Sabtu, 03 Agustus 2013

Sejarah Perang Salib

PENDAHULUAN
Perang salib merupakan suatu kejadian besar dalam sejarah umat manusia. Dalam peperangan yang berlangsung selama dua abad itu beratus jiwa umat manusia telah mati. Di samping itu kerugian harta benda tak tehitung banyaknya, seterusnya akibat buruk perang salib ini hingga saat ini juga masih dapat dirasakan.
Adapun korban pertama dalam peperangan ini adalah kaum Muslimin. Kaum Muslimin dijadikan bahan pelampias nafsu amarah dan keserakahan. Umat Nasrani dari Eropa datang dengan segala keganasan dan ketamakannya dalam dunia Islam untuk mencari keuntungan duniawi dengan dalil membela agama.
BAB II
PEMBAHASAN
A.            LATAR BELAKANG PERANG SALIB
Perang salib adalah peperangan yang terjadi antara kaum Muslimin dengan pengikut agama Nasrani yang berada di Eropa, dimana peperangan ini membawa akibat buruk sekali bagi sejarah Timur dan Barat. Sebab dan latar belakang perang salib hanya dapat disimpulkan dalam dua bagian:
1.        Umat Nasrani ingin mengadakan pembalasan dendam kepada umat Islam
Sejak agama Islam berkembang di Jazirah Arabiah, kaum Muslimin telah berhadapan dengan umat Nasrani yang berada di sekitar Jazirah Arabiah. Terutama sekali kerajaan Kristen Byzantium. Telah berkali-kali umat Islam berperang melawan kerajaan Nasrani. Sehingga akhirnya seluruh jajahan Kerajaan Nasrani direbut oleh kaum Muslimin. Lebih dari itu kaum Muslimin juga berhasil meluaskan sayapnya sampai ke Spanyol, pusat Negara Kristen sendiri.
Kenyataan sejarah yang demikian inilah yang menyebabkan umat Nasrani menyimpan dendam terhadap kaum Muslimin. Perasaan dendam inilah kelak yang mendorong umat Nasrani untuk melampiaskan nafsu amarahnya kepada kaum Muslimin.
2.        Terdorong oleh keinginan untuk mencari keuntungan duniawi
Keadaan di Eropa menjelang terjadinya perang salib sangat krisis sekali. Pada umumnya perekonomian dan kekayaan berada di tangan kaum bangsawan saja, sedangkan kaum jelata yang merupakan golongan terbesar dari bangsa Eropa berada dalam sengsara dan kemiskinan. Penindasan terhadap kaum lemah terjadi dimana-mana.
Bicara keadaan di dunia Kristen mengalami kemunduran total, baik dibidang pengetahuan, maupun dibidang kehidupan sosial, padahal keadaan umat Islam adalah sebaliknya. Dewasa itu keadaan umat Islam sangat maju sekali. Maju dibidang sosial maupun dibidang perekonomian, dan dibidang ilmu pengetahuan.
Dari sini dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa yang mendorong bangsa Eropa untuk datang ke dunia Islam adalah untuk mencari keuntungan duniawi.
1.        Periode-Periode dalam Perang Salib
Peristiwa penting dalam gerakan ekspansi yang dilakukan oleh Alp Arselan adalah peristiwa Manzikart, tahun 464 H (1071 M). Tentara Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang, terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, al-Akraj, al-Hajr, Perancis dan Armenia. Peristiwa besar ini menanamkan permusuhan terhadap umat Islam, yang kemudian mencetuskan perang salib, yang terjadi dalam tiga periode.
1.        Periode Pertama
Peniup pertama tentara salib di Eropa adalah seorang rahib yang bernama Petrus. Pada mulanya rahib ini ketika berkunjung ke Betlehem di tahun 1093 M. Dia iri sekali melihat kota suci itu berada di tangan kaum Muslimin. Perasaan sedemikian itu membakar hatinya terhadap kaum Muslimin, karena itu sekembalinya rahib ke Eropa, dia langsung menghadap kepada bapak gereja Khatolik di Roma untuk melaporkan isi hatinya kepada pemimpin Khatolik. Pada waktu itu yang duduk di singgasana pimpinan adalah pendeta Urbain II.
Keluhan rahib Petrus itu disambut gembira oleh pimpinan Khatolik. Untuk selanjutnya pimpinan Khatolik ini mencari massa dikalangan umat Nasrani Eropa. Pimpinan gereja mengundang semua masyarakat Eropa untuk mengadakan sidang gereja guna membicarakan pengutusan tentara salib ke Timur Tengah guna merebut kota suci itu
Sidang gereja itu pada mulanya diadakan di kota Plaisance (Italia Utara). Dalam sidang gereja hadir beberapa pemuka Nasrani, namun sidang ini kurang berpengaruh di kalangan umat nasrani. Karena itu sidang gereja yang kedua telah diadakan di kota Clermont. Sidang ini diadakan pada tahun 1095 dan telah dihadiri oleh segenap lapisan masyarakat Eropa, baik dari golongan bangsawan maupun dari rakyat jelata yang miskin.
Tentara salib periode pertama ini terbagi dua bagian, untuk golongan rakyat jelata di bawah pimpinan rahib Petrus – peniup bangkitnya tentara salib di Eropa. Sedangkan yang lain di bawah pimpinan beberapa orang raja Eropa. Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Perancis dan Norman, berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Paletina. Tentara salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bahemond, dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18 Juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha (Edessa). Disini mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldawin sebagai raja. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiochea dan mendirikan kerajaan Latin II di Timur. Bahemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Bait al-Maqdis (15 Juli 1099) dan mendirikan kerajaan Latin III, dengan raja Godfrey. Setelah penaklukan Bait al-Maqdis itu, tentara salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka (1104 M), Tripoli (1109 M) dan kota Tyre (1124 M). Di Tripoli mereka mendirikan kerajaan Latin IV, rajanya adalah Raymond.[1]
2.        Periode Kedua
Imaduddin Zanki, penguasa Mashul dan Irak, berhasil menaklukkan Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada tahun 1144 M. Namun ia wafat tahun 1146 M. Tugasnya dilanjutkan oleh putranya, Nuruddin Zanki. Nuruddin berhasil merebut kembali Antiochea pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M seluruh Edessa dapat direbut kembali.
Kejatuhan Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen Mengobarkan perang salib kedua. Paus Eugerius III menyerukan perang suci yang disambut positif oleh raja Perancis Louis VII dan raja Jerman Cordrad II. keduanya memimpin perang salib untuk merebut wilayah Kristen di Syiria. Akan tetapi, gerak maju mereka dihambat oleh Nuruddin Zanki. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan Cordrad II melarikan diri pulang ke negerinya.[2] Nuruddin wafat tahun 1147 M. Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Shalah al-Din al-Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M. Hasil peperangan Shalah al-Din yang terbesar adalah merebut kembali yerussalem pada tahun 1187 M.
Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum Muslimin sangat memukul perasaan tentara salib, mereka pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa raja Jerman, Richard The Lion Hart raja Inggris, dan Philip Augustus raja Perancis. Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M, meskipun medapat tantangan berat dari Shalah al-Din, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin. Akan tetapi, mereka tidak berhasil memasuki Palestina.
3.        Periode Ketiga
Tentara salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman Frederick II. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-orang Kristen Qibthi. Pada tahun 1191 M, mereka berhasil menduduki Dimyat. Raja Mesir dari dinasti Ayyubiyah waktu itu adalah al-Malik al-Kamil, membuat perjanjian dengan Frederick. Isinya antara lain Frederick bersedia melepaskan Dimyat, sementara al-Malik al-Kamil melepaskan Palestina, Frederick menjamin keamanan kaum Muslimin disana, dan Frederick tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syiria. Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin tahun 1247 M, dimasa pemerintahan al-Malik al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya. Ketika Mesir dikuasai oleh dinasti Mamalik yang menggantikan posisi dinasti Ayyubiyah, pimpinan perang dipegang oleh Baybars dari Qalawun. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin tahun 1291 M.
Demikianlah perang salib yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhenti di Barat, di Spanyol, sampai umat Islam terusir dari sana.
2.        Simbol-Simbol Salib
1.        Simbol Salib Kristen
Tidak diragukan lagi bahwa bagi kaum Muslimin simbol salib melambangkan agama Kristen, dengan pandangan kaum Muslimin secara umum Kristen jelas identik dengan salib. Seorang raja Kristen di dalam salah satu cerita rakyat diberi nama panggilan, Abd al-Shalib (budak salib) sebuah nama dengan mengambil model nama-nama Islam yang banyak melibatkan penggunaan nama ‘Abd yang digabungkan dengan salah satu dari nama indah Allah (seperti ‘Abd al-Wahhab). Namun, dalam konteks Kristen nama tersebut memiliki arti yang merendahlan.
2.        Salib Sebagai Simbol Kemalangan bagi Kaum Muslimin
Sebagai simbol yang jelas dan uatam bagi umat Kristen, salib bagi kaum Muslimin justru membawa kemalangan. Kaum Muslim yang berperang di bawah salib dipastikan akan menemui kekalahan.[3] Para penulis sejarah menyusun cerita hebat tentang hal ini dalam pertempuran Gaza pada 642 H/1244 M ketika pasukan Muslim dari Damaskus dan Hims bertempur di bawah bendera kaum Frank melawan kaum Khawarazmi dan pasukan Mesir. Seluruh peristiwa ini dengan memilukan di catat oleh Sibth Ibn al-Jawzi:
Salib-salib berada di atas kepala dan para pendeta di Batalian itu membuat tanda salib pada kaum Muslim dan memberikan sakramen kepada mereka. Di tangan mereka terdapat piala dan bejana-bejana minum yang mereka gunakan untuk memberi minum prajurit Muslim itu…sementara itu, penguasa Hims…dia mulai menangis, sambil berkata “saya tahu, ketika kami berangkat dengan menjunjung salib-salib Frank, bahwa kami tidak akan berhasil”.
B. KEUNTUNGAN UMAT NASRANI DALAM PERANG SALIB
1.        Luasnya pengetahuan dan pengalaman
Pada umumnya sebagian besar ahli sejarah mencatat bahwa Eropa di abad pertengahan sedang hidup dalam kebodohan dan kegelapan. Bangsa Eropa, selain bangsa Yunani dan Romawi adalah terdiri dari bangsa Barbar yang belum maju. Mereka tidak mengenal dunia luar dengan baik, karena itu pandangan dan pengetahuan mereka sangat terbatas.
Setelah mereka datang ke Timur Tengah dan berkumpul dengan kaum Muslimin selama dua abad barulah pengalaman dan pengetahuan mereka berkembang luas. Di abad pertengahan dunia Islam – baik di Barat maupun di Timur – semuanya mengalami suatu kemajuan dan pekembangan peradaban Islam yang tinggi sekali. Di Spanyol umat Nasrani yang hidup dekat kaum Muslimin sangat maju sekali bentuk kehidupan mereka, dan cara berfikir mereka, karena peradaban Islam di Spanyol dewasa itu sangat maju.
2.        Mereka mengenal toleransi dari kaum Muslimin.
Ketika mereka mendapat kemenangan dari kaum Muslimin, timbullah rasa tamak dan keganasan untuk membunuh dan merampas. Mereka lakukan segala perbuatan yang menjatuhkan martabat agama yang dianutnya. Perbuatan mereka yang tidak bertoleransi tidak diimbangi oleh kaum Muslimin dengan perbuatan yang serupa. Bahkan mereka selalu bertoleransi kepada lawannya yang telah berlaku kejam. Kaum Muslim selalu berlaku baik kepada lawannya yang lemah, sehingga tentara salib terharu sekali dengan ketoleransian kaum Muslimin. Dengan adanya perang salib ini umat Nasrani yang biadab akhirnya belajar toleransi dari kaum Muslimin.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari makalah yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.        Perang salib adalah peperangan yang terjadi antara kaum Miuslimin dengan pengikut agama Nasrani yang berada di Eropa.
2.        Latar belakang perang salib terbagi dua, yaitu: petama, umat Nasrani ingin mengadakan pembalasan dendam kepada umat Islam. Kedua, terdorong oleh keinginan untuk mencari keuntungan duniawi.
3.        Perang salib terbagi ke dalam tiga periode yaitu periode pertama, kedua dan ketiga.
4.        Dalam perang salib umat Nasrani mendapatkan keuntungan, yaitu luasnya pengetahuan dan pengalaman, kemudian mereka mengenal toleransi dari kaum Muslimin.
DAFTAR PUSTAKA
●        AL-Mudhar, Yunus Ali. 1994. Teori Kaum Muslimin dan Sikap Musuh-musuhnya. Surabaya: PT. Bungkul Indah
●        Hillen Brand, Carole. 2006. Perang Salib. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri.
●        Nadwi, Abdul Hasan Ali. 1986. Islam dan Dunia. Bandung: PT. Angkasa.
●        Yatim, Drs. Badri, M.A. 1997. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
●        http:/id.wikipedia.org/wiki/perang salib pertama.
PERANG SALIB
A. Pendahuluan
Bila kita menyebut nama Perang salib pasti bayangan kita tergambarkan bahwa perang ini adalah peperangan antar golongan agama. Memang gambaran sedemikian itu tidak salah, karena Salib adalah lambing bagi umat Nasrani.
Sebenarnya Perang salib ini adalah peperangan yang terjadi antara kaum Muslimin dengan pengikut agama Nasrani yang berada di Eropa, di mana peperangan ini membawa akibat yang sangat  buruk sekali bagi timur dan barat. Dalam peperengan yang berlangsung selama dua abad itu beratus ribu jiwa umat manusia telah melayang.[4] Di samping itu kerugian harta benda tidak terhitung banyaknya. Seterusnya akibat buruk Perang salib ini hingga ke saat ini juga masih dapat dirasakan.
Adapun korban utama dalam peperangan ini adalah kaum Muslimin. Kaum Muslimin dijadikan bahan pelapis nafsu amarah dan keserakahan. Umat Nasrani dan Eropa datang dengan segala keganasan dan ketamakannya ke dunia Islam untuk mencari keuntungan duniawi  dengan dalil membela agama. Niat jahat mereka ini akan terbuka setelah umat Nasrani Eropa berhasil berkuasa sementara di dunia Islam. Terutama sekali setelah bangsa Eropa mengenal dunia Islam di timur kelak mereka ingin melanjutkan expansinya ke timur untuk mencengkamkan kuku penjajahannya.
Dalam pembahasan ini penulis akan mencoba mengemukakan tentang Perang salib tersebut.
B. Back Ground Perang Salib Sebenarnya
Setiap kejadian sejarah pasti ada sebab dan  back ground  yang melatar-belakanginya. Ya, walaupun adakalanya sebab dan back ground yang melatar-belakangi sesuatu kejadian itu ada yang terang dan ada yang tersembunyi ,namun jika kita perhatikan baik-baik pasti akan menetukan sebab dan back ground sebenarnya dari setiap kejadian. Perang salib adalah suatu kejadian besar dalam sejarah uamat manusia. Karena itu para ahli sejarah telah menyebutkan bermacam-macam sebab dan back groundnya. Walau bagaimana sekalipun, maka sebab dan back ground Perang salib itu hanya dapat kita simpulkan dalam dua bagian :
1. Umat  Nasrani  Ingin Mengadakan Pembalasan Dendam Kepada Umat
    Islam.
Kita telah tahu tahu bahwa sejak agama Islam berkembang di jazirah Arabiyah, kaum Muslimin telah berhadapan dengan umat Nasrani yang berada di sekitar jazirah Arabiyah, Terutama sekali yang kita kenal dengan kerajaan Kristen Byzantium. Telah berkali-kali umat Islam berperang melawan kerajaan  yang satu ini. Sehingga akhirnya seluruh daerah jajahan Kerajaan Nasrani direbut oleh kaum Muslimin. Lebih dari itu kaum Muslimin juga berhasil meluaskan sayapnya sampai ke Spanyol, pusat Negara Kristen sendiri.[5]
Kenyataan sejarah yang sedemikian inilah yang menyebabkan umat Nasrani  menyimpan perasaan dendam terhadap kaum Muslimin. Perasaan dendam inilah yang mendorong umat Nasrani untuk melampiaskan nafsu amarahnya kepada kaum Muslimin.
2. Terdorong oleh Keinginan untuk Mencari Keuntungan Duniawi.
Keadaan di Eropa menjelang terjadinya Perang salib sangat krisis sekali. Pada umumnya roda perekonomian dan kekayaan berada di tangan kaum bangsawan saja. Mereka adalah golongan feudal dan kapitalis. Sedangkan kaum jelata – yang merupakan kaum terbesar bangsa Eropa – berada dalam keadaan sengsara dan kemiskinan. Penindasan terhadap kaum lemah terjadi di mana-mana. Dewasa itu peranan gereja sangat besar sekali untuk menguntungkan  golongan bangsawan dan kaum feodalis.
Bila keadaan di dunia Kristen mengalami kemunduran total, baik di bidang pengetahuan, maupun bidang kehidupanm sosial ; padahal keadaan dunia Islam adalah sebaliknya. Dewasa itu keadaan dunia Islam sangat maju sekali. Maju di bidang sosial, maupun di bidang perekonomian, dan di bidang ilmu pengetahuan. Pokoknya dunia Islam dewasa itu – baik di Barat/Spayol maupun di timur tengah – menjadi dunia impian bagi setiap bangsa yang ada.[6]
Dari sini dapat kita tarik  kesimpulan  bahwa yang mendorong bangsa Eropa untuk dating kedunia Islam adalah untuk mencari keuntungan duniawi. Kedok mereka ini nanti akan terbuka setelah mereka dapat menguasai sebagian dunia timur tengah.
Kedua back ground  yang kami sebutkan di atas sebenarnya telah mereka tanam di hati umat Nasrani Eropa sejak lama sambil menunggu saat yang baik untuk  mewujudkan niat mereka ke alam kenyataan adalah waktu dunia Islam dilanda kehancuran dan kekacauan, seperti yang terjadi semasa menjelang Perang salib.[7]
C. Perang Salib.
Peristiwa penting dalam gerakan ekpansi yang dilakukan oleh Alp Arselan adalah peristiwa Manzikart, tahun 464 H (1071 M). Tentara Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang, terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, al-Akraj, al-Hajr, Perancis, dan Armenia. Peristiwa besar ini menanamkan  benih permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat Islam, yang kemudian mencetuskan Perang salib. Kebencian ini bertambah setelah dinasti Seljuk dapat merebut Bait al-Maqdis pada tahun 471 H dari kekuasaan dinasti Fathimiyah yang berkedudukan di Mesir. Penguasa Seljuk menetapkan beberapa peraturan bagi umat Kristen yang ingin berjiarah ke sana. Peraturan itu dirasakan sangat menyulitkan mereka.[8]. Untuk memperoleh kembali keleluasaan berziarah ke tanah suci Kristen itu, pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen di Eropa supaya melakukan perang suci.[9] Perang ini kemudian dikenal dengan nama Perang Salib, yang terjadi dalam tiga periode. 
1.        Periode Pertama
Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Perancis dan Norman, berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18 juni 1097 mereka berhasil menaklukan Nivea dan tahun 1098 M menguasai Raha (Edessa). Disini  mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldawin sebagai raja. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiochea dan mendirikan kerajaan Latin II di Timur. Bohemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Bait al-Maqdis (15 Juli 1099 M.) dan mendirikan kerajaan Latin III dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan Bait al-Maqdis itu, tentara salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka (1104 M.). Tripoli (1109 M.), dan kota Tyre (1124 M.). Di Tripoli mereka mendirikan kerajaan Latin IV, Rajanya adalah Raymond.[10] 
2.        Periode Kedua
Imaduddin Zanki, penguasa Moshul dan Irak, berhasil menaklukan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada tahun 1144 M. Namun ia wafat tahun 1146 M. Tugasnya dilanjutkan oleh putranya, Nuruddin Zanki. Nuruddin  berhasil merebut kembali Antiochea pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M seluruh Edessa dapat direbut kembali.
Kejatuhan Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan perang salib kedua. Paus Eugenius III menyerukan perang suci yang disambut positif oleh raja Perancis Louis VII dan raja Jerman Condrad II. Keduanya memimpin pasaukan Salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria.Akan tetapi, gerak maju mereka dihambat oleh Nuruddin Zanki. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan Condrad II sendiri melarikan diri pulang kenegarinya.[11] Nuruddin wafat tahun 1174 M. Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Shalah al-Din al-Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M. Hasil peperangan Shalah al-Din yang terbesar adalah merebut kembali Yerussalem pada tahun 1187 M. Dengan demikian kerajaan latin di Yerussalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir.
Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum muslimin sangat memukul perasaan tentara salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa, raja Jerman, Richard the Lion Hart, raja Inggris dan Philip Augustus, raja Perancis, Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M. Meskipun mendapat tantangan berat dari Shalah al-Din, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudin dijadikan ibu kota kerajaan Latin. Akan tetapi mereka kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin. Akan tetapi mereka tidak berhasil menaklukan Palestina. Pada tanggal 2 Nopember 1192 M, dibuat perjanjian antara tentara salib dengan Shalah al-Din yang disebut dengan Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-orang Kristin yang pergi      berziarah ke Bait al-Maqdis tidak akan diganggu.[12]    
3. Periode Ketiga
Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-oprang Kristen Qibthi. Pada tahun 1219 M, mereka berhasil menduduki Dimyat. Raja Mesir dari dinasti Ayyubiyah waktu itu, al-Malik al-Kamal, membuat perjanjian dengan Frederick. Isinya antara lain Frederick bersedia melepaskan Dimyat, sementara al-Malik al-Kamal melepaskan Palestina, Frederick menjamin keamanan kaum muslimin di sana, dan Frederick tidak mengirim bantuan  kepada Kristen di Syria.[13] Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum muslimin tahun 1247 M, di masa pemerintahan al-Malik al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya. Ketika Mesir dikuasai oleh dinasti Mamalik yang menggantikan posisi dinasti Ayyubiyah – Pimpinan perang dipegang oleh Baybars dan Qalawun. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum muslimin, tahun 1291 M.
Demikianlah Perang Salib yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhenti di Barat, di Spanyol, samapai umat Isalam terusir dari sana.
Walaupun umat Isalm berhasil mempertahankan daerah-daerahnya dari tentara Salib, namun kerugian yang mereka derita banyak sekali, karena peperangan itu terjadi di wilayahnya. Kerugian-kerugian ini mengakibatkan kekuatan politik umat Islam menjadi lemah. Dalam kondisis demikian mereka bukan menjadi bersatu, tetapi malah terpecah belah. Banyak dinasti kecil yang memerdekakan diri dari pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad.   
D. Dampak Perang Salib Terhadap Peradaban.
Pasca gencatan senjata, pasukan Islam dan pasukan Salib hidup dengan tenang dan aman. Kedua belah pihak membaur dan berinteraksi langsung hingga terjadi pernikahan di antara keduanya. Masing-masing belajar dari yang lain dan itu sangat berpengaruh pada masa depan yang sedang menunggu. Pasukan Perancis mendapatkan banyak keuntungan dari pergaulan mereka dengan kaum Muslimin seperti terlihat sebagai berikut :
Satu : Mereka belajar berbagai macam disiplin ilmu yang saat itu tengah berkembang di kalangan kaum Muslimin kepada kaum Muslimin lalu mengarangnya dalam bentuk buku-buku yang memuat banyak hal-hal yang inovatif dan membuat rumus-rumus tentang ilmu-ilmu tersebut.
Sebagian dari tentara salib ada yang diberi tugas menterjemahkan naskah ilmiah ke dalam bahasa latin agar diketahui oleh orang-orang Barat. Old Wembley berkata : “Inilah awal mula orang-orang Barat terpengaruh dengan moralitas bangsa Arab dalam skala besar terlihat yang terlihat dalam mentalitas mereka. Seperti dalam mentalitas Adilard De Bats yang membatasi aktifitasnya dari tahun 1116-1142 M / 510 – 531 H, karena pengaruh kepergiannya ke dunia Timur. Ini tidak hanya terlihat pada aktivitasnya saja. Namun juga terlihat dengan jelas dalam pengaruhnya yang ia berikan dalam penterjemahan buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa latin. Ia sendiri pada akhirnyamenjadi penterjemah handal yang mempunyai komunikasi dengan benua Asia.[14]
Old Wembley menambahkan : “Pasuakan Salib yang bertolak ke dunia timur dengan tujuan menguasai Baitul Maqdis karena didorong keyakinan kristiani atau untuk melindungi kekuasaan yang mulai melemah di perbatasan Suriah dan Palestina ternyata mendapatkan sebuah peradaban yang lebih maju dari peradabannya. Mereka surprise dengan fakta tersebut dan menyatak kekagumannya.[15]
Kedua : Pasukan salib belajar dari kaum Muslimin hal-hal yang terkait dengan perindustrian dan keterampilan, seperti keterampilan menenun, mewarnai, pelabuhan, barang tambang, industri kaca dan tehnologi pembangunan. Kesemuanya itu pada akhirnya sangat berpengaruh pada kehidupan industri, bisnis dan keterampilan bangsa Eropa.
Gustav Lebon berkata : “Pengaruh perang salib tidak hanya terbatas pada transfer industri dan keterampilan saja. “Katanya lagi : “Bangsa Eropa juga mengtransper industri tenun sutra dan pewarnaan yang canggih. Setelah belajar tehnologi pembengunan dari kaum Muslimin, terjadi perubahan pembangunan besar-besaran pada bangsa Eropa”.[16]
Ketiga : Peradaban Barat sangat terwarnai oleh peradaban Islam hingga maju dan berada di puncak kejayaan. Tanpa perang salib peradaban Eropa tidak mungkin maju sampai batas waktu yang hanya diketahui Allah saja. Fakta ini secar jujur diakui oleh para orientalis yang  moderat sebelum dikatakan para sejarawan Muslim sendiri.
Gustav Lebon  berkata : “Jika kita kaji hasil perang salib dengan lebih mendalam, maka di dapati banyak hal yang sangat positif dan urgen. Interaksi bangsa Eropa selama dua abad – masa keberadaan pasukan salib di dunia Islam –boleh dikatakan faktor paling dominan terhadap kemajuan peradaban Eropa. Perang salib membuahkan hasil gemilang yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Bangsa Timur sendiri sudah cukup berbahagia dengan peradaban maju berkat bangsa Arab (kaum Muslimin) pada saat bangsa Eropa tenggelam dalam lautan kegelapan.[17]
Itulah yang dipanen bangsa Eropa dari perang salib. Kendati harus diakui banhwa perang salib menimbulkan kerugian dan kekalahan yang mengenaskan serta tidak mencapai targetnya yaitu merebut Baitul Maqdis dari kaum Muslimin. Namun di balik itu, perang salib mendatangkan keuntungan yang lebih besar yang menjadikan bangsa Eropa maju.
Kemudian apa yang didapatkan kaum Muslimin dari perang salib ? Sesungguhnya pasukan Islam berhasil memantapkan penguasaan terhadap wilayah-wilayah yanhg telah dikuasainya dan mengusir pasukan salib serta memulangkan mereka dengan kekalahan yang memalukan. Namun itu semua tidak banyak manfaatnya bagi kaum Muslimin karena wilayah-wilayah tersebut saudah lama mereka kuasai sebelum kedatangan pasukan salib. Jadi tidak ada yang baru dalam hal ini.
Yang jelas tidak ada hal yang baik pada pasukan salib yang bias diambil oleh kaum Muslimin. Moral mereka bejat. Mereka memeras kawan dan lawan serta menyembelih kedua-duanya tanpa ampun.
Gustav Lebon berkata : “Tidak ada hal-hal positif dalam diri bangsa berutal tersebut yang yang biasa ditiru oleh dunia Timur. Bangsa Timur tidak mendapatkan apa-apa dari mereka. Perang salib tidak menghasilkan sesuatupun bagi bangsa Timur kecuali tumbuhnya penghinaan dalam hati bangsa Timur terhadap bangsa Barat yang berlangsung hingga beberapa generasi dan lahirnya tanggapan negatif terhadap orang-orang Kristen dan agama Kristen sendiri.[18]
Fakta di atas tidak dfipungkiri oleh siapapun dari bangsa Eropa. Itu sangat logis, karena pada umumnya pasukan salib berasal dari para pengangguran, penjahat dan manusia rakyat jelata. Tidak ada yang bias diharap dari pasukan yang terdiri dari para maling, para haus darah dan penjahat selain pembunuih manusia yang tidak berdosa, perampok harta yang terlindungi dan pelanggaran kehormatan yang haram diganggu!.
Tentang komposisi pasukan salib seperti di atas, uskup Akka, jack Du fitrey berkomentar : “Yang terlihat di tanah yang dijadikan (baitul Maqdis) ialah para atheis, maling, pezina, pembunuh, penmghianat, pelawak, rahib yang suka melacur dan rahib wanita yang suka melacur.
Apa sih yang dapat diharapkan dari tentara-tentara sepertio di atas? Sejarawan dan uskup mereka sendiri mengatakan seperti itu! Hasil-hasil perang salib bagi wilayah-wilayah. Islam bias saya ringkas dalam point-point berikut :
Satu : Perang salib yang berlangsung selama kira-kira dua abad mulai tahun 490-669 H/ 1096-1270 M menghasilkan asset kekayaan negara dan putra-putra bangsa yang terbaik. Ribuan tentara termasuk para amir dan panglima perang terbunuh. Hingga kaum Muslimin membutuhkan waktu yang lama untuk menyususn kembali militernya dan memulihkan kekuasaannya yang hancur akibat perang yang menyakitkan tersebut.
Kaum Muslimin juga harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk membiayaai perang yang tidak berhenti selama dua abad dan menyebabkan krisis ekonomi di kalangan kaum Muslimin. Biaya tersebut belum termasuk biaya pembangunan kembali bangunan-bangunan dan gedung-gedung yang hancur selama perang salib. Untuk  menstabilkan perekonomian negara juga dibutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Kedua : Gencatan senjata terjadi setelah didahului dengan pembataian massal. Setelah itu kedua belah pihak bergaul antara satu dengan  lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa perang parang apapun selalu meninggalkan cap hitam di negara yang terlibat. Cap hitam tersebut nampak dalam bentuk kemiskinan, dekadensi moral, kemunduran ilmu pengetahuan dan kerusakan struktur masyarakat.
Kemiskinan terjadi karena seluruh kekayaan negara habis dialokasikan untuk kepentingan perang. Akibatnya memberatkan pundak negara betapapun besar incomenya. Dekadensi moral terjadi karena perang memakan habis orang laki-laki dan pemuda. Akibatnya yang tersisa hanya kaum hawa dalam jumlah besar. Jumlah kaum hawa yang tidak balans menyebabkan pergaulan yang tidak Islami dan pada gilirannya tibullah dekadensi moral. Kemunduran ilmu pengetahuan terjadi karena tentara menghabiskan seluruh waktunya untuk memikirkan bagaimana caranya menang perang dan mengakhirinya. Akibatnya para ulama tidak punya waktu untuk mengadaklan penemuan-penemuan atau karya-karya baru kecuali yang ada hubungannya dengan dunia perang dan permasalahannya.
Ketiga : Disamping gencatan senjata menyebabkan terjadinya krisis-krisis seperti di atas, di pihak lain pandangan dan perhatian pasukan salib terfokus kepada apa yang belum pernah terpikirkan oleh otak sebelumnya. Bahwa dengan gencatan senjata, mereka bias merusak struktur masyarakat Islam yang sebelum ini tidak bias dilkukan militer yang tangguh dan senjata yang canggih.
Melihat hasil yang diluar dugaan, pasukan salib berinisiatif memperpanjang genjatan senjata, menghentikan perang militer dan memulai perang jenis baru yang menggunakan tinta sebagai pengganti darah, pemikiran sebagai pengganti pasukan kavaleri dan kata-kata manis sebagai pengenti gemerincing pedang dan dentuman bom. Itulah perang pemikiran atau invasi pemikiran “al-Ghazwul Fikri.”
Bisa saya tegaskan disini bahwa dunia Islam tidak mendapatkan apa-apa dari serangan brutal pasukan salib kecuali kehancuran dan kerusakan massal. Pada saat yang sama kita menyumbangkan kepada bangsa Barat yang terbelakang factor-faktor kemajuannya dan kemodernannya.
E. Penutup
Perang Salib pada hakekatnya merupakan perang suci di antara dua agama besar, Islam dan Kristen. Dinamakan “Perang Salib”, karena tentara Kristen yang ikut dalam perang suci itu membawa kayu salib. Bagi umat Nasrani, kayu salib itu merupakan symbol keagungan dan kesucian agama. Perang membawa salib berarti perang membela agama. Dua agama besar itu sejak abad ke-7 Masehi senantiasa berada dalam perbenturan dan permusuhan, yang memuncak pada Perang salib ini (1096-1270), selama hampir dua abad. Perbenturan dan permusuhan itu berkelanjutan hingga berakhirnya penjajahan Barat terhadap Dunia Timur pada pertengahan abad ke-20 ini, yang diikuti dengan terbentuknya wilayah-wilayah Islam yang merdeka dan berdaulat.
Pada tahun 1071 M. Penguasa Bani Saljuk, yang terkenal gagah berani dan militan itu, berhasil merebut Asia Kecil dan memukul Konstantinopel, jantung pemberintahan Byzantium. Tujuh tahun kemudian (1078 M). mereka berhasil merebut Yerussalem dari kekuasaan Bani Fatimiyah. Dengan menguasai Yerussalem, bani Saljuk mengontrol dan menguasai Bait al-Maqdis, tanah suci tiga agama Besar, Yahudi, Kristen  dan Islam, malapetaka segera timbul, ketika Bani Saljuk, yang menjadi cikal bakal Kerajaan Turki Usmani ini menghalangi orang-orang Kristen yang akan berziarah ke Bait al-Maqdis.
Ulah penguasa saljuk yang agak berlebihan ini mengundang reaksi keras dari para pemimpin Kristen. Soal ini telah menyinggung perasaan umat beragama. Mereka meyakini bahwa ziarah ke tanah suci itu merupakan ritual keagamaan yang dapat menghapuskan segala dosa, dan mendatangkan berkat bagi kebahagiaan hidup yang abadi. Sebab itu, mereka berikrar untuk menghancurkan orang-orang yang menghalangi kegiatan ritual keagamaan itu. Kaisar Byzantium, Alexius Commenius, setelah menyaksikan wilayah kekuasaannya di Asia Kecil direbut Bani Saljuk sampai pantai  Marmora dan pusat pemerintahan  mereka terancam langsung oleh Bani Saljuk, bertekat untuk merebut kembali. Peters the Hermit setelah menyaksikan langsung situasi di Yerussalem mengusulkan Paus Urban II untuk menyatukan umat Kristen yang terpecah menjadi umat Gereja Yunani dan Romawi atau Gereja Timur Ortodoks dan Gereja Eropa untuk merebut kembali tempat suci itu dari kekuasaan Bani Saljuk. Dinasti ini menjadi sasaran kemarahan para pemimpin Kristen. Bani Saljuk menjadi sasaran pertama perang Salib. Pada tahap berikutnya semua orang Islam yang berusaha mempertahankan dinastinya menjadi sasaran kemarahan tentara Salib. Boleh jadi sampai sekarang semangat “Perang Salib” gaya baru masih berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Abd al-Rahman Tajuddin, Dirasat fi al-tarikh al-Islami, Kairo, Maktabah al-Sunnah al-Muhammadiyah, 1953.
Abdullah Halim Najjar dan Muhammad Yusuf Musa, al-Ilmu “Indal Arab. t.tp.
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta , UI Press, 1985.
Hassan Ibrahim Hassan, Tarikh al-Islam, Kairo, Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, 1967.
Muhammad Sayyidal-Wakil, Lahmatun Min Tarikhid Da’wah ; Asbabudt-Dha’fi Fil Ummatil Islamiyah, diterjemahkan oleh : Fadhli Bahri, Wajah Dunia Islam Dari Dinasti Bani Umayyah Hingga Imperialisme Modern, Jakarta, Pustaka al-kautsar, 1998.
M. Yahya Harun, Perang Salib Dan Pengaruh Islam Di Eropa, Yogyakarta, Bina Usaha, 1987.
Siti Mariam dkk, editor Sejarah Peradaban  Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta, Jurusan SPI Fak Adab & LESPI, 2003.
Soekana Karya dkk, enseklopedi Mini Sejarah & Kebudayaan Islam, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1998.
Yunus Ali al-Muhdhar, Toleransi Kaum Muslimin dan Sikap Musuh-Musuhnya, Surabaya, Bungkul Indah, 1994.
PERANG SALIB
Makalah ini disampaikan dalam seminar kelas
Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu :
Dr. Ahmad Khairuddin, M.Ag.
Oleh :
Hj. Siti Kamila
NIM : 070.2011.0328
PROGRAM PASCASARJANA
KONSENTRASI PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
2007

[1] M. Yahya Harun, Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa, (Yogyakarta: Bina Usaha, 1987), h. 12-14
[2] Abd. al-Rahman Tajuddi, Dirasat fi al-Tarikh al-Islami, (Kairo: Maktabah al-Sunnah al-Muhammadiyah, 1953), h. 148
[3] Hassan Ibrahim Hassan, Tarikh al-Islam, Jilid IV, (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, 1967), h. 243-244
[4]Soekana Karya dkk, Enseklopedi Mini Sejarah & Kebudayaan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998). h. 331.
[5]Yunus Ali al-Muhdhar, Toleransi Kaum Muslimin dan Sikap Musuh-Musuhnya, (Surabaya: Bungkul Indah, 1994. h. 89.
[6]Soekama karya dkk, Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudauaan Islam, op. cit.,           h. 330).
[7]Yunus Ali al-Muhdhar, Toleransi Kaum Muslimin dan Sikap Musuh-Musuhnya,       op. cit., h. 90. 
[8]Hassan Ibrahim Hassan, Tarikh al-Islam, (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, 1967), h. 243.
[9]Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985),   h. 77.
[10]M. Yahya Harun, Perang Salib Dan Pengaruh Islam Di Eropa, (Yogyakarta: Bina Usaha), 1987. h. 12-14.
[11]Abd al-Rahman Tajuddin, Dirasat fi al-tarikh al-Islami, (Kairo: Maktabah al-Sunnah al-Muhammadiyah, 1953), h. 148.
[12]Hassan Ibrahim Hassan, Tarikh al-Islam,  op. cit., h. 243.
[13]Abd al-Rahman Tajuddin, Dirasat fi al-tarikh al-Islami, op. cit., h. 149.
[14]Abdullah Halim Najjar dan Muhammad Yusuf Musa, al-Ilmu 'Indal Arab. t.tp. h. 438.
[15]Siti Mariam dkk, editor Sejarah Peradaban  Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: Jurusan SPI Fak Adab & LESPI, 2003), h. 138.
[16]Muhammad Sayyid al-Wakil, Lahmatun Min Tarikhid Da'wah; Asbabuh-Dha'if Fil Ummatil Islamiyyah, diterjemahkan oleh, Fadhli Bahri, Wajah Dunia Islam Dari Dinasti Bani Umayyah Hingga Imperialisme Modern, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1998), h. 226.
[17]Ibid., h. 227.
[18]Ibid. 

7 comments:

Zamanbola merupakan situs agen judi bola terpercaya.

Bagi anda semua yang suka bermain judi bola online,Livecasino, slot, poker. bisa daftarkan diri anda di zamanbola.com

Hanya 1 user id anda bisa bermain banyak permainan yaitu :
- Live Casino
- Sportsbook
- Slot
- Poker
- Habanero
- IDNLive

Info Promo :
* Bonus New Member 150.000
* Bonus Deposit Harian 250.000
* CashBack 5% - 10%
* CashBack Mix Parlay 300%
* Rollingan Casino 1%
* Rollingan Poker 0.3%

Buruan daftarkan diri anda, kami tunggu kehadiran anda!

LINK ALTERNATIF : memberloyal.com
BBM : ZamanBola
WHATSAPP klik > bit.ly/WAzaman
SKYPE : Zaman Bola

Main Poker Kalah Terus? Ayo Main Di Poker Sejati Win Rate 99%!

Kini POKERSEJATI hadir untuk anda semua. Buruan join bersama kami di POKERSEJATI.ORG

Minimal deposit 10.000 dan withdraw 50.000. Proses deposit hanya 2 menit.

PokerSejati menyediakan promo-promo :

* Bonus Rollingan 0,5% setiap hari.
* Bonus Referal 20% Seumur Hidup.

Kontak Kami :

WHATSAPP : +6282335533845
LINK ALTERNATIF : pakubeton.com
BBM : suksesps

Zamanbola merupakan situs agen judi bola terpercaya.

Bagi anda semua yang suka bermain judi bola online,Livecasino, slot, poker. bisa daftarkan diri anda di zamanbola.com

Hanya 1 user id anda bisa bermain banyak permainan yaitu :
- Live Casino
- Sportsbook
- Slot
- Poker
- Habanero
- IDNLive

Info Promo :
* Bonus New Member 150.000
* Bonus Deposit Harian 250.000
* CashBack 5% - 10%
* CashBack Mix Parlay 300%
* Rollingan Casino 1%
* Rollingan Poker 0.3%

Buruan daftarkan diri anda, kami tunggu kehadiran anda!

LINK ALTERNATIF : memberloyal.com
BBM : ZamanBola
WHATSAPP klik > bit.ly/WAzaman
SKYPE : Zaman Bola

Main Poker Kalah Terus? Ayo Main Di Poker Sejati Win Rate 99%!

Kini POKERSEJATI hadir untuk anda semua. Buruan join bersama kami di POKERSEJATI.ORG

Minimal deposit 10.000 dan withdraw 50.000. Proses deposit hanya 2 menit.

PokerSejati menyediakan promo-promo :

* Bonus Rollingan 0,5% setiap hari.
* Bonus Referal 20% Seumur Hidup.

Kontak Kami :

WHATSAPP : +6282335533845
LINK ALTERNATIF : pakubeton.com
BBM : suksesps

Main Poker Kalah Terus? Ayo Main Di Poker Sejati Win Rate 99%!

Kini POKERSEJATI hadir untuk anda semua. Buruan join bersama kami di POKERSEJATI.ORG

Minimal deposit 10.000 dan withdraw 50.000. Proses deposit hanya 2 menit.

PokerSejati menyediakan promo-promo :

* Bonus Rollingan 0,5% setiap hari.
* Bonus Referal 20% Seumur Hidup.

Kontak Kami :

WHATSAPP : +6282335533845
LINK ALTERNATIF : pakubeton.com
BBM : suksesps

Zamanbola merupakan situs agen judi bola terpercaya.

Bagi anda semua yang suka bermain judi bola online,Livecasino, slot, poker. bisa daftarkan diri anda di zamanbola.com

Hanya 1 user id anda bisa bermain banyak permainan yaitu :
- Live Casino
- Sportsbook
- Slot
- Poker
- Habanero
- IDNLive

Info Promo :
* Bonus New Member 150.000
* Bonus Deposit Harian 250.000
* CashBack 5% - 10%
* CashBack Mix Parlay 300%
* Rollingan Casino 1%
* Rollingan Poker 0.3%

Buruan daftarkan diri anda, kami tunggu kehadiran anda!

LINK ALTERNATIF : memberloyal.com
BBM : ZamanBola
WHATSAPP klik > bit.ly/WAzaman
SKYPE : Zaman Bola

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites