BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Inovasi berasal dari kata latin innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju ke arah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana. (Ihsan: 1991). Inovasi ialah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan. Istilah perubahan dan pembaruan ada perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya, kalau pada pembaruan ada unsur kesengajaan. Persamaannya yakni sama–sama memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya.
Kata “baru“ dapat juga diartikan apa saja yang baru dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain. Namun setiap yang baru itu belum tentu baik untuk setiap situasi, kondisi dan tempat. Jadi inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invention (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Berdasarkan pengertian inovasi di atas, maka inovasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu perubahan (baru), gagasan, dan bersifat kualitatif dalam rangka memecahkan masalah pendidikan. Pembahasan tentang model inovasi seperti model "Top-Down" dan "Bottom-Up" telah banyak dilakukan oleh para peneliti dan para ahli pendidikan. Sudah banyak pembahasan tentang inovasi pendidikan yang dilakukan misalnya perubahan kurikulum dan proses belajar mengajar. White (1988) menguraikan beberapa aspek yang berkaitan dengan inovasi seperti tahapan-tahapan dalam inovasi, karakteristik inovasi, manajemen inovasi dan sistem pendekatannya. Kennedy (1987) juga membicarakan tentang strategi inovasi mengemukakan tiga jenis strategi inovasi, yaitu: power coercive (strategi pemaksaan), rational empirical (empirik rasional), dan normative-re-educative (pendidikan yang berulang secara normatif).
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebutkan dan jelaskan strategi dalam inovasi pendidikan ?
2. Bagaimana strategi penerapan dalam inovasi pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan dalam makalah adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui strategi dalam inovasi pendidikan
2. Mengetahui strategi penerapan dalam inovasi pendidikan
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan makalah yang digunakan adalah dengan cara study pustaka, yaitu mempelajari buku-buku yang kami jadikan referensi dalam pengumpulan informasi dan data yang ada kaitannya dengan masalah yang akan kami bahas serta pencarian informasi dengan melalui jalur internet .
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Strategi dalam Inovasi Pendidikan
B. Penerapan Strategi dalam Inovasi Pendidikan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A . Strategi Dalam Inovasi Pendidikan
1. Strategi fasilitatif ( facilitative strategis)
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan strategi fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan-perubahan sosial yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar program sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar.
Strategi fasilitatif ini akan dapat dilaksanakan dengan tepat jika diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Strategi fasilitatif akan dapat digunakan dengan tepat jika:
• Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan (tujuan) .
• Merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan
• Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya
• Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki dirinya
b) Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang diperlukan
c) Strategi fasilitatif tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang rendah terhadap usaha perubahan sosial
d) Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan sosial jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan perubahan sesuai yang di harapkan
e) Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang diperlukan.
f) Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancar pelaksanaanya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan sosial, berada di lokasi tempat tinggal sasaran (klien).
g) Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan sosial karena kekurangan sumber dana dan tenaga.
h) Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perbedaan fasilitas yang diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu.
i) Strategi fasiltatif kurang efektif jika:
• Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk menentang adanya perubahan sosial
• Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta sikap terbuka dari klien untuk menerima perubahan
2. Strategi Pendidikan (re-educative strategies)
Dengan strategi ini orang harus belajar lagi tentang sesuatu yang dilupakan yang sebenarnya telah dipelajarinya sebelum mempelajari tingkah laku atau sikap baru.
Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi sebagai berikut :
1) Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak harus terjadi dalam waktu yang singkat (tidak ingin segera cepat berubah)
2) Apabila sasaran perubahan (klien) belum memiliki keterampilan atau pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan perogram perubahan sosial
3) Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien terhadap perubahan yang diharapkan
4) Apabila dikehendaki perubahan yang sifatnya mendasar dari pola tingkah laku yang sudah ada ke tingkah laku yang baru
5) Apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui dan dimengerti atas dasar sudut pandang klien sendiri, serta diperlukan adanya kontrol dan klien.
Strategi pendidikan dapat berlangsung efektif, perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1) Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan perubahan sosial yang akan dicapai
2) Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak, misalnya dengan adanya: sumbangan dana, donator, serta penunjang yang lain.
3) Digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau kembali ke keadaan sebelumnya
4) Digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara gejala dan masalah, menyadarkan adanya masalah dan memantapkan bahwa masalah yang dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya perubahan
Strategi pendidikan akan kurang efektif, jika:
1) Tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan.
2) Digunakan dengan tanpa dilengkapi strategi yang lain.
3. Strategi Bujukan (persuasive strategies)
Program perubahan sosial dengan menggunakan strategi bujukan artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara membujuk (merayu), agar sasaran perubahan (klien) mau mengikuti perubahan sosial yang direncanakan.
Untuk berhasilnya penggunaan strategi bujukan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Strategi bujukan tepat digunakan bila klien (sasaran perubahan):
a) Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan sosial
b) Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam peroses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial
c) Diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang perubahan dari suatu kegiatan atau program ke kegiatan atau program yang lain
b. Strategi bujukan tepat digunakan jika:
a) Masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah kurang efektif
b) Pelaksana program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung terhadap klien
c) Sebenarnya perubahan sosial sangat bermanfaat tetapi menganggap mengandung suatu resiko yang dapat menimbulkan pemecahan
d) Perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti, dan tidak dapat diamati kemanfaatannya secara langsung
e) Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat awal diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan
4. Strategi Paksaan (power strategies)
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan strategi paksaan, artinya dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan) untuk mencapai tujuan perubahan.
Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses perubahan sosial rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya
2. Strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah atau tidak menyadari perlunya sosial
3. Strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang untuk mengusahakan perubahan dan pelaksana perubahan juga tidak mampu mengadakannya
4. Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang diharapkan harus terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera tercapai
5. Strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap perubahan sosial atau untuk cepat mengadakan perubahan sosial sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak
6. Strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk menerima perubahan sosial artinya sukar dipengaruhi
7. Strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamanan percobaan perubahan sosial yang telah direncanakan
B. Penerapan Strategi dalam Inovasi Pendidikan
Petunjuk penerapan strategi inovasi pada suatu sekolah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Buatlah rumusan yang jelas tentang inovasi yang akan diterapkan
Apa yang diperlukan sehingga perlu ada perubahan? Adakah hal lain yang ikut menunjang penerapan inovasi? Untuk mempermudah perumusan tentang kebutuhan dan inovasi yang akan diterapkan, disarankan menggunakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Mengatur sistem kepenasehatan siswa?
b. Mengubah cara kerja konselor?
c. Mengumpulkan data untuk digunakan sebagai bahan mendiagnosis dirinya sendiri (self-diagnosis) oleh siswa, guru, dan supervisor yang memperhatikan bagaimana kelompok menggunakan waktu, dalam kegiatan apa saja dimana kegiatan dilakukan, dengan siapa dilakukan, dan apa hasilnya dengan tujuan agar dapat mengadakan diagnosa untuk mencapai perubahan yang konstruktif?
2. Menggunakan metode atau cara yang memberi kesempatan untuk berpartisipasi seara aktif dalam usaha merubah pribadi maupun sekolah
Berikut ini akan diuraikan tentang bagaimana guru dan kepala sekolah yang akan mengadakan perubahan atau menerapkan inovasi:
a. Tujuan diadakannya inovasi perlu dimengerti dan diterima oleh guru, siswa, serta orang tua dan juga masyarakat. Harus dikemukakan dengan jelas mengapa perlu ada inovasi.
b. Motivasi positif harus digunakan untuk memberikan rangsangan agar mau menerima inovasi. Motivasi dengan ancaman, dengan mengajak agar orang mengikuti yang dilakukan oleh orang lain atau dengan menasehati agar orang menghindari kegagalan, belum tentu dapat berhasil.
c. Harus diusahakan agar individu ikut berpartisipasi dalam mengambil keputusan inovasi. Guru, siswa, maupun orang tua siswa diberi kesempatan ikut berperan dalam mengambil keputusan menerima atau menolak inovasi.
d. Perlu direncanakan tentang evaluasi keberhasilan program inovasi. Kejelasan tujuan dan cara menilai keberhasilan penerapan inovasi, merupakan motivasi yang kuat untuk menyempurnakan pelaksanaan inovasi.
3. Menggunakan berbagai macam Alternatif Pilihan (Option untuk mempermudah penerapan inovasi)
Hal ini dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa yang menerapkan inovasi baik guru maupun siswa memiliki perbedaan individual. Jika menghendaki keseragaman tentu akan mengalami kesukaran.
4. Menggunakan Data atau Informasi yang Sudah ada untuk Bahan Pertimbangan dalam Menyusun Perencanaan dan Penerapan Inovasi.
Berdasarkan permasalahan yang ada dan kemungkinan memecahkannya, kemudian dibuatkan urutan prioritas mana yang harus di dahulukan. Dalam inovasi perlu menggunakan data hasil penelitian dan informasi dari berbagai sumber yang dapat dipercaya.
5. Menggunakan Tambahan Data untuk Mempermudah Fasilitas Terjadinya Penerapan Inovasi
Data-data lain yang bisa diperlukan dalam penerapan inovasi di sekolah antara lain:
a. Pemahaman dan partisipasi individu terhadap program yang ada
b. Pengertian tentang program yang baru
c. Tingkat kemajuan tentang program baru
d. Analisis kemudahan dan kesukaran
e. Penilaian terhadap bahan media instruksional yang diproduksi sekolah.
f. Jumlah dan macam diagnosis tes dari siswa
g. Perubahan penampilan siswa berdasarkan instrument yang telah dibakukan
h. Perubahan isi kurikulum dan organisasi kurikulum
i. Pandangan para ahli tentang hasil pengamatannya terhadap program baru
6. Gunakan Kemanfaatan dari Pengalaman Sekolah atau Lembaga yang lain
Pengalaman sekolah yang telah menerapkan inovasi dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pelaksanaan inovasi di sekolah. Meskipun penentuan apa yang harus berdasarkan kondisi dan situasi di sekolah sendiri.
Ada sepuluh hal yang dapat dipakai untuk melancarkan penerapan inovasi di sekolah sebagai berikut :
a. Gunakan guru penasehat
b. Sediakan pilihan (option)
c. Mengembangkan material (bahan media)
d. Merevisi kurikulum dengan menggunakan mini courses (kursus singkat)
e. Membuat tempat belajar yang lebih baik dalam gedung yang ada
f. Buatlah jadwal yang fleksibel
g. Ditingkatkan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
h. Diadakan penilaian program penerapan inovasi
i. Diadakan penilaian dan pelaporan hasil belajar siswa
j. Dibuat team supervisi
7. Dunia Berbuatlah secara Positif Untuk Mempermudah Kepercayaan
Pendidikan sangat berat menghadapi tantangan perubahan jaman. Dunia komersial menghabiskan jutaan dolar untuk merubah kebiasaan masyarakat, dan dikalangan politik menghabiskan sejumlah besar uang untuk menjaga kesetabilan kesuksesan dan pemerintahan, tetapi di dunia pendidikan sukar untuk memperoleh dana guna mengadakan pembaharuan .
8. Menerima Tanggungjawab Pribadi
Termasuk kelompok yang manakah anda? Apakah anda termasuk kelompok yang memuja masa depan dengan penuh gagasan indah yang belum terlaksana?
Anda perlu mendapatkan tempat dan juga peranan kepala sekolah anda dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan dengan sangat cepat.
9. Usahakan Adanya Pengorganisasian Kegiatan yang Memungkinkan Terjadinya Kepemimpinan yang Efektif
Problem yang dihadapi oleh kepala sekolah sangat komplek. Perlunya kepemimpinan yang mantap dan konsisten dewasa ini sangat terasa karena kepala sekolah selalu dikepung oleh berbagai macam tantangan.
10. Mencari Jawaban Atas Beberapa Pertanyaan Dasar Tentang Inovasi di Sekolah
Tujuan utama inovasi di sekolah ialah untuk meningkatkan kualitas sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi dalam inovasi pendidikan :
1. Strategi Fasilitatif (facilitative strategies)
2. Strategi Pendidikan (re-eduation strategies)
3. Setrategi Bujukan (persuasive strategies)
4. Setrategi Paksaan (power strategies)
Petunjuk penerapan strategi inovasi pendidikan :
1. Buatlah Rumusan yang jelas tentang Inovasi yang Akan Diterapkan
2. Gunakan Metode atau Cara yang Memberi Kesempatan untuk Berpartisipasi Secara Aktif dalam Usia Merubah Pribadi Maupun Sekolah
3. Gunakan Berbagai Macam Alternatif Pilihan (Option) untuk Mempermudah Penerapan Inovasi
4. Gunakan Data atau Informasi yang Sudah Ada untuk Bahan Pertimbangan dalam Menyusun Perencanaan dan penerapan Inovasi
5. Gunakan Tambahan Data untuk Mempermudah Fasilitas Terjadinya Penerapan Inovasi
6. Gunakan Kemanfaatan dari Pengalaman Sekolah atau Lembaga yang lain
7. Dunia Berbuatlah Secara Positif untuk Mendapatkan Kepercayaan
8. Menerima Tanggungjawab Pribadi
9. Usahakan Adanya Pengorganisasian Kegiatan yang Memungkinkan terjadinya Kepemimpinan yang Efektif
10. Mencari Jawaban Atas Beberapa Pertanyaan Dasar Tentang Inovasi di Sekolah
B. Saran
- Terapkanlah strategi inovasi pendidikan dengan baik, supaya pendidikan terarah menuju yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Syaefudin Sa’ud, Udin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
http://blog.unila.ac.id/lisnaini/2010/01/07strategi-dalam-inovasi-pendidikan/
http://masimamgun.blogspot.com/2010/11/inovasi-pendidikan.html
http://blog.unila.ac.id/lisnaini/2010/01/07strategi-dalam-inovasi-pendidikan-untuk-mencapai-tujuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar