DOWNLOAD RATUSAN MAKALAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. karena atas ridho dan karunia-Nya kami
selaku penulis, dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul Pengertian,
Objek, Subjek dan Alat-Alat Evaluasi.
Tidak lupa kali juga berterima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah
Evaluasi Hasil Belajar, serta teman-teman. Selanjutnya kami
berharap agar makalah ini dapat berguna di kemudian hari, atau sebagai
referensi pembelajaran berikutnya, dan apabila terdapat salah kata ataupun
penulisan, kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Kami juga tidak menutup diri terhadap kritik maupun saran yang ingin
diutarakan pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua,
sekalian dan terima kasih.
Banjarmasin, Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar
Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... ....... 3
A. Pengertian
Evaluasi ..................................................................................... 3
B. Objek
Evaluasi ............................................................................................ 4
C. Subjek
Evaluasi ........................................................................................... 6
D. Alat-Alat
Evaluasi ....................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................ ..... 14
A. Simpulan
.............................................................................................. ..... 14
B. Saran ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan. Dengan
perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan
sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku
menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan
di Indonesia. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Ahira, 2010).
Proses pembelajaran dengan mengaplikasikan berbagai model-model
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan minat, motivasi, aktivitas, dan
hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui meningkat atau rendah
setelah dilaksanakan sebuah evaluasi. Proses evaluasi meliputi pengukuran dan
penilaian. Pengukuran bersifat kuantitatif sedangkan penilaian bersifat
kualitatif. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai,
tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Keputusan dan pendapat akan
dipengaruhi oleh kesan pribadi dari yang membuat keputusan.
Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini
dikarenakan salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah
dicapai siswa adalah dengan tes. Penilaian merupakan bagian penting dan tak
terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan
dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu
diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak bias. Sistem penilaian yang
baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada
gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran. Bagi
siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk
selalu meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, penulis membahas dalam
makalah ini mengenai Pengertian,
Objek, Subjek dan Alat-Alat Evaluasi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Evaluasi dan
apa cirinya?
2.
Apa Objek Evaluasi?
3.
Siapa Subjek Evaluasi?
4.
Apa saja alat-alat
evaluasi?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan pengertian
evaluasi dan cirinya
2.
Menjelaskan apa saja objek
evaluasi
3.
Menjelaskan siapa subjek
evaluasi
4.
Menjelaskan apa saja
alat-alat evaluasi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris education; dalam
bahasa Arab: At-Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan
demikian secara harfiyah dapat evaluasi pendidikan diartikan sebagai penilaian
dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan
kegiatan pendidikan.
Menurut Edwind Wandt dan Gerald W.
Brown (1977) dalam Sudijono (2001) Evalution refer to the act or process to
determining the value of something. Menurut definisi ini bahwa evaluasi suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi adalah
kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu yang sedang dinilai itu,
dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian, dan
pengujian inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan tes (Sudijono,
2001).
Apabila definisi Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) digunakan untuk
memberi definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu
dapat diberi pengertian sebagai suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan
dengan maksud untuk) atau suatu proses (yang berlangsung dalam rangka)
menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala
sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan).
Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai
pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Menurut Davies dalam Dimyati dan Mudjiono (2002), evaluasi merupakan
proses sederhana memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan,
keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek. Menurut Nana Sudjana dalam
Dimyati dan Mudjiono (2002), evaluasi adalah proses memberikan atau menentukan
nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu criteria tertentu. Dengan
berdasarkan batasan-batasan-batasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan
nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek,
dan yang lain) berdasarkan criteria tertentu melalui penilaian. Untuk
menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan criteria, evaluator
dapat langsung membandingkan dengan criteria namun dapat pula melakukan
pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru membandingkannya
dengan criteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui proses mengukur
(pengukuran) baru melakukan proses menilai (penilaian) tetapi dapat pula
evaluasi langsung melalui penilaian saja.
Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi
pendidikan sebagai berikut:
Evaluasi pendidikan adalah:
1.
Proses atau kegiatan untuk
menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditentukan;
2.
Usaha untuk memperoleh
informasi berupa umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan.
Evaluasi hasil
belajar memiliki ciri-ciri khas yaitu:
1.
Evaluasi yang dilaksanakan
dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta didik secara tidak langsung,
2.
Menilai keberhasilan
peserta didik pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif
atau lebih sering menggunakan simbol-simbol angka.
3.
Menggunakan unit-unit atau
satuan-satuan yang tetap. Penggunaan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap
itu didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa setiap peserta didik yang
sifatnya heterogen jika dihadapkan pada suatu tes hasil belajar maka prestasi
belajar yang mereka raih akan terlukis dalam bentuk kurva normal.
4.
Prestasi belajar yang
dicapai oleh para peserta didik dari waktu ke waktu bersifat relative, dalam
arti bahwa hasil-hasil evaluasi terhadap keberhasilan belajar peserta didik
pada umumnya tidak selalu menunjukkan kesamaan.
B.
Objek Evaluasi
Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian
dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian
atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi
tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk
mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan
menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi dan output.
Ditilik dari segi input ini maka obyek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga
aspek, yaitu:
1.
Aspek kemampuan
Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti
program pendidikan tertentu, maka para calon peserta didik harus memiliki
kemampuan yang sesuai atau memadai, sehingga dalam mengikuti proses
pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu nantinya peserta didik tidak
akan mengalami banyak hambatan atau kesulitan.
Sehubungan dengan itu, maka bekal kemampuan yang dimiliki calon peserta
didik perlu untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh
mana kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing calon peserta didik dalam
mengikuti program tertentu. adapun alat yang biasa dipergunakan dalam rangka mengevaluasi
kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude test).
2.
Aspek kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan
menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan
tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi
kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka secara
psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program
pendidikan tertentu. evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau
mengungkapkan kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes
kepribadian (personality test).
3.
Aspek sikap
Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia,
sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Karena sikap ini
merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka memperoleh
informasi mengenai sikap sseorng adalah hal yang sangat penting. Karena itu
maka aspek sikap perlu dinilai atau di evaluasi terlebih dahulu bagi calon
peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.
Selanjutnya apabila disoroti dari segi transformasi maka obyek dari
evaluasi pendidikan itu meliputi :
a.
Kurikulum atau materi
pelajaran
b.
Metode mengajar dan teknik
penilaian
c.
Sarana atau media
pendidikan.
d.
System administrasi
e.
Guru dan unsur-unsur
personal lainnya.
Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah
tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh
masing-masing peserta didik, setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan
selama jangka waktu yang telah ditentukan.
C.
Subjek Evaluasi
Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orang yang melakukan
pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan.
Berbicara tentang subyek evaluasi pendidikan di sekolah kiranya perlu
dikemukakan disini bahwa mengenai siapa yang disebut sebagai subyek evaluasi
pendidikan itu akan sangat bergantung pada, atau ditentukan oleh suatu aturan
yang menetapkan pembagian tugas untuk melakukan evaluasi tersebut. Jadi subyek
evaluasi pendidikan itu dapat berbeda-beda orangnya.
Dalam kegiatan valuasi pendidikan dimana sasaran evalusinya adalah
prestasi belajar siswa, maka subyek evaluasinya adalah guru atau dosen yang
mengasuh mata pelajaran tertentu. jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya
adalah sikap peserta didik, maka subyek evaluasinya adalah guru atau petugas
yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah
memperoleh pendidikan atau latihan (training) mengenai cara-cara menilai sikap
seseorang. Adapun apabila sasaran yang di evaluasi adalah kepribadian peserta
didik, dimana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan
instrument berupa test yang sifatnya baku. Maka subyek evaluasinya tidak bisa
lain kecuali seorang psikolog.
D.
Alat-Alat Evaluasi
Dalam pengertian umum, alat adalah suatu yang
dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau
mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata alat, biasa disebut juga
dengan istilah istrumen.dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan
instrumen evaluasi. Secara garis besar, alat evaluasi digolongkan menjadi dua
macam yaitu, tes dan non tes. Selanjutnya tes dan non tes juga disebut teknik
evaluasi. (Suharsimi Arikunto, 1997: 23)
1. Tektik
non tes
Yang tergolong teknik non tes adalah:
a.
Skala
bertingkat (rating scale)
Skala yang menggambarkan suatu nilai yang
berbentuk angka terhadap suatu hasil perkembangan.
Contoh : kecenderungan seseorang terhadap jenis
kesenian tertentu.
b.
Kuesioner
Kuesioner juga sering dkenal dengan nama
angket. Pada dasarnya, kuesioner adalah berupa daftar pertanyaan yang harus
diisi oleh seseorang yang akan diukur (responden). Adapun macam-macam kuesioner
dapat ditinjau dari beberapa segi, di antaranya :
1)
Ditinjau
dari segi persiapan
a)
Kuesioner
langsung : dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai
jawaban tentang dirinya.
b)
Kuesioner
tak langsung : adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang
dimintai keterangannya.
2)
Ditinjau
dari segi cara menjawab
a)
Kuesioner
tertutup : adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban
lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b)
Kuesioner
terbuka : adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi
bebas mengemukakan pendapatnya.
c.
Daftar
cocok (chek list)
Adalah deretan pernyataan (yang biasanya
singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ( √
) di tempat yang sudah disediakan.
d.
Wawancara
(interview)
Adalah suatu metode atau cara yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1)
Interview
bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya
tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.
2)
Interview
terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
e.
Pengamatan
(observasi)
Adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada
tiga macam observasi yaitu,
1)
Observasi
partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu
pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
2)
Observasi
sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar
secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.
3)
Observasi
eksperimental, adalah Observasi ini terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam
kelompok.
f.
Riwayat
hidup
Adalah gambaran tentang keadaan seseorang
selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subyek
evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan,
dan sikap dari obyek yang dinilai. (Suharsimi Arikunto, 1997: 24-28)
Selain teknik-teknik di atas, ada juga teknik
lain yaitu :
1)
Studi
kasus (Case Study)
Adalah studi yang mendalam dan komprehensif
tentang peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu.
2)
Catatan insidentil
(anecdotal record)
Adalah catatan-catatan singkat tentang
peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perorangan.
3)
Sosiometri
Adalah suatu prosedur untuk merangkum, menyusun
dan sampai batas tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta
didik tentang penerimaan teman sebayanya serta hubungan di antara mereka.
4)
Inventori
kepribadian
Hampir serupa dengan tes kepribadian. Bedanya
dalam inventori kepribadian jawaban peserta didik tidak mempunyai kriteria
benar atau salah. Semua jawaban peserta didik adalah benar selama dia
menyatakan yang sesungguhnya. (Zainal Arifin, 2009: 168-172)
2. Teknik
tes
Tes adalah penilaian yang konprehensif terhadap
sorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program. Ditinjau dari segi
kegunaan untuk mengukur siswa, maka tes dibedakan atas tiga macam, yaitu:
a. Tes diagnostik
Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal itu dapat dilakukan pemberian yang
tepat.
b. Tes
formatif
Dari arti kata form yang merupakan dasar dari
istilah formatif maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu.
c. Tes
sumatif
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya
pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.
3. Perbandingan
antara tes diagnosis, formatif dan Sumatif.
a. Ditinjau
dari fungsinya
1) Tes
diagnostik
• Menentukan
apakah bahan pra surat telah dikuasai atau belum
• Menentukan
tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari
• Mengelompokkan
siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yang akan dipelajari
Menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang
dialami untuk menentukan cara khusus untuk mengatasi atau memberikan bimbingan.
2) Tes
formatif
Sebagai umpan balik bagi siswa, guru maupun
program untuk menilai pelaksanaan suatu unit program.
3) Tes
sumatif
Untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa telah
mengikuti suatu program serta menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan
dengan kemampuan dengan kawannya dalam kelompok.
b. Ditinjau
dari waktu
1)
Tes
diagnostik
• Pada
waktu penyaringan calon siswa
• Pada
waktu membagi kelas atau permulaan memberikan pelajaran.
2)
Tes
formatif
Selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui
kekurangan agar pelajaran dapat berlangsung sebaik-baiknya.
3)
Tes
sumatif
Pada akhir unit catur wulan, semester akhir
tahun atau akhir pendidikan.
c. Ditinjau
dari titik berat penilaian
1)
Tes diagnostik
• Tingkah
laku kognitif, afektif dan psikomotorik
• Faktor-faktor
fisik, psikologis dan lingkungan
2)
Tes formatif
• Menentukan
pada tingkah laku kognitif
3)
Tes
sumatif
• Pada
umumnya menentukan tingkah laku kognitif, tetapi ada kalanya pada tingkah laku
psikomotorik dan kadang-kadang pada afektif.
d. Ditinjau
dari alat evaluasi
1)
Tes
diagnostik
• Tes
prestasi belajar yang telah distandarisasi
• Tes
diagnostik yang telah distandarisasikan
• Tes
buatan guru
• Pengamatan
dan daftar cocok (check list)
2)
Tes
formatif
• Tes
prestasi belajar yang tersusun secara baik
3)
Tes
sumatif
• Tes
ujian akhir
e. Ditinjau
dari cara memilih tujuan yang dievaluasi
1)
Tes
diagnostik
• Memilih
tiap-tiap ketrampilan prasyarat
• Memiliki
tujuan setiap program pelajaran secara berimbang
• Memilih
yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental dan perasaan
2)
Tes
formatif
• Mengukur
semua tujuan instruksional khusus
3)
Tes
sumatif
• Mengukur
tujuan instruksional umum
f. Ditinjau
dari tingkat kesulitan tes
1)
Tes
diagnostik
Untuk tes diagnostik mengukur ketrampilan
dasar, diambil dari banyak soal tes yang mudah yang tingkat kesulitannya 0,5
atau lebih
2)
Tes
formatif
Belum dapat ditentukan
3)
Tes sumatif
Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan antar
0,35-0,70 ditambah beberapa soal yang sangat mudah dan beberapa lagi yang
sangat sukar.
g. Ditinjau
dari skoring
1)
Tes
diagnostik
• Menggunakan
standar mutlak dan standar relatif
2)
Tes
formatif
• Menggunakan
standar mutlak
3)
Tes
sumatif
• Menggunakan
standar relatif
h. Ditinjau
dari tingkat pencapaian
1)
Tes
diagnostik
Ada bermacam-macam tes diagnostik, untuk tes
diagnostik yang sifatnya memonitor kemajuan tingkat pencapaian yang diperoleh
siswa merupakan informasi tentang keberhasilannya. Tes prasyarat adalah tes
diagnostik yang sifatnya khusus. Fungsinya untuk mengetahui penguasaan bahan prasyarat
yang sangat penting untuk kelanjutan studi bagi pengetahuan berikutnya.
2)
Tes
formatif
Ditinjau dari tujuan, tes formatif digunakan
untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai tujuan instruksional umum yang
diuraikan menjadi tujuan instruksional khusus
3)
Tes
sumatif
Sesuai dengan fungsi tes sumatif, yaitu
memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka telah mengikuti suatu program dan
untuk menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan kawan dalam kelompoknya.
Maka tidak dibutuhkan suatu tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang
dicapai, namun demikian tidak berarti bahwa tes sumatif tidak penting
i. Ditinjau
dari cara pencatatan
1) Tes diagnostik
• Dicatat
dan dilaporkan dalam bentuk profil
2) Tes
formatif
• Prestasi
tiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil atau gagal dalam menguasai
suatu tugas.
3) Tes
sumatif
• Keseluruhan
skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan yang dicapai. (Suharsimi Arikunto,
1997: 42-47)
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris education; dalam
bahasa Arab: At-Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan
demikian secara harfiyah dapat evaluasi pendidikan diartikan sebagai penilaian
dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan
kegiatan pendidikan.
Evaluasi hasil
belajar memiliki ciri-ciri khas yaitu:
1.
Evaluasi yang dilaksanakan
dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta didik secara tidak langsung,
2.
Menilai keberhasilan
peserta didik pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif
atau lebih sering menggunakan simbol-simbol angka.
3.
Menggunakan unit-unit atau
satuan-satuan yang tetap. Penggunaan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap
itu didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa setiap peserta didik yang
sifatnya heterogen jika dihadapkan pada suatu tes hasil belajar maka prestasi
belajar yang mereka raih akan terlukis dalam bentuk kurva normal.
4.
Prestasi belajar yang
dicapai oleh para peserta didik dari waktu ke waktu bersifat relative, dalam
arti bahwa hasil-hasil evaluasi terhadap keberhasilan belajar peserta didik
pada umumnya tidak selalu menunjukkan kesamaan.
Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang
bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat
perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh
informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk
mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan
menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi dan output.
Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orang yang melakukan
pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan.
Dalam pengertian umum, alat adalah suatu yang
dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau
mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata alat, biasa disebut juga
dengan istilah istrumen. Dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan
instrumen evaluasi. Secara garis besar, alat evaluasi digolongkan menjadi dua
macam yaitu, tes dan non tes. Selanjutnya tes dan non tes juga disebut teknik
evaluasi.
B.
Saran
Ketika kegiatan evaluasi pembelajaran telah dilaksanakan, hendaknya
segera ditindaki apa-apa yang menjadi kekurangan dari proses pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, S. 2005. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Mudjijo. 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada media Group
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
_____________. 2001. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Thoha, C. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
0 comments:
Posting Komentar