Pages

Senin, 04 Februari 2013

PENGERTIAN, OBJEK, SUBJEK DAN ALAT-ALAT EVALUASI

DOWNLOAD RATUSAN MAKALAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. karena atas ridho dan karunia-Nya kami selaku penulis, dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Pengertian, Objek, Subjek dan Alat-Alat Evaluasi.
Tidak lupa kali juga berterima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar, serta teman-teman. Selanjutnya kami berharap agar makalah ini dapat berguna di kemudian hari, atau sebagai referensi pembelajaran berikutnya, dan apabila terdapat salah kata ataupun penulisan, kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Kami juga tidak menutup diri terhadap kritik maupun saran yang ingin diutarakan pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua, sekalian dan terima kasih.


                                                                                     Banjarmasin,   Oktober 2012


                                                                                     Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C.     Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... ....... 3
A.    Pengertian Evaluasi ..................................................................................... 3
B.     Objek Evaluasi ............................................................................................ 4
C.     Subjek Evaluasi ........................................................................................... 6
D.    Alat-Alat Evaluasi ....................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ ..... 14
A.    Simpulan .............................................................................................. ..... 14
B.     Saran ......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan. Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Ahira, 2010).
Proses pembelajaran dengan mengaplikasikan berbagai model-model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan minat, motivasi, aktivitas, dan hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui meningkat atau rendah setelah dilaksanakan sebuah evaluasi. Proses evaluasi meliputi pengukuran dan penilaian. Pengukuran bersifat kuantitatif sedangkan penilaian bersifat kualitatif. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Keputusan dan pendapat akan dipengaruhi oleh kesan pribadi dari yang membuat keputusan.
Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini dikarenakan salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah dengan tes. Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak bias. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, penulis membahas dalam makalah ini mengenai Pengertian, Objek, Subjek dan Alat-Alat Evaluasi.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa Pengertian Evaluasi dan apa cirinya?
2.    Apa Objek Evaluasi?
3.    Siapa Subjek Evaluasi?
4.    Apa saja alat-alat evaluasi?

C.      Tujuan
1.    Menjelaskan pengertian evaluasi dan cirinya
2.    Menjelaskan apa saja objek evaluasi
3.    Menjelaskan siapa subjek evaluasi
4.    Menjelaskan apa saja alat-alat evaluasi




BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris education; dalam bahasa Arab: At-Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiyah dapat evaluasi pendidikan diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
 Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) dalam Sudijono (2001) Evalution refer to the act or process to determining the value of something. Menurut definisi ini bahwa evaluasi suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian, dan pengujian inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan tes (Sudijono, 2001).
Apabila definisi Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) digunakan untuk memberi definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu proses (yang berlangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Menurut Davies dalam Dimyati dan Mudjiono (2002), evaluasi merupakan proses sederhana memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek. Menurut Nana Sudjana dalam Dimyati dan Mudjiono (2002), evaluasi adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu criteria tertentu. Dengan berdasarkan batasan-batasan-batasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan yang lain) berdasarkan criteria tertentu melalui penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan criteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan criteria namun dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru membandingkannya dengan criteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui proses mengukur (pengukuran) baru melakukan proses menilai (penilaian) tetapi dapat pula evaluasi langsung melalui penilaian saja.
Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendidikan sebagai berikut:
Evaluasi pendidikan adalah:
1.    Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan;
2.    Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan.
Evaluasi hasil belajar memiliki ciri-ciri khas yaitu:
1.    Evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta didik secara tidak langsung,
2.    Menilai keberhasilan peserta didik pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif atau lebih sering menggunakan simbol-simbol angka.
3.    Menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap. Penggunaan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap itu didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa setiap peserta didik yang sifatnya heterogen jika dihadapkan pada suatu tes hasil belajar maka prestasi belajar yang mereka raih akan terlukis dalam bentuk kurva normal.
4.    Prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik dari waktu ke waktu bersifat relative, dalam arti bahwa hasil-hasil evaluasi terhadap keberhasilan belajar peserta didik pada umumnya tidak selalu menunjukkan kesamaan.

B.       Objek Evaluasi
Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi dan output. Ditilik dari segi input ini maka obyek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu:
1.    Aspek kemampuan
Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti program pendidikan tertentu, maka para calon peserta didik harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu nantinya peserta didik tidak akan mengalami banyak hambatan atau kesulitan.
Sehubungan dengan itu, maka bekal kemampuan yang dimiliki calon peserta didik perlu untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing calon peserta didik dalam mengikuti program tertentu. adapun alat yang biasa dipergunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude test).
2.    Aspek kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka secara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program pendidikan tertentu. evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkapkan kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality test).
3.    Aspek sikap
Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Karena sikap ini merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka memperoleh informasi mengenai sikap sseorng adalah hal yang sangat penting. Karena itu maka aspek sikap perlu dinilai atau di evaluasi terlebih dahulu bagi calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.
Selanjutnya apabila disoroti dari segi transformasi maka obyek dari evaluasi pendidikan itu meliputi :
a.    Kurikulum atau materi pelajaran
b.    Metode mengajar dan teknik penilaian
c.    Sarana atau media pendidikan.
d.   System administrasi
e.    Guru dan unsur-unsur personal lainnya.
Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh masing-masing peserta didik, setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan.

C.      Subjek Evaluasi
Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan.
Berbicara tentang subyek evaluasi pendidikan di sekolah kiranya perlu dikemukakan disini bahwa mengenai siapa yang disebut sebagai subyek evaluasi pendidikan itu akan sangat bergantung pada, atau ditentukan oleh suatu aturan yang menetapkan pembagian tugas untuk melakukan evaluasi tersebut. Jadi subyek evaluasi pendidikan itu dapat berbeda-beda orangnya.
Dalam kegiatan valuasi pendidikan dimana sasaran evalusinya adalah prestasi belajar siswa, maka subyek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah sikap peserta didik, maka subyek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan (training) mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran yang di evaluasi adalah kepribadian peserta didik, dimana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrument berupa test yang sifatnya baku. Maka subyek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog.
D.      Alat-Alat Evaluasi
Dalam pengertian umum, alat adalah suatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata alat, biasa disebut juga dengan istilah istrumen.dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Secara garis besar, alat evaluasi digolongkan menjadi dua macam yaitu, tes dan non tes. Selanjutnya tes dan non tes juga disebut teknik evaluasi. (Suharsimi Arikunto, 1997: 23)
1.    Tektik non tes
Yang tergolong teknik non tes adalah:
a.         Skala bertingkat (rating scale)
Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil perkembangan.
Contoh : kecenderungan seseorang terhadap jenis kesenian tertentu.
b.         Kuesioner
Kuesioner juga sering dkenal dengan nama angket. Pada dasarnya, kuesioner adalah berupa daftar pertanyaan yang harus diisi oleh seseorang yang akan diukur (responden). Adapun macam-macam kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, di antaranya :
1)        Ditinjau dari segi persiapan
a)        Kuesioner langsung : dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan  diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
b)        Kuesioner tak langsung : adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai keterangannya.
2)        Ditinjau dari segi cara menjawab
a)        Kuesioner tertutup : adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b)        Kuesioner terbuka : adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya.

c.         Daftar cocok (chek list)
Adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ( √ ) di tempat yang sudah disediakan.
d.        Wawancara (interview)
Adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1)        Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.
2)        Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
e.         Pengamatan (observasi)
Adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada tiga macam observasi yaitu,
1)        Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
2)        Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.
3)        Observasi eksperimental, adalah Observasi ini terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.
f.          Riwayat hidup
Adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari obyek yang dinilai. (Suharsimi Arikunto, 1997: 24-28)
Selain teknik-teknik di atas, ada juga teknik lain yaitu :
1)        Studi kasus (Case Study)
Adalah studi yang mendalam dan komprehensif tentang peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu.
2)        Catatan insidentil (anecdotal record)
Adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perorangan.
3)        Sosiometri
Adalah suatu prosedur untuk merangkum, menyusun dan sampai batas tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya serta hubungan di antara mereka.
4)        Inventori kepribadian
Hampir serupa dengan tes kepribadian. Bedanya dalam inventori kepribadian jawaban peserta didik tidak mempunyai kriteria benar atau salah. Semua jawaban peserta didik adalah benar selama dia menyatakan yang sesungguhnya. (Zainal Arifin, 2009: 168-172)
2.    Teknik tes
Tes adalah penilaian yang konprehensif terhadap sorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka tes dibedakan atas tiga macam, yaitu:
a.    Tes diagnostik
Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal itu dapat dilakukan pemberian yang tepat.
b.    Tes formatif
Dari arti kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu.
c.    Tes sumatif
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.
3.    Perbandingan antara tes diagnosis, formatif dan Sumatif.
a.    Ditinjau dari fungsinya
1)   Tes diagnostik
       Menentukan apakah bahan pra surat telah dikuasai atau belum
       Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari
       Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yang akan dipelajari
Menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara khusus untuk mengatasi atau memberikan bimbingan.
2)   Tes formatif
Sebagai umpan balik bagi siswa, guru maupun program untuk menilai pelaksanaan suatu unit program.
3)   Tes sumatif
Untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program serta menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kemampuan dengan kawannya dalam kelompok.
b.    Ditinjau dari waktu
1)        Tes diagnostik
       Pada waktu penyaringan calon siswa
       Pada waktu membagi kelas atau permulaan memberikan pelajaran.
2)        Tes formatif
Selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui kekurangan agar pelajaran dapat berlangsung sebaik-baiknya.
3)        Tes sumatif
Pada akhir unit catur wulan, semester akhir tahun atau akhir pendidikan.
c.    Ditinjau dari titik berat penilaian
1)        Tes diagnostik
       Tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik
       Faktor-faktor fisik, psikologis dan lingkungan
2)        Tes formatif
       Menentukan pada tingkah laku kognitif
3)        Tes sumatif
       Pada umumnya menentukan tingkah laku kognitif, tetapi ada kalanya pada tingkah laku psikomotorik dan kadang-kadang pada afektif.
d.   Ditinjau dari alat evaluasi
1)        Tes diagnostik
       Tes prestasi belajar yang telah distandarisasi
       Tes diagnostik yang telah distandarisasikan
       Tes buatan guru
       Pengamatan dan daftar cocok (check list)
2)        Tes formatif
       Tes prestasi belajar yang tersusun secara baik
3)        Tes sumatif
       Tes ujian akhir
e.    Ditinjau dari cara memilih tujuan yang dievaluasi
1)        Tes diagnostik
       Memilih tiap-tiap ketrampilan prasyarat
       Memiliki tujuan setiap program pelajaran secara berimbang
       Memilih yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental dan perasaan
2)        Tes formatif
       Mengukur semua tujuan instruksional khusus
3)        Tes sumatif
       Mengukur tujuan instruksional umum
f.     Ditinjau dari tingkat kesulitan tes
1)        Tes diagnostik
Untuk tes diagnostik mengukur ketrampilan dasar, diambil dari banyak soal tes yang mudah yang tingkat kesulitannya 0,5 atau lebih
2)        Tes formatif
Belum dapat ditentukan
3)        Tes sumatif
Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan antar 0,35-0,70 ditambah beberapa soal yang sangat mudah dan beberapa lagi yang sangat sukar.
g.    Ditinjau dari skoring
1)        Tes diagnostik
       Menggunakan standar mutlak dan standar relatif
2)        Tes formatif
       Menggunakan standar mutlak
3)        Tes sumatif
       Menggunakan standar relatif
h.    Ditinjau dari tingkat pencapaian
1)        Tes diagnostik
Ada bermacam-macam tes diagnostik, untuk tes diagnostik yang sifatnya memonitor kemajuan tingkat pencapaian yang diperoleh siswa merupakan informasi tentang keberhasilannya. Tes prasyarat adalah tes diagnostik yang sifatnya khusus. Fungsinya untuk mengetahui penguasaan bahan prasyarat yang sangat penting untuk kelanjutan studi bagi pengetahuan berikutnya.
2)        Tes formatif
Ditinjau dari tujuan, tes formatif digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai tujuan instruksional umum yang diuraikan menjadi tujuan instruksional khusus
3)        Tes sumatif
Sesuai dengan fungsi tes sumatif, yaitu memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka telah mengikuti suatu program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan kawan dalam kelompoknya. Maka tidak dibutuhkan suatu tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai, namun demikian tidak berarti bahwa tes sumatif tidak penting
i.      Ditinjau dari cara pencatatan
1)   Tes diagnostik
       Dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil
2)   Tes formatif
       Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil atau gagal dalam menguasai suatu tugas.
3)   Tes sumatif
       Keseluruhan skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan yang dicapai. (Suharsimi Arikunto, 1997: 42-47)



BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris education; dalam bahasa Arab: At-Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiyah dapat evaluasi pendidikan diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Evaluasi hasil belajar memiliki ciri-ciri khas yaitu:
1.      Evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta didik secara tidak langsung,
2.      Menilai keberhasilan peserta didik pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif atau lebih sering menggunakan simbol-simbol angka.
3.      Menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap. Penggunaan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap itu didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa setiap peserta didik yang sifatnya heterogen jika dihadapkan pada suatu tes hasil belajar maka prestasi belajar yang mereka raih akan terlukis dalam bentuk kurva normal.
4.      Prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik dari waktu ke waktu bersifat relative, dalam arti bahwa hasil-hasil evaluasi terhadap keberhasilan belajar peserta didik pada umumnya tidak selalu menunjukkan kesamaan.
Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi dan output.
Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan.
Dalam pengertian umum, alat adalah suatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata alat, biasa disebut juga dengan istilah istrumen. Dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Secara garis besar, alat evaluasi digolongkan menjadi dua macam yaitu, tes dan non tes. Selanjutnya tes dan non tes juga disebut teknik evaluasi.

B.       Saran
Ketika kegiatan evaluasi pembelajaran telah dilaksanakan, hendaknya segera ditindaki apa-apa yang menjadi kekurangan dari proses pembelajaran.




DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Mudjijo. 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada media Group
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
_____________. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Thoha, C. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar