Pages
▼
Kamis, 04 April 2013
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Mamluk
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah peradaban Islam setelah masa pemerintahan khulafour-rasidin Islam terbagi menjadi dinasti-dinasti yang terus berkembang pesat dan membawa pengaruh kepada peradaban dunia. Salah satunya yang dikenal dengan nama Dinasti Mamluk. Dinasti Mamluk sendiri merupakan dinasti pada masa keemasan Islam yang mampu mempengaruhi peradaban dunia.Berangkat dari hal tersebut kami mencoba menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan Dinasti Mamluk sehingga menjadi pengetahuan bagi kita semua guna mengambil pelajaran sejarah pada masa itu.
Di dalam sejarah peradaban Islam, tentang Dinasti Mamluk ini sangatlah penting kerana sejarahnya bermula di abad pertengahan. Kepentingan pembahasan mengenai abad pertengahan ini (abad ke 7 hingga ke 11H / abad ke 13 hingga ke 17 M ) adalah kerana era ini merupakan masa perbentukan salah satu sistem politik dalam Islam. Terjadi juga di era ini penerapan pemikiran –pemikiran di bidang sosial dan politik yang lahir sejak zaman dinasti-dinasti besar iaitu Bani Umayyah dan Bani Abbas, dan kesultanan-kesultanan lainnya di dunia Islam bahagian barat dan timur.
B. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Selain itu makalah ini juga bertujuan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan mahasiswa khususnya dalam memahami Sejarah Peradaban Islam.
BAB II PEMBAHASAN
A. Asal Usul Dinasti Mamluk
Kata “mamluk” adalah bentuk tunggal dari kata “mamalik” yang berarti budak.Dinasti Mamluk sendiri memang didirikan oleh para budak.Pada awalnya mereka adalah orang-orang yang direkrut oleh penguasa dinasti Ayyubiyah sebagai budak, kemudian dididik dan dijadikan tentaranya.Mereka ditempatkan pada kelompok tersendiri yang terpisah dari masyarakat.Oleh penguasa Ayyubiyah yang terakhir, yaitu al-Malik as-Salih, mereka dijadikan pengawal untuk menjamin kelangsungan kekuasaannya.Pada masa penguasa ini, mereka mendapat hak-hak istimewa, baik dalam karier ketentaraan maupun dalam imbalan-imbalan material. Mereka terdiri dari dua kelompok yaitu Mamluk Bahri dan Mamluk Buruj atau Burji yang datang kemudian.Dinamakan Mamluk Bahri karena tempat tinggal mereka di Pulau ar-Raudah yang terletak di laut Arab, bahr bentangan delta sungai Nil.Sementara dinamakan Mamluk Burji karena mereka menempati benteng-benteng Arab, burj di Kairo. Kaum Bahri berasal dari Qipchaq, Rusia Selatan, yang berdarah campuran antara Mongol dan Kurdi, sedangkan Burji adalah orang-orang Circassia dari Caucasus. Dalam pada itu, peta pemerintahan dinasti Mamluk dalam perjalanannya kemudian banyak dikatakan oleh para sejarawan sebagai bentuk penguasaan yang carut marut karena terbagi menjadi dua kekuasaan besar.
Cikal bakal dinasti ini berawal dari seorang mantan budak bernama Syajar ad-Durr, yang kemudian dijadikan sebagai istri oleh al-Malik as-Salih (1249 M) sebagai penguasa dinasti Ayyubiyah. Setelah al-Malik as-Salih wafat, berbagai informasi mengatakan bahwa Syajar ad-Durr kemudian menyandang gelar “sultanah” atau berkedudukan sebagai sultan perempuan selama hampir delapan puluh hari. Pada masa itu ia juga tercatat sebagai satu-satunya penguasa wanita muslim di kawasan Afrika Utara dan Asia Barat, namanya juga diabadikan dalam kepingan mata uang dan disebutkan pada setiap sholat Jum’at. Ia memutuskan untuk menikah lagi dengan Izzuddin Aybak, Sultan Mamluk pertama (1250-1257 M) yang kemudian justru terbunuh oleh Syajar al-Durr sendiri.Hal ini merupakan awal fondasi kekuasaan dinasti Mamluk.
B. Wilayah Kekuasaan Dinasti Mamluk
Dinasti Mamluk yang berkuasa pada masa ini disebut Bahri.Mereka kebanyakan berasal dari keluarga Turk dan Mongol. Mereka memerintah Mesir dan Suriah, dan kadangkala Jazirah Arab, hingga tahun 1382 M.Ketika Mongol menyerbu Suriah pada tahun 1260 M, pasukan Mamluk berhasil mengalahkan mereka di Ain Jalut, dan mendesak pasukan Mongol mundur kembali ke Persia. Inilah pertama kalinya pasukan Mongol dikalahkan dalam suatu pertempuran besar.Pemimpin Mamluk dalam pertempuran tersebut, Baibars, kemudian menjadi sultan Mamluk seusai pertempuran.
Baibars dan pasukan Mamluknya mengalahkan pasukan Salib terakhir pada tahun 1263 M. Ketika itu terjadi pertempuran besar di Antiokhia, dan pada akhirnya 16000 tentara Kristen terbunuh sedangkan ribuan penduduk Antiokhia dijadikan budak.
C. Karya-karya pada Dinasti Mamluk
a. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, dinasti Mamluk membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Itali melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh dinasti Fatimiyyah di Mesir sebelumnya.
Disamping itu, hasil pertanian juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini didukung oleh pembangunan jaringan pengangkutan dan komunikasi antara kota, baik laut mahupun darat. Keteguhan angkatan laut Mamalik sangat membantu pengembangan ekonominya.
b. Pembangunan
Dinasti Mamalik juga banyak mengalami kemajuan di bidang pembangunan.Banyak juru bina dibawa ke Mesir untuk membangunkan sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah.Bangunan-bangunan lain yang didirikan pada masa ini di antaranya adalah, hospital, musium, perpustakaan, villa-villa, kubah, dan menara masjid.
c. Ilmu Pengetahuan
Di dalam ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuan-ilmuan asal Baghdad dari serangan tentera Mongol. Kerana itu, ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, perubatan,astronomi, matematik, dan il-mu agama.Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibn Khalikan, Ibn Taghribardi, dan Ibn Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir Al-Din Al-tusi. Di bidang perubatan pula, Abu Hasan `Ali Al-Nafis. Sedangkan, dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibn Taimiyah, Al-Sayuthi, dan Ibn Hajar Al-`Asqalani.
d. Militer
Pemerintahan dinasti ini dilantik dari pengaruhnya dalam ketenteraan. Para Mamluk yang dididik haruslah dengan tujuan untuk menjadi pasukan pendukung kebijaksanaan pemimpin. Ketua Negara atau sultan akan diangkat di antara pemimpin tentera yang terbaik, yang paling berprestasi, dan mempunyai kemampuan untuk menghimpun kekuatan. Walaupun mereka adalah pendatang di wilayah Mesir, mereka berhasil menciptakan ikatan yang kuat berdasarkan daerah asal mereka.
Dinasti Mamalik juga menghasilkan buku mengenai ilmu ketenteraan.Minat para penulis semakin terpacu dengan keinginan mereka untuk mempersembahkan sebuah karya kepada kepada para sultan yang menjadi penguasa saat itu.Perbahasan yang sering dibahas adalah mengenai selok-belok yang berkaitan dengan serangan bangsa Mongol.Pada lingkungan ketenteraan Dinasti ini, menghasilkan banyak karya tentang ketenteraan, khususnya keahlian menunggang kuda.
e. Budaya Politik
Daulah Mamalik atau Dinasti Mamluk membawa warna baru dalam sejarah politik Islam.Pemerintahan dinasti ini bersifat oligarki militer, kecuali dalam waktu yang singkat ketika Qalawun(1280-1290 M) menerapkan pergantian sultan secara turun temurun.Anak Qalawun berkuasa hanya empat tahun, karena kekuasaannya direbut oleh Kitbugha(1295- 1297 M).Sistem pemerintahan oligarki ini banyak mendatangkan kemajuan di Mesir.Kedudukan amir menjadi sangat penting.Para amir berkompetisi dalam prestasi, karena mereka merupakan kandidat sultan. Kemajuan-kemajuan itu dicapai dalam bebagai bidang, seperti konsolidasi pemerintahan, perekonomian, dan ilmu pengetahuan.
D. Sistem Pemerintahan
Bentuk pemerintahan oligarki militer adalah suatu bentuk pemerintahan yang menerapkan kepemimpinan berdasarkan kekuatan dan pengaruh, bukan melalui garis keturunan.Sistim pemerintahan oligarki militer ini merupakan kreatifitas tokoh-tokoh militer Mamluk yang belum pernah berlaku sebelumnya dalam perkembangan politik di pemerintahan Islam. Jika dibandingkan dengan sistim pemerintahan yang dijalankan sebelumnya, yaitu Sistim Monarki dan Sistim Aristokrasi atau pemerintahan para bangsawan, maka sistim pemerintahan Oligarki Militer dapat dikatakan lebih demokratis. Sistim Oligarki Militer lebih mementingkan kecakapan, kecerdasan, dan keahlian dalam peperangan.Sultan yang lemah bisa saja disingkirkan atau diturunkan dari kursi jabatannya oleh seorang Mamlu>k yang lebih kuat dan memiliki pengaruh besar di tengah-tengah masyarakat. Kelebihan lain dari sistim oligarki militer ini adalah tidak adanya istilah senioritas yang berhak atas juniornya untuk menduduki jabatan sultan, melainkan lebih berdasarkan keahlian dan kepiawaian seorang Mamluk tersebut.
E. Tokoh-tokoh yang berpengaruh
Di awal tahun 1260 M Mesir terancam serangan bangsa Mongol yang sudah berhasil menduduki hampir seluruh dunia Islam. Kedua tentara bertemu di Ayn Jalut, dan pada tanggal 13 September 1260 M, tentara Mamalik di bawah pimpinan Qutuz, Baybars dan Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah Rahimahullah berhasil menghancurkan pasukan Mongol tersebut. Kemenangan atas tentara Mongol ini membuat kekuasaan Mamalik di Mesir menjadi tumpuan harapan umat Islam di sekitarnya.Penguasa-penguasa di Syria segera menyatakan sumpah setia kepada penguasa Mamalik.
Tidak lama setelah itu Qutuz meninggal dunia.Baybars, seorang pemimpin militer yang tangguh dan cerdas, diangkat oleh pasukannya menjadi Sultan (1260- 1277 M).Ia adalah sultan terbesar dan termasyhur di antara Sultan Mamalik. Ia pula yang dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik.Sejarah daulah ini hanya berlangsung sampai tahun 1517 M, ketika dikalahkan oleh Bani Utsmani, Daulah ini dibagi menjadi dua periode :
1. Periode kekuasaan Mamluk Bahri, sejak berdirinya (1250 M) sampai berakhirnya pemerintahan Hajji II tahun 1389 M.
2. Periode kekuasaan Mamluk Burji, sejak berkuasanya Burquq untuk kedua kalinya tahun 1389 M sampai kerajaan ini dikalahkan oleh Bani Utsmani tahun 1517 .
F. Runtuhnya Dinasti Mamluk
Kemajuan-kemajuan dinasti Mamalik ini tercapai berkat keperibadian dan wibawa Sultan yang tinggi, marubah sesama ketenteraan yang kuat dan kestabilan negara yang aman dari gangguan.Akan tetapi, ketika faktor-faktor tersebut menghilang, dinasti Mamalik sedikit demi sedikit mengalami kemunduran. Semenjak masuknya hamba-hamba dari Sirkasia yang kemudian dikenal dengan nama Mamluk Burji, yang pertama kalinya dibawa oleh Qalawun, maruah antara tentera menurun, terutama setelah Mamluk Burji berkuasa.
Banyak penguasa Mamluk Burji yang bermoral rendah dan tidak menyukai ilmu pengetahuan.Kemewahan dan kebiasaan berfoya-foya dikalangan penguasa menyebabkan cukai dinaikkan.Akibatnya, semangat kerja rakyat menurun dan ekonomi Negara tidak stabil.Maka, suatu kekuatan politik baru yang besar muncul sebagai tentangan bagi Mamalik, yaitu kerajaan Usmani. Kerajaan inilah yang mengakhiri riwayat Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik kalah melawan pasukan Usmani dalam pertempuran di luar kota Cairo pada tahun 1517 M. Sejak itu wilayah Mesir berada di bawah kekuasaan Kerajaan Usmani sebagai salah satu wilayahnya.Mamluk pada awalnya adalah para budak di Kekhalifahan Abbasiyah. Sejak tahun 850 M, para khalifah Abbasiyah mengambil dan membawa para pemuda non-Muslim sebagai budak dan mendidik mereka menjadi tentara Muslim Sunni dalam pasukan budak.Para budak dalam pasukan Mamluk ini semakin lama jumlahnya semakin banyak.
Pada tahun 1144 M, seorang jenderal Mamluk bernama Imaduddin Zengi menaklukan Edessa, salah satu negara yang didirikan oleh orang Eropa setelah Perang Salib Pertama.Dia dibunuh oleh budaknya sendiri tidak lama setela itu, ketika dia ketahuan meminum anggur.Ketika pasukan Salib datang kembali untuk merebut lagi Edessa, putra Zengi, Nuruddin, berhasil menghalau mereka.Setelah itu Nuruddin mendirikan dinastinya sendiri dengan menaklukan Damaskus dari penguasa Muslim lokal.
Pada tahun 1100-an M, orang Mamluk lainnya bekerja kepada para sultan Ayyubiyah di Mesir dan Suriah, namun sedikit demi sedikit mereka mengambil kekuasaan dari para sultan itu.Pada tahun 1244 M, orang Mamluk menaklukan Yerusalem dari pasukan Salib.Pada tahun 1245 M raja Louis IX dari Prancis melancarkan Perang Salib Ketujuh untuk merebutnya kembali, namun dia malah ditangkap oleh Mamluk.Pada tahun 1250 M Syajar al-Durr, ibu dari sultan Ayyubiyah terakhir, membunuh putranya dan berkuasa sendiri.Dia mencetak uang dan membuat dekrit.Dia juga mengakhiri Perang Salib Ketujuh melalui negosiasi dan membiarkan Louis pergi.Syajar al-Durr dengan segera harus menikahi pemimpin Mamluk, Aybak, supaya tetap berkuasa, namun dia terus memerintah dan pada tahun 1257 dia membunuh Aybak.Setelah itu dia ditangkap dan dihukum mati.Ini membuat Mamluk dapat menguasai Mesir dan Suriah.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Dinasti Mamluk merupakan salah satu Dinasti dalam peradaban islam pada masa keemasan islam atau kejayaan islam.Sebagaimana sekilas diketengahkan, sejarah panjang dinasti Mamluk merupakan salah satu bukti bentuk sistem bergulirnya pemerintahan dalam peradaban Islam yang kompleks dalam arti tidak terkungkung pada sistem pemerintahan berbasis keturunan, bahkan tidak juga dominasi agamawan atau aristokrat dimana kalangan budak mampu mengisi sejarah peradaban Islam dengan berbagai sumbangan serta sisi positif dan negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam
Wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar