Jumat, 14 Juni 2013

Seluk Beluk Al-Qur'an (2)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam. Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Allah sebagai penyempurna bagi kitab-kitab lain yang terdahulu.
Sebagai umat Islam, hendaknya kita memahami segala hal tentang Al-Qur’an. Kita seharusnya mempelajari segala sesuatu yang berkenaan dengan Al-Qur’an, mulai dari pengertian, kandungan isinya dan kedudukannya sebagai sumber ajaran Islam.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menyajikan beberapa hal berkaitan dengan Al-Qur’an. Tentunya hanya sebagian kecil yang bisa penulis sajikan karena begitu luasnya ilmu tentang Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian al-qur’an?
2. Bagaimana isi kandungan al-qur’an?
3. Bagaimana kedudukan al-qur’an sebagai sumber ajaran Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa pengertian al-qur’an?
2. Mengetahui bagaimana isi kandungan al-qur’an?
3. Mengetahui bagaimana kedudukan al-qur’an sebagai sumber ajaran Islam?



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an
Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul.
Allah SWT menurunkan Al-Qur'an dengan perantaraan malaikat jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia / berumur 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir alqu'an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.
Alquran turun tidak secara sekaligus, namun sedikit demi sedikit baik beberapa ayat, langsung satu surat, potongan ayat, dan sebagainya. Turunnya ayat dan surat disesuaikan dengan kejadian yang ada atau sesuai dengan keperluan. Selain itu dengan turun sedikit demi sedikit, Nabi Muhammad SAW akan lebih mudah menghafal serta meneguhkan hati orang yang menerimanya. Lama al-quran diturunkan ke bumi adalah kurang lebih sekitar 22 tahun 2 bulan dan 22 hari.

B. Isi Kandungan Al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan Allah SWT pada bulan Ramadhan. Oleh karna itu, umat Islam sangat dianjurkan memperbanyak membaca Al-Qur’an di bulan ini. Bukan berarti tidak membaca di bulan selain Ramadhan tetapi bagaimana supaya di dalam bulan Ramadhan lebih diperbanyak lagi membaca Al-Qur’an.
Al-Qur’an yang memang betul-betul dipahami, bukan saja dibaca akan melahirkan tokoh-tokoh Islam yang beriman dan mampu menciptakan perubahan dalam masyarakat demi kemajuan suatu negeri. Dicontohkan disini, negara Islam Iran yang mampu melahirkan banyak tokoh Islam yang cendekia sehingga keberadaannya disegani oleh Amerika karna mampu menciptakan senjata seperti nuklir. Amerika dibuat waspada oleh adanya ilmuan-ilmuan Islam ini.
Sebenarnya banyak ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Akan tetapi, kebanyakan dari kita hanya membacanya saja tanpa mau memahami isi yang terkandung di dalamnya. Di bulan Ramadhan, banyak orang-orang berlomba mengkhatamkan Al-Qur’an. Sebenarnya bukan mengkhatamkan yang diutamakan akan tetapi menelaah dan mempelajari Al-Qur’an yang sangat dianjurkan agar tidak terjadi kesalahpahaman memaknai Islam seperti yang terjadi belakangan ini dimana banyak timbul aliran-aliran sesat yang mengatasnamakan Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Banyak timbul perpecahan di dalam umat Islam salah satunya adalah tidak memahami kandungan ayat Al-Qur’an seperti yang telah penulis katakan di atas. Kebanyakan dari mereka hanya membaca tapi tidak mempelajari. Sebagai masukan, pelajarilah Al-Qur’an agar kita semua umat Islam dapat bersatu kembali seperti pada masa Nabi.
Pokok isi kandungan al-Quran antara lain:
1. Tauhid
Percaya secara Haqqul yakin kepada Allah SWT. dan Malaikat-malaikat-Nya. Dan Kitab-kitab-Nya. Dan para Rasul-rasul-Nya. Dan Hari Qiyamat/Hari kemudian. Ser ta percaya kepada Qodho dan Qodar-Nya (Baik dan buruk datangnya dari Allah.SWT).
2. Tuntunan Ibadah
Selaku perbuatan yang menghidupkan jiwa Tauhid.
3. Janji dan Ancaman
Al-Qur-aan menjanjikan pahala dan siksa.
4. Hukum Pergaulan Bermasyarakat
Demi mendapatkan kebahagiaan Dunia dan Akhirat.
5. Inti Sejarah
Orang-orang yang tunduk dan ta’at kepada Allah. SWT, seperti para Nabi dan Rasul. Juga orang-orang Shaleh . Sejarah manusia yang mengingkari Agama Allah dengan segenap hukum-hukum Allah. ini semua menjadi i’tibar atau contoh bagi orang yang beriman dan berakhlaq mulia. Dengan harapan agar tercapai kebahagiaan hidup di Dunia dan di Akhirat. Allah menurunkan Al-Qur-aan itu, gunanya untuk dijadikan dasar "Hukum" Dan disampaikan kepada selu ruh hamba-Nya. Serta membimbing agar manusia ber ’ilmu supaya memahami, bahwa segala Perintah Allah Wajib di’amalkan. Dan segala Larangan-Nya wajib ditinggalkan. Dan siapa saja yang melanggar. Pasti terkena sanksi yang telah ditetapkan Allah SWT. Perhatikan Firman-Nya :
فَاسْــتَــمْـسِـكْ بِـالَّـذِيْ اُوْحِيَ اِلَـــــيْــكَ ، اِ نَّــكَ عَـلىَ صِـرَ اطٍ مُّسْـتَــقِـيْـمٍ وَ اِ نَّــه لَـذِكْـرٌ لَّـكَ وَ لـِقَـوْ مِكَ. وَ سَــوْفَ تـُسْــئَــلُـوْ نَ
"Maka berpegang teguhlah kepada (Al-Qur-aan) yang telah KAMI Wahyukan kepada engkau. Sesungguhnya engkau berada didalam jalan yang lurus".
"Dan sesungguhnya Az-zikro (Al-Qur-aan) itu, suatu kemuliaan bagimu dan bagi kaummu. Dan akan di minta pertanggung jawabanmu (dalam memegang dan menyiarkan Al-Qur-aan ini)" (Q.S. Az-Zukruf : 43 - 44)
يـا يُّــهَا الـرَّسُـوْ لُ بَــلِّــغ مَآ اَ نْـزَ لَ اِ لَــيْـكَ مِنْ رَّ بّـِـكَ وَ اِنْ لَـــمْ تَـــفْــعَــلُ فَـمَا بَــلَّـغْتَ رِسَــلَــتَــهُ وَ الـلّـــهُ يَـعْصِمُـكَ مِنَ الــنَّا سِ اِ نَّ الـلّـــهَ لاَ يــَـهْـدِى الْــقَـوْ مَ الْـكــفِـرِ يْــنَ
"Hai Rasul ! Sampaikanlah apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Dan jika tidak kamu laksanakan Berarti engkau tidak menyampaikan Risalah-Nya. Dan Allah akan memelihara kamu dari (perbuatan jahat) Manusia. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki kaum yang kafir". (Q.S.Al-Maidah : 67)
Selanjutnya Allah menekankan kepada Manusia.
وَهذَا كِــــــتَابٌ اَ نْــزَ لْــنـه مُــبَارَ كٌ فَا تَّــبْـعُـو هُ وَ تَّـــقُـوْ ا لَــعَــلَّــكُـمْ تُــرْحَـمُـوْ نَ
"Dan inilah Kitab (Al-Qur-aan) yang KAMI turunkan. (Dan) yang diberi Berkah. Maka ikutilah (Ajaran yang terkandung didalamnya). Dan bertawakkallah (kepada Allah) agar kamu diberi Rahmat". (Q.S. Al-An’aam : 155)
Baik sekali dijadikan bahan renungan khusus, agar diri kita mendapat bimbingan dari Allah SWT. Selanjutnya kita tidak berani berlalai-lalai dalam meniti buih Dunia yang fana ini. Karena menurut kebiasaan manusia jika terperosok terlalu dalam, Insya Allah akan payah untuk kembali kejalan semula, sehingga terkena sanksi dengan kalimat ayat dibawah :
وَ لاَ تَـكُـوْ نُـوْاكَالَّـذِ يْـنَ قَـالُـوْاسَـمِـعْـنَاوَهُمْ لاَ يــَسْـمَـعُـوْنَ . اِنَّ شَـرَّ الـدَّوَآبّ عِـنْـدَ الـلّـــهِ الصُّـمُّ الْـبُـكْـمُ الَّـذِ يْـنَ لاَ يــَـعْــقِـلُـوْنَ
"Janganlah kamu seperti orang (Munafiq) yang berkata, "Kami mendengar, tetapi sebenarnya mereka tidak mendengar (memahami dan tidak mematuhi)". "Sesungguhnya Binatang melata yang paling jelek pada penilaian Allah, ialah orang yang Pekak dan Bisu yang tidak mau mengerti (Undangan Allah)". (Q.S. Al-Anfaal : 21 - 22)
يـاَ يُّــهَا الَّـذِ يْـنَ ا مَـنُـوْاا سْـتَـجِـيْــبُـوْا لـِلّــــهِ وَ لـِلـرَّسُـوْلِ اِذَادَعَـاكُـمْ لــِــمَا يـُحْـيِــيْـكُـمْ وَ اعْـلَـمُـوْآ اَنَّ الـلّــــــــهَ يـَحُـوْ لُ بَــيْـنَ الْـمَـرْءِ وَ قَـــلْــبِـهِ وَ اِ نَّــهُ اِ لَــيْــهِ تُـحْـشَـرُوْنَ
"Hai orang yang beriman ! Patuhilah seruan Allah dan Rasul-Nya. Apabila Rasul menyeru kamu terhadap sesuatu yang menghidupkan (jiwa) kamu (Rohani dan Jasmani). Dan ketahuilah. Sesungguhnya Allah memberi batas antara Manusia dan Hatinya. Dan sesungguhnya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan" (Q.S. Al-Anfaal : 24)
يـاَ يُّــهَاالَّذِ يْنَ امَـنُـوْالاَ تَـخُـوْ نُــوا الـلّـــهَ وَ الـرَّسُـوْ لَ وَ تَّـخُوْ نُــوْآ اَ مْـنــتِــكُــمْ وَ اَ نْــتُــمْ تَــعْــلَــمُــوْ نَ
"Hai orang Mukmin ! Janganlah kamu berkhianat kepada Allah dan Rasul (Muhammad). Dan Janganlah kamu mengkhianati Amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu. Sementara kamu mengetahui". (Q.S. Al-Anfaal : 27)
Bagi yang menyembunyikan ’ilmu, Perhatikan Ayat :
مَنْ سُـئِــلَ عَـنْ عِـلْـمٍ فَــكَـــتَــمَـهُ الْـجَـمَـهُ الـلّـــهُ يـَـوْ مَ الْـقِـــيَـا مَـةِ بِـــلِــجَا مِ مِنَ الــــنَّارِ
"Barangsiapa ditanya tentang sesuatu ‘ilmu. Kemudian ia menyembunyikannya. (berat untuk memberi keterangan). Maka Allah SWT akan mengekang (mulutnya) kelak di hari Qiyamat. Dengan kekang dari api Neraka !". (H.R. Ahmad)

C. Kedudukan Al-Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Islam
Atas dasar bahwa hukum syara’ adalah kehendak Allah tentang tingkah laku manusia mukallaf, maka dapat dikatakan bahwa pembuat hukum adalah Allah SWT. Ketentuannya itu terdapat dalam kumpulan wahyu-Nya yang disebut al Qur’an. Dengan demikian ditetapkan bahwa al Qur’an itu sumber utama bagi hukum Islam, sekaligus juga sebagai dalil utama fiqh. Al Qur’an itu membimbing dan memberikan petunjuk untuk menemukan hukum-hukum yang terkandung dalam sebagian ayat al Qur’an.
Karena kedudukan al Qur’an itu sebagai sumber utama bagi penerapan hukum, maka bila seseorang ingin menemukan hukum untuk suatu kejadian, tindakan pertama yang harus dia lakukan adalah mencari jawaban dari al Qur’an. Selama hukumnya dapat ditemukan dalam al Qur’an maka dia tidak boleh mencari jawaban lain dari luar al Qur’an.
Selain itu sesuai dengan kedudukan al Qur’an sebagai sumber utama hukum Islam, itu berarti al Qur’an adalah sumber dari segala sumber hukum. Karena itu jika akan menggunakan sumber hukum lain dari luar al Qur’an maka harus sesuai dengan petunjuk Al Qur’an dan tidak boleh melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Al Qur’an.
Kekuatan hujjah al Qur’an sebagai sumber dan dalil hukum fiqih terkandung dalam ayat al Qur’an yang menyuruh umat manusia mematuhi Allah, perintah mematuhi Allah itu berarti perintah mengikuti apa-apa yang difirmankan-Nya dalam Al-Qur'an.
Al Qur’an diturunkan Allah untuk disampaikan kepada umat manusia untuk kemaslahatan dan kepentingan mereka. Kemaslahatan itu dapat berbentuk mendatangkan manfaat atau keberuntungan maupun dalam bentuk melepaskan manusia dari kemadlaratan yang akan menimpanya.
Bila ditelusuri ayat-ayat yang menjelaskan fungsi turunnya al Qur’an kepada umat manusia sangatlah banyak, diantaranya:
1. Sebagai petunjuk bagi kehidupan umat. Fungsi petunjuk ini banyak sekali terdapat dalam al Qur’an, misalnya dalam surah al baqarah ayat 2.
        ¬   
Artinya : “Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (QS. Al Baqarah : 2).
2. Sebagai rahmat atau keberuntungan yang diberikan Allah dalam bentuk kasih sayang-Nya. Jadi al Qur’an merupakan rahmat untuk umat manusia.
     
Artinya : "Menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan" (QS. Luqman : 3).
3. Sebagai mauizah atau pengajaran yang akan mengajar dan membimbing umat dalam kehidupannya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
       •                
Artinya: "Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik." (QS. Al A’raf:145)
4. Sebagai pembenar terhadap kitab-kitab sebelumnya, ini berarti bahwa al Qur’an memberikan pengakuan terhadap kitab-kitab sebelumnya sebagai wahyu Allah.
•         ¬    
Artinya: Dia menurunkan Al Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil." (QS. Ali Imran: 3)
Dengan menganalisa fungsi al Qur’an secara harfiyah yang terdapat dalam al Qur’an, jelaslah bahwa al Qur’an itu diturunkan Allah dalam bentuk multifungsi.
Memang terdapat pula dalam ayat-ayat lain yang  mengisyaratkan fungsi al Qur’an selain yang kami jelaskan di atas. Kesemuanya itu dapat terangkum dalam dua hal pokok, yaitu:
a. Sebagai rahmat yang dikaruniakan Allah kepada umat manusia bila mereka menerima dan mengamalkan keseluruhan isi al Qur’an, dan niscaya akan mendapatkan kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.
b. Sebagai petunjuk, ini dapat berarti petunjuk bagi manusia untuk mengenal rasul dan membuktikan kebenaran identitas kerasulan. Dan petunjuk akan kebenaran rasul karena dalam al Qur’an terdapat daya mukjizat yang menunjukkan bahwa pembawa al Qur’an itu adalah benar-benar seorang rasul.


BAB III
PENUTUP

Simpulan
Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul.
Pokok isi kandungan al-Quran antara lain: tauhid, tuntunan ibadah, janji dan ancaman, hukum pergaulan bermasyarakat dan inti sejarah.
Atas dasar bahwa hukum syara’ adalah kehendak Allah tentang tingkah laku manusia mukallaf, maka dapat dikatakan bahwa pembuat hukum adalah Allah SWT.
Karena kedudukan al Qur’an itu sebagai sumber utama bagi penerapan hukum, maka bila seseorang ingin menemukan hukum untuk suatu kejadian, tindakan pertama yang harus dia lakukan adalah mencari jawaban dari al Qur’an. Selama hukumnya dapat ditemukan dalam al Qur’an maka dia tidak boleh mencari jawaban lain dari luar al Qur’an.


DAFTAR PUSTAKA

Faridl, Miftah, Syihabuddin Agus. 1989. Al-Quran Sumber Hukum Islam Yang Pertama. Bandung: Pustaka
http://qolbiah.blogspot.com/2007/12/10-pokok-isi-al-quran.html
http://organisasi.org/isi_kandungan_alquran_aqidah_ibadah_akhlak_hukum_sejarah_dorongan_untuk_berfikir_garis_besar_inti_sari_al_quran
http://amusthofa17.blogspot.com/2012/03/isi-kandungan-al-quran.html
http://zoel45.hexat.com/1AlQuranWahid, Ramli Abdul. 1996. Ulumul Qur’an. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Mannaa’ Khaliil Al-Qattaan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2007, Elektronik Book, “Kehujjahan Al-Qur’an” STAI Bani Saleh 2009
Muhammad Syah, Ismail. 1991. Filsafat Hukum Islam : Jakarta : Bumi Aksara.
Nata, Abuddin.1992.Al-Qur’an dan Hadits. Jakarta : Raja Grafindo Persada

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites