitu sebagai penyedia informasi, fasilitas untuk promosi serta sebagai aspek komunikasi yang  dapat  menghubungkan  kita dengan berbagai pihak di berbagai lokasi di seluruh dunia untuk berbagai keperluan.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN INTERNET
Internet merupakan kependekan dari interconnection networking. Secara harfiah internet adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.
Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
Dengan kata lain, internet didefinisikan network komputer tiada batas yang menjadi penghubung pengguna komputer dengan pengguna komputer lainnya serta dapat berhubungan dengan komputer di sebuah wilayah ke wilayah di penjuru dunia, dimana di dalam jaringan tersebut mempunyai berbagai macam informasi serta fasilitas layanan internet browsing atau surfing. Istilah ini lebih dikenal dengan "online" di internet.
B. SEJARAH MUNCULNYA INTERNENT
Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon.
Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.

BAB III
PEMBAHASAN

1. FUNGSI INTERNET
Internet awal mulanya yaitu sesuatu proyek yang diciptakan untuk keperluan pribadi sesuatu negara. tetapi sekarang ini telah jadi halayak umum. seluruh orang telah bisa menggunakan internet dengan umum. nyaris seluruh orang juga telah bisa mengoperasikan internet. Adapula saat ini internet yang telah bisa di nikmati dengan gratis yang disiapkan oleh umum.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju. Seperti halnya awal mula fungsi terbentuknya internet, internet memiliki fingi yang lebih sempit, sekarang funsi tersebut hamper tidak bisa menyebutkan satu per satu fungsi dari internet tersebut, tetapi secar garis besar bisa fungsi internet tersebut bisa dikelompokkan menjadi beberapa saja. Quarterman dan Mitchell membagi kegunaan internet dalam empat kategori, yaitu:
1. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
2. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
3. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
4. Fungsi komunitas, internet membentuk masyarakat baru yang beranggotakan para pengguna internet dari seluruh dunia.  Dalam komunitas ini pengguna internet dapat berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja, melakukan transaksi bisnis, dan sebagainya.  Karena sifat internet yang mirip dengan dunia kita sehari-hari maka internet sering di sebut sebagai cyberspace atau virtual world (dunia maya).

2. TEROBOSAN DAN PENGARUH  INTERNET
Jumlah pengguna internet sekarang ini telah semakin bertambah dari tahun ke tahuin. Jumlah situs web pun mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya memuat bermacam-macam topik. Tentu saja, situs-situs itu menjadi sumber informasi baik yang positif ataupun negatif. Dengan begitu cepatnya perkembangan internet dan menjanjikan di era serba elektronik ini maka sangat memungkinkan bagi beberapa Negara yang mempunyai potensi besar dalam hal teknologi membuat beberapa kebijakan untuk negaranya yang bisa memberi dampak besar baik dari segi ekonomi maupun yang lain, sebagai contoh di pertengahan februari 2013 ini banyak berita yang memberitakan tentang terobosan beberapa negara, antara lain yaitu :
Iran meluncurkan  Mehr Situs Video Sharing berbahasa Persia sebagai Alternatif YouTube
Iran telah meluncurkan situs video onlnie semacam Youtube yang dianggap layak di tonton di negara tersebut. Website berbagi video Iran bernama Mehr  (http://www.mehr.ir) yang memiliki arti kasih sayang/affection yang ditargetkan bagi pengguna berbahasa Persia dan bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan Iran.
Memang situs semacam ini diperlukan di Iran yang merupakan negara Islam yang ketat menyensor jaringan internet, di mana Youtube juga merupakan salah satu situs yang disensor sejak pertengahan tahun 2009 sehingga mereka merasa perlu membuat sendiri situs video semacam Youtube untuk konsumsi domestik. Bahkan Facebook dan Twitter pun juga pernah diblokir, selain situs-situs lain yang dirasa membahayakan rezim Iran maupun prinsip religius dari negara ini.
Memang Iran tidak jauh berbeda dengan Cina dan negara seperti Korea Utara yang rajin menyensor dan memblokir akses internet karena mereka menyadari bahaya informasi yang begitu cepat menyebar di internet. Tapi untungnya banyak pengguna Internet di Iran cukup pintar menyiasati sensor ini dengan menggunakan akses Virtual Private Network.
Cina dan Rusia Berupaya Kontrol Internet
Amerika Serikat menuding Cina dan Rusia semakin banyak membelanjakan dana mereka pada teknologi pengamatan untuk mencegat komunikasi. Amerika juga menuding kedua negara itu sedang mencoba untuk mengontrol Internet.
"Banyak negara Timur Tengah, Rusia, Cina dan lain-lain, Saya percaya, akan semakin agresif untuk mencoba mengendalikan internet," kata Alec Ross, penasihat senior Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, dalam sebuah jumpa pers di Jenewa, Kamis, 7 Maret 2013.
Amerika Serikat dan Cina telah saling serang selama berbulan-bulan atas penggunaan Internet. Masing-masing menuduh pihak lain membajak situs web pemerintah yang sensitif. Amerika Serikat dan sekutu berjuang untuk menjaga mandat International Telecommunication Union, sebuah lembaga PBB, tidak meluas ke pengawasan Internet. Mereka khawatir hal itu bisa menyebabkan peningkatan sensor. Sementara blok negara-negara yang dipimpin oleh Rusia menginginkan bahasa yang bisa membuka pintu ke lebih banyak regulasi tentang isu-isu dunia maya, seperti soal spam dan keamanan.
Masih banyak lagi berita yang membeberkan seputar internet dan  ini bukan hal yang tabu lagi sebab fungsi dari internet itu sendiri juga mengalami peralihan bahkan pengguna sekarang internet sepertinya sudah melirik internet sebagai layaknya sebuah pasar atau bisa di sebut dengan mesin penghasil uang. bahkan penggagas facebook, Mark Zuckerberg ikut merasakan bagaimana hasil karyanya begitu dinikmati milyaran pengguna internet di seluruh dunia dengan menjadi salah satu orang dalam jajaran orang kaya di dunai.
Tetapi segala sesuatu selalu ada resiko, begitu juga dengan  munculnya internet ini. Dengan hadirnya internet di masyarakat maka segala aspek kehidupan akan ikut berpengaruh dari internet baik itu berdampak positif maupun negatif.
1. Dampak positif  dari pengaruh  internet
Internet telah banyak membantu manusia dalam segala aspek kehidupan  sehingga internet mempunyai andil penuh dalam kehidupan sosial. Dengan adanya  internet apapun dapat kita lakukan baik positif maupun negative. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya di seluruh dunia. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
Kalau dulu, orang harus membuka berbagai jenis buku dan koran untuk mencari tahu tentang suatu info. Atau dengan menyimak radio dan tv. Tapi kini, cukup dengan bantuan internet, semua info seakan membanjir. Banyak orang terutama pelajar yang sudah fasih dengan manfaat dan kegunaan situs-situs tertentu. Cukup dengan berkunjung ke wikipedia, misalnya, sesuatu masalah telah terselesaikan. Mereka juga dengan mudahnya googling untuk mencari tugas dari sekolah. Seseorang juga dapat menggunakan internet untuk membuka wawasan dan memperluas pergaulan mereka. Mereka dapat berteman dengan siapa saja dari mana saja. Orang pun dapat berlatih kemampuan bahasa asing yang mereka miliki dari teman-teman baru yang didapatnya dari internet. Berbagai manfaat internet bagi orang antara lain yaitu :
Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi.
Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain
Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.
Dampak positip internet terhadap semua sangat besar. Dari pengamatan penggunaan internet pada warnet, bisa diketahui bahwa semakin lama penggunaan internet semakin penting sebagai sarana komunikasi. Fasilitas internet seperti e-mail, situs web   ( www ), YM ( Yahoo Massenger ) dan jejaring social facebook sudah sangat popular baik sebagai sarana komunikasi maupun alat untuk mencari data untuk penelitian lain juga sebagai alat untuk memperluas pergaulan dan perkenalan antar pengguna internet. Selain itu, penggunaan internet telah menimbulkan adanya bahasa baru yang dikenal sebagai ‘bahasa internet’.  Memang, bahasa yang dipakai dengan menggunakan internet tergantung pada siapa dan dengan siapa pengguna internet berkomunikasi.
Karena dampak positif internet sangat banyak, maka mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus menggunakan internet sebagai sarana komunikasi yang tercepat dan tercanggih untuk saat ini dengan resiko menerima dampak negatifnya.

2. Dampak negative pengaruh internet
Dampak Negatif Penggunaan Internet secara umum adalah sebagai berikut :
Cybercrime
Adalah kejahatan yang di lakukan seseorang dengan sarana internet di dunia maya yang bersifat.
•     Melintasi batas Negara
•     Perbuatan dilakukan secara illegal
•     Kerugian sangat besar
•     Sulit pembuktian secara hukum

Bentuk-bentuk cybercrime sebagai berikut :
1. Hacking
Usaha memasuki sebuah jaringan dengan maksud mengeksplorasi atau mencari kelemahan system jaringan.
2. Cracking
Usaha memasuki secara illegal sebuah jaringan dengan maksud mencuri, mengubah atau menghancurkan file yang di simpan padap jaringan tersebut.
Pornografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Hanya saja sekarang sedang gencar mencari solusi untuk mengurangi tindak asusila karena pengaruh pornografi.
Violence And Gore
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat ‘menjual’ situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.

Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
Carding
Karena sifatnya yang ‘real time’ (langsung), cara belanja dengan menggunakan kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet.Parapenjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
Perjudian
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face).  Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi. Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang). Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut.
Walaupun banyak manfaat positif yang dapat diperoleh pelajar dari internet. Namun tidak sedikit pula pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh internet.
Dampak negatif internet yang makin hari semakin terasa memprihatinkan terutama pornografi dan jejaring social facebook. Banyak yang tidak menyadari akan pengaruh negatif internet khususnya facebook ini. Mungkin karena sudah kecanduan dengan internet atau facebook. Tapi justru inilah yang berbahaya, yang tidak disadari. Pengguna internet atau khususnya facebook di dominasi oleh para remaja usia 14-24 tahun sebanyak 61,1%.
Berikut ini dampak negatip internet khususnya:
1. Tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya
Orang yang terlalu asyik dengan dunia yang diciptakannya sendiri sehingga tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya. Hal ini sering dilakukan orang yang kecanduan internet atau Facebook. Tidak peduli dengan lingkungan sekitar, dunianya berubah menjadi dunia internet atau facebook.

2. Minimnya sosialisasi dengan lingkungan
Ini dampak dari terlalu sering dan terlalu lama bermain internet atau facebook. Ini cukup mengkhawatirkan bagi perkembangan kehidupan sosial pelajar. Mereka yang seharusnya belajar sosialisai dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak di dunia maya bersama teman teman facebooknya yang rata rata membahas sesuatu yang nggak penting. Akibatnya kemampuan verbal pelajar menurun.
3. Boros
Akses internet khususnya untuk membuka facebook jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan ( terlebih kalau akses dari warnet ). Dan biaya internet diIndonesia yang cenderung masih mahal bila dibanding negara negara lain.  Ini sudah bisa dikategorikan sebagai pemborosan, karena tidak produktif. Lain soal jika mereka menggunakannya untuk kepentingan bisnis.
4. Mengganggu kesehatan
Terlalu banyak melihat di depan monitor tanpa melakukan kegiatan apa pun, tidak pernah olah raga sangat beresiko bagi kesehatan. Penyakit akan mudah datang. Telat makan dan tidur tidak teratur. Obesitas ( kegemukan ), penyakit lambung ( pencernaan ), dan penyakit mata adalah gangguan kesehatan yang paling mungkin terjadi.

5. Waktu belajar berkurang
Ini sudah jelas, bagi pelajar, terlalu lama bermain internet atau facebook akan mengurangi jatah waktu belajar si pelajar. Bahkan ada beberapa yang masih asyik bermain facebook saat di sekolah.
6. Kurangnya perhatian untuk keluarga
Keluarga di rumah adalah nomor satu. Slogan tersebut tidak lagi berlaku bagi para pecandu internet. Buat mereka temen temen di facebook adalah nomor satu. Tidak jarang perhatian mereka terhadap keluarga menjadi berkurang.
7. Tersebarnya data pribadi
Beberapa facebookers memberikan data mengenai dirinya dengan sangat detail. Biasanya ini untuk orang yang baru kenal di internet hanya sebatas facebook saja. Mereka tidak tahu resikonya menyebarkan data pribadi di internet. Ingat data data di internet mudah sekali bocor, apalagi facebook yang gampang sekali di hack!
8. Mudah menemukan sesuatu berbau pornografi dan sex
Mudah sekali bagi para pecandu internet atau facebookers menemukan sesuatu yang berbau porno dan sex. Karena kedua hal itu yang paling banyak dicari di internet dan juga paling mudah ditemukan. nah, inilah fakta tidak dewasanya pengguna intenetIndonesia. Di facebook akan sangat mudah menemukan grup sex, grup tante kesepian, grup cewek bispak dsb.
9. Rawan terjadinya perselisihan
Tidak adanya kontrol dari pengelola jaringan internet atau khususnya facebook terhadap para anggotanya dan ketidakdewasaan pengguna internet atau facebook itu sendiri membuat pergesekan antar facebookers sering sekali terjadi.
10. Rawan penipuan
Facebook juga rawan terhadap penipuan seperti media media lainnya,  Bagi si penipu sendiri, kondisi dunia maya yang serba anonim jelas sangat menguntungkan. Belakangan penipuan via facebook kian merajalela.


BAB IV
PENUTUP

Internet merupakan kependekan dari interconnection networking. Secara harfiah internet adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Internet awal mulanya yaitu sesuatu proyek yang diciptakan untuk keperluan pribadi sesuatu negara. tetapi sekarang ini telah jadi halayak umum. Sejalan dengan perkembangan zaman, fungsi internet pun semakin luas pengertiannya antara lain;
1. Internet sebagai media komunikasi
2. Media pertukaran data
3. Media untuk mencari informasi atau data
4. Fungsi komunitas
Dengan hadirnya internet di masyarakat, segala aspek kehidupan akan ikut berpengaruh dari internet baik itu berdampak positif maupun negatif.  Begitu pun oleh beberapa Negara ingin dan berusaha untuk menguasai dunia melalui internet dengan melalui beberapa terobosan – terobosan.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.aalil.com/pengertian-internet.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Internet
http://qotrinnidaaz.blogspot.com/2009/11/dampak-positif-dan-negatif-internet.html
http://www.beritateknologi.com/tentang/internet/
http://id.berita.yahoo.com/cina-dan-rusia-berupaya-kontrol-internet-151235079.html

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites