Kamis, 11 Mei 2023

KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN

 DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………... 1

1.1  Latar Belakang……………………………………………………………………….. 1

1.2  Rumusan Masalah……………………………………………………………………. 1

1.3  Tujuan Penulisan…………………………………………………………………….. 1


BAB II PEMBAHASAN…..……………………………………………………………. 3

2.1 Pengertian Inovasi Pendidikan……………….………………………………………. 3

2.2 Karakteristik Inovasi……………...………………………………………………….. 5

2.3 Tujuan Inovasi Pendidikan….………………………………………………………... 7

2.4 Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam Inovasi Pendidikan…………………. 8

2.5 Masalah-masalah yang Menuntut Diadakan Inovasi…………………………………. 9

2.6 Proses Inovasi Pendidikan……………………………………………………………. 10


BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….. 12

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………. 12

3.2 Saran………………………………………………………………………………….. 12


DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 13

 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas.

Pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta didik dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka, telah menjadi pendorong utama timbulnya pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus menerus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan di bahas, yaitu :

1.      Apakah pengertian inovasi pendidikan?

2.      Apakah karakteristik inovasi pendidikan?

3.      Apakah tujuan inovasi pendidikan?

4.      Apakah faktor yang harus diperhatikan dalam inovasi dalam pendidikan?

5.      Apa saja masalah-masalah yang menuntut diadakannya inovasi?

6.      Bagaimana proses dalam inovasi pendidikan?


1.3  Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu:

1.      Mengetahui pengertian inovasi pendidikan.

2.      Mengetahui karakteristik inovasi pendidikan.

3.      Mengetahui tujuan inovasi pendidikan.

4.      Mengetahui faktor yang harus diperhatikan dalam inovasi pendidikan.

5.      Mengetahui apa saja masalah-masalah yang menyebabkan adanya inovasi.

6.      Mengetahui bagaimana proses dalam inovasi

 BAB II

PEMBAHASAN


2.1  Pengertian Inovasi Pendidikan


1.      Ibrahim

Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovsi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan.

2.      Santoso S. Haryono

Santoso S. Hamijoyo mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta di sengaja untuk diusahakan dalam meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.

3.      Tilaar

Inovasi pendidikan menurut Tilaar harus didukung oleh kesadaran masyarakat untuk menuju perubahan. Karena apabila suatu masyarakat tersebut belum berkehendak dalam suatu sistem pendidikan yang diinginkannya, maka suatu perubahan atau inovasi pendidikan tidak akan mungkin terjadi. Namun, apabila masyarakat tersebut telah merasakan bahwa inovasi pendidikan merupakan suatu keharusan dan hal yang penting, maka hal tersebut akan melahirkan pemikiran-pemikiran dan pelaksanaan inovasi pendidikan.

4.      Mattew B. Miller

”To give more concreteness the universe called ”educational innovations” some samples are described billow. They are organized according to the aspect of a social systemwhich they appear to be most clearly associated. In most cases social system involved should be taken to be that of a school or cell although some innovationstake place within the context of many larger systems.”

Dari pendapat pakar mengenai inovasi pendidikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan, adalah ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.

Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi juga di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.

Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.

Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.

Istilah perubahan dan pembaharuan ada perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya, kalau pada pembaruan ada unsur kesengajaan. Persamaannya, yakni sama-sama memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya. Pembaruan pendidikan itu sendiri adalah perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal (yang sebelumnya) serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara inovasi dengan perubahan, mari kita lihat definisi yang diungkapkan oleh Nichols (1983:4).

Nichols menekankan perbedaan antara perubahan dan inovasi sebagaimana dikatakannya di atas, bahwa perubahan mengacu kepada kelangsungan penilaian, penafsiran dan pengharapan kembali dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan yang ada yang diangap sebagai bagian aktivitas yang biasa. 

Sedangkan inovasi menurutnya adalah mengacu kepada ide, obyek atau praktek sesuatu yang baru oleh seseorang atau sekelompok orang yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan yang diharapkan.

2.2  Karakteristik Inovasi

Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Dalam diffusion of innovasion menurut Everett M.  Rogers (1993: 14-16) mengemukakan karakteristik inovasi sebagai berikut:

1.   Relative advantage (Keunggulan relatif)

Para pengguna inovasi akan menilai apakah suatu  inovasi  itu relatif menguntungkan atau lebih   unggul dibanding yang  lainnya atau tidak. Untuk  pengguna inovasi yang menerima secara cepat  suatu inovasi, akan melihat inovasi itu  sebagai sebuah keunggulan.

Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik dan unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi eknomi, sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, maka semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.

2.   Compatibility (Kompatibilitas/Konsisten)

Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible). Pengguna inovasi (adopter)  juga akan mempertimbangkan pemanfaatan inovasi berdasarkan konsistensinya pada nilai-nilai, pengalaman  dan kebutuhannya.

3.   Complexity (Kompleksitas/kerumitan)

Kompleksitas adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya.

 Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.

4.   Trialability (Kemampuan untuk dapat diuji)

Trialability adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Seberapa jauh inovasi tersebut bisa diujicobakan di sekolah-sekolah atau di lembaga pendidikan. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan (mendemonstrasikan) keunggulannya.

Kemampuan untuk dapat diuji bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian. Mempunyai kemungkinan untuk diuji coba terlebih dahulu oleh para adopter untuk mengurangi ketidak pastian mereka terhadap inovasi itu.

5.   Observability (Kemampuan untuk dapat diamati)

Observability adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. inovasi tersebut dapat diperlihatkan secara nyata hasilnya kepada para peserta didik dan Apakah kita bisa melihat variasi-variasi saat mengaplikasikan inovasi tersebut. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relative, kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.

Dengan kemampuan untuk diamati akan mendorong adopter untuk  memberikan penilaian apakah inovasi itu  mampu meningkatkan status sosial mereka di depan orang lain sehingga dirinya akan dianggap sebagai orang yang inovatif.

Seorang inovator pendidikan harus mengetahui dan memahami karakteristik inovasi pendidikan agar tidak sia-sia dalam pelaksanaannya. Di saat kita membuat inovasi, kita harus yakin dulu apakah inovasi tersebut efisien, dapat diuji, dapat diamati, pasti dan bermanfaat atau tidak. Jika tidak memenuhi ke lima kriteria di ats, hendaknya kita berfikir seribu kali untuk memperkenalkan produk inovasi kita kepada publik.



2.3  Tujuan Inovasi Pendidikan

Menurut santoso (1974) tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.

Arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu:

•      Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan tekhnologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.

•      Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga Negara, misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.

Disamping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif dan terampil memecahkan masalahnya sendiri.

Adapun tujuan inovasi pendidikan di Indonesia pada umumnya adalah :

  Lebih meratanya pelayanan pendidikan

  Lebih serasinya kegiatan belajar

  Lebih efisien dan ekonomisnya pendidikan

  Lebih efektif dan efisiensinya sistem penyajian

  Lebih lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan

  Lebih dihargainya unsur kebudayaan nasional

  Lebih kokohnya kesadaran, identitas dan kesadaran nasional

  Tumbuhnya masyarakat gemar belajar

  Tersebarnya paket pendidikan yang memikat, mudah dicerna dan mudah diperoleh

  Meluasnya kesempatan kerja


2.4  Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Inovasi Pendidikan


1)      Guru

Guru adalah orang yang sanagat berpengaruh orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan karena dapat memberikan suatu kekuatan yang dapat memberikan kesan dan pengaruh. Dengan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa untuk mengadakan pembaharuan dalam pendidikan, kita harus meningkatkan profesionalisme guru.

2)      Siswa

Siswa merupakan objek utama dalam proses belajar mengajar. Siswa dididik oleh pengalaman belajar mereka, dan kualitas pendidikannya bergantung pada pengalamannya, kualitas pengalaman-pengalaman, sikap-sikap, temasuk sikap-sikapnya pada pendidikan. Dan belajar dipengaruhi oleh orang yang dikaguminya. Oleh karena itu, dalam mengadakan pembaharuan pendidikan, kita harus memperhatikannya dari segi murid karena murid merupakan objek yang akan diarahkan.

3)      Fasilitas

Proses belajar mengajar akan berjalan lancer kalau ditunjang oleh sarana yang lengkap. Oleh karena masalah fasilitas merupakan masalah yang esensial dalam pendidikan, maka dalam pembaharuan pendidikan kita harus serempak pula memperbaharui mulai dari gedung sekolah sampai kepada maslah yang paling dominan, yaitu alat peraga 9sebgai penjelasan dalam penyampaikan pendidikan).

4)      Program atau Tujuan

Dalam proses belajar mengajar kita harus mempunyai tujuan yang jelas. Kita harus meniliti apa tujuan pendidikan nasional kita, apa pula tujuan institusionalnya, kurikulernya sampai kepada tujuan yang sangat sepesifik sekali telnologi informasi dan komunikasi. Dalam pembaharuan pendidikan tidak akan berhasil kalau mengenyampingkan masalah tujuan. Sebaliknya dengan memperjelas tujuan akan lebih mudahlah kepada apa yang akan dilakukan.


5)  Kurikulum

Kurikulum dalam arti yang luas adalah yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah. Kurikulum sekolah dapat dipandang sebagai bagian dari kehidupan. Oleh karena itu, kurikulum berpengaruh sekali kepada maju mundurnya pendidikan. Apabila kita mengadakan suatu inovasi dalam pendidikan, kita harus memperhatikan kurikulum yang sudah dirumuskan. Kalau pendidikan diperbaharui, maka sudah barang tentu (otomatis) kurikulumnya pun harus berubah. Kita tidak bisa mengadakan pembaharuan tanpa perubahan padakurikulum.


6) Lingkup Sosial Masyarakat

Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan pembahruan pendidikan. Masyarakat secara tidak langsung atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik teutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam pelaksanakan inovasi pendidikan.

2.5  Masalah-Masalah yang Menuntut Diadakan Inovasi

Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan. Adapun masalah-masalah yang menuntut diadakan inovasi di Indonesia, yaitu :

a.    Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.

b.   Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus menerus dan dengan demikian menuntut pendidikan yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (long education).

c.    Berkembangnya tekhnologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap kelestarian peranan manusiawi.

Tantangan-tantangan di atas lebih berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang baik dari luar maupun dari dalam system pendidikan itu sendiri, yaitu di antaranya :

a.    Sumber-Sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif dan efisien.

b.   Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum serasi, relevan, suasana belum menarik dan sebagainya.

c.    Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap dan belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan, baik masa kini maupun masa akan datang.




2.6  Proses Inovasi Pendidikan

Proses inovasi pendidikan adalah serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh individu/organisasi, mulai sadar tahu adanya inovasi sampai menerapkan (implementasi) inovasi pendidikan

Kata proses mengandung arti bahwa aktivitas itu dilakukan dengan memakan waktu dan setiap saat tentu terjadi perubahan. Berapa lama waktu yang dipergunakan selama proses itu berlangsung akan berbeda antara orang atau organisasi satu dengan yang lain tergantung pada kepekaan orang atau organisasi terhadap inovasi. Demikian pula selama proses inovasi itu berlangsung akan selalu terjadi perubahan yang berkesinambungan sampai proses itu dinyatakan berakhir.

Proses inovasi pendidikan mempunyai empat tahapan, di antaranya:

a.    Invention (penemuan)

Invention meliputi penemuan-penemuan tentang sesuatu hal yang baru, biasanya merupakan adaptasi dari yang telah ada. Akan tetapi pembaharuan yang terjadi dalam pendidikan, terkadang menggambarkan suatu hasil yang sangat berbeda dengan yang terjadi sebelumnya.

b.   Development (pengembangan)

Dalam proses pembaharuan biasanya harus mengalami suatu pengembangan sebelum ia masuk dalam dimensi skala besar. Development sering sekali bergandengan dengan riset, sehingga prosedur research dan development merupakan sesuatu yang biasanya digunakan dalam pendidikan.

c.    Diffusion (penyebaran)

Konsep diffusion seringkali digunakan secara sinonim dengan konsep dissemination, tetapi disini diberikan konotasi yang berbeda. Definisi diffusion menurut Roger (Cece Wijaya, 1992: 11) adalah suatu persebaran ide baru dari sumber inventionnya kepada pemakai atau penyerap yang terakhir.



d.   Adopsion (penyerapan)

Menurut Katz dan Hamilton (Cece Wijaya, 1992: 12), definisi proses pembaharuan dan difusi dalam butir-butir berikut ini: penerimaan, melebihi waktu biasanya, dari beberapa item yang spesifik, idea tau praktek/kebiasaan, oleh individu-individu, group, atau unit-unit yang dapat mengadopsi lainnya berkaitan, saluran komunikasi yang spesifik, terhadap struktur sosial, dan terhadap sistem nilai atau kultur tertentu.

BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Dari pendapat pakar mengenai inovasi pendidikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan, adalah ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.

Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.

Karakteristik inovasi pendidikan relative advantage (keunggulan relatif), compatibility (kompatibilitas/konsisten), complexity (kompleksitas/kerumitan), trialability (kemampuan untuk dapat diuji), dan observability (kemampuan untuk dapat diamati).

Menurut santoso (1974) tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.

Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa, fasilitas, program dan tujuan, kurikulum, dan lingkup sosial masyarakat.

Proses inovasi pendidikan terdiri dari empat tahap yaitu: Invention (penemuan), Development (pengembangan), Diffusion (penyebaran), Adopsion (penyerapan)

3.2 Saran

Makalah ini diharapkan dapat menjadikan kita menjadi calon guru yang baik dan juga diharapkan bagi teman-teman terutama calon guru untuk memberikan kritik maupun saran yang sifatnya membangun terhadap isi makalah yang kami buat ini guna untuk perbaikan makalah kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA


http://forum.indonesiamengajar.org/discussion/116/pengertian-dan-tujuan-inovasi-pendidikan/p1

http://seputarpendidikan003.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-inovasi-pendidikan.html

http://inovasi-pendidikan.blogspot.co.id/

https://inopend3.wordpress.com/

http://www.marioatha.com/2013/06/pengertian-inovasi-pendidikan.html

http://xerma.blogspot.co.id/2014/02/pengertian-inovasi-menurut-para-ahli.html



0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites