Senin, 04 Februari 2013

Asal Usul Kaligrafi Islam

PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Banyak pendapat yang mengemukakan tentang siapa yang mula-mula menciptakan kaligrafi. Untuk mengungkap hal tersebut cerita-cerita keagamaanlah yang paling tepat dijadikan pegangan.
Para pakar Arab mencatat, bahwa Nabi Adam As-lah yang pertama kali mengenal kaligrafi. Pengetahuan tersebut datang dari Allah SWT, sebagaiman firman-Nya dalam surat al-Baqarah ayat 31:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhya…. “
Di samping itu masih ada lagi cerita-cerita keagamaan lainnya, misalnya saja, banyak yang percaya bahwa bahasa atau sistem tulisan berasal dari dewa-dewa. Nama Sanskerta adalah Devanagari, yang berarti “bersangkutan dengan kota para dewa”. Perkembangan selanjutnya mengalami perubahan akibat pergeseran zaman dan perubahan watak manusia.
Akhirnya muncul tafsiran-tafsiran baru tentang asal-usul tulisan indah atau kaligrafi yang lahir dari ide “menggambar” atau “lukisan” yang dipahat atau dicoretkan pada benda-benda tertentu seperti daun, kulit, kayu, tanah, dan batu.
Hanya gambar-gambar yang mengandung lambang-lambang dan perwujudan dari keadaan-keadaan tertentu yang diasosiasikan dengan bunyi ucap sajalah yang dapat diusut sebagai awal pembentukan kaligrafi. Dari situlah tercipta sistem atau aturan tertentu untuk membacanya. Demikian juga sistem tulisan primitif Mesir Kuno atau sistem yang dikembangkan oleh kelompok-kelompok masyarakat primitif.
Pada mulanya tulisan tersebut berdasarkan pada gambar-gambar. Kaligrafi Mesir Kuno yang disebut Hieroglyph berkembang menjadi Hieratik, yang dipergunakan oleh pendeta-pendeta Mesir untuk keperluan keagamaan. Dari huruf Hieratik muncul huruf Demotik yang dipergunakan oleh rakyat umum selama beberapa ribu tahun.
Tulisan yang ditemukan 3200 SM di lembah Nil ini bentuknya tidak berupa kata-kata terputus seperti tulisan paku, tetapi disederhanakan dalam bentuk-bentuk gambar sebagai simbol-simbol pokok tulisan yang mengandung isyarat pengertian yang dimaksud. Kaligrafi bentuk inilah yang diduga sebagai cikal bakal kaligrafi Arab.
B.       Rumusan Masalah
1.         Apa Pengertian Kaligrafi?
2.         Bagaimana Asal Usul Kaligrafi Arab
3.         Apakah Seni Kaligrafi
4.         Bagaimana Kaligrafi "Murni" dan "Lukisan" Kaligrafi
5.         Apakah Model Kaligrafi yang Berkaedah atau "Murni"
C.      Tujuan
1.         Mengetahui Pengertian Kaligrafi
2.         Mengetahui Bagaimana Asal Usul Kaligrafi Arab
3.         Mengetahui Seni Kaligrafi
4.         Mengetahui Bagaimana Kaligrafi "Murni" dan "Lukisan" Kaligrafi
5.         Mengetahui Model Kaligrafi yang Berkaedah atau "Murni"

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Kaligrafi
Ungkapan Kaligrafi (dari bahasa Inggris yang disederha-nakan Calligraphy) diambil dari bahasa Latin "kalios" yang berarti "Indah" dan "graphy" berarti " tulisan atau aksara". Arti seutuhnya kata "kaligrafi" adalah: kepandaian menuLIS indah, atau tulisan elok. Bahasa Arab sendiri menyebutnya "khoth" yang berarti Garis atau tulisan Indah. Garis lintang, equator atau khatulistiwa diambil dari kata Arab "khaththulistiwa", melintang elok membelah bumi jadi dua bagian yang sangat indah.
B.       Asal Usul Kaligrafi Arab
Beragam pendapat dikemukakan, tentang : siapa yang mula- mula menciptakan kaligrafi. Barangkali cerita-cerita keagamaan adalah yang paling dapat dijadikan pegangan. Para pekabar Arab atau Muarrikh mencatat, bahwa Nabi Adam Aslah yang pertama kali mengenal kaligrafi. Pengetahuan tersebut datang dari Allah Swt. sendiri melalui wahyu. Agaknya, inilah yang dimaksud:
zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. …
"Allah mengajari Adam pengetahuan tentang semua nama", seperti yang diterangkan dalam al Qur'an (Surat Al Baqarah, ayat 31).
Dikatakan, bahwa 300 tahun sebelum wafatnya, Adam menulis di atas lempengan tanah yang selanjutnya dibakar menjadi tembikar. Setelah bumi dilanda banjir bah di zaman Nabi Nuh As. dan air sudah surut, setiap bangsa atau kelompok turunan mendapatkan tembikar bertulisan tersebut. Ini pulalah yang dianggap, bahwa setiap bangsa telah punya tulisan masing-masing.
Kata kaligrafi berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah “tulisan indah”. Dalam sejarah peradaban Islam, seni tulis huruf Arab yang isinya berupa potongan ayat Alqur’an atau Hadits Nabi SAW ini mempunyai tempat yang sangat istimewa. Setiap muslim percaya bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh Tuhan ketika menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW. Bahasa ini juga digunakan dalam seluruh tata peribadatan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Karena di dalam ajaran Islam lukisan berupa mahluk hidup adalah termasuk sesuatu yang dilarang, maka kaum muslimin mengeskpresikan gairah seninya antara lain lewat seni kaligrafi ini. Karya-karya kaligrafi ini banyak menjadi hiasan di banyak bidang, mulai dari bangunan, koin, seni dekoratif, permata, tekstil, senjata sampai manuskrip.
Kebangkitan baca tulis kaum muslimin dimulai sejak tahun 2 Hijriyah ketika Rasulullah mewajibkan kepada tawanan perang yang tidak mampu membayar tebusan untuk mengajari baca tulis kepada orang muslimin. Pada masa itu kaligrafi masih menggunakan Khat Kufi ( khat yang berbentuk siku) yang merupakan kaligrafi paling tua. Kufi saat itu masih belum mepunyai tanda baca sampai pada zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib tulisan tersebut mempunyai tanda baca dengan sempurna.
Pada masa kekhalifahan Bani Umayyah mulai timbul ketidakpuasan terhadap khat kufi yang dianggap terlalu kaku dan sulit digoreskan, sehingga dimulailah perumusan tulisan yang lebih lembut dan mudah digoreskan. Meskipun sebenarnya Bahasa Arab telah berkembang jauh sebelum Islam lahir, tetapi bahasa ini menyebar dengan cepat sejalan dengan perkembangan agama Islam. Khalifah Abdul Malik (685-705 M) dari Bani Umayyah membuat sebuah keputusan politik yang sangat penting dalam bidang ini yaitu dengan menetapkan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi seluruh wilayah Islam, meskipun pada awalnya Bahasa Arab bukan bahasa yang dipakai di wilayah-wilayah tersebut.Perumusan tersebut menghasilkan beberapa jenis tulisan yaitu, Khat Tumar, Jalil, Nisf, Tsulus dan Tsulusain. Tokoh kaligrafi saat itu yangterkenal adalah Qutbah al-Muharrir.
Pada awalnya, kaligrafi Islam banyak ditulis di atas kulit atau daun lontar. Penemuan kertas di Cina pada pertengahan abad 9 M berperan cukup besar dalam perkembangan seni ini, kertas harganya relatif lebih murah, cukup melimpah, mudah dipotong dan dari sisi teknik pewarnaan lebih mudah daripada bahan-bahan yang dipakai sebelumnya.
Ibnu Muqla (886-940 M) adalah salah seorang kaligrafer terbaik pada masa awal perkembangan seni kaligrafi Islam. Dia mengembangkan prinsip-prinsip geometris dalam kaligrafi Islam yang kemudian banyak digunakan oleh para kaligrafer yang datang sesudahnya, dia juga berperan mengembangkan tulisan kursif yang di kemudian hari dikenal sebagai gaya Naskh yang banyak dipakia untuk menulis mushaf Alqur’an.
Pengembangan kaligrafi terus dikembangkan sampai pada zaman Bani Abbasiyah sehingga muncul kaligrafi yang merupakan gaya baru ataupun modifikasi gaya lama seperti, Khat khafif Tsulus, Khafif Tsulusain, Riyasi dan al-Aqlam as-Sittah (Tsulus, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riq’ah dan Tauqi). Adapun tokoh-tokoh kenamaan pada masa ini adalah Ibnu Muqlah, Ibnu Bauwab dan Yaqut al-Musta’tsimi.
Abad ke-13, di mana bersama Yaqut, adalah abad kehancuran dan pembangunan kembali di negeri Islam Timur. Penghancuran tu terjadi akibat serbuan Jengis Khan (1155-1227) dan pasukan Mongolnya, dan memuncak dengan ditaklukannya Bagdad oleh putranya Hulagu pada tahun 1258 dan kejatuhan terakhir kekhalifahan Abbasiyyah.
Pembangunan kembali hampir secara langsung oleh pemantapan kekuasaan Mongol, dan putera Hulagu, Abaga (1265-82), adalah penguasa pertama yang memberikan gelas Il- Khan (penguasa Suku) bagi dinasti baru tersebut.
Adalah sangat menakjubkan bahwa Islam mampu, setelah dihancurkan sedemikian rupa, bangkit kembali dan meneruskan vitalitasnya yg tak pernah berkurang. Kurang dari setengah abad setelah kehancuran Bagdad, Islam memperoleh kemenangan atas penakluknya yang kafir, sebab, tidak hanya buyut Hulagu, Ghazan (1295-1305) memeluk Islam, melainkan dia juga yang menjadikan Islam sebagai agama resmi seluruh negeri yang diperintahnya.
Ghazan menjadi seorang Muslim ya terpelajar, teguh dan membaktikan sebagian besar hidupnya demi kebesaran Islam dan kebangkitan kembali kebudayaannya. Dia memberikan dorongan yang amat besar terhadap seni Islam, termasuk kaligrafi dan penyalinan buku!
Tradisi ini dilanjutkan oleh saudara dan penggantinya Uljaytu (1306-16), yang pemerintahannya berlimpah dengan kebesaran seni dan kemajuan sastra. Dia beruntung memiliki menteri dua tokoh yang berpikiran terang, Rashid al-Din dan Sa’d al-Din, yang mendorong dia melindungi kaum terpelajar, para seniman dan ahli kaligrafi.
Di bawah kekuasaannya, seni kaligrafi dan penerangan Il-Khanid mencapai puncaknya, sebagaimana dapat dilihat dari salinan al-Quran yang sangat indah dalam tulisan Rayhani yang ditulis atas perintah Ulyaytu dan disalin serta diperterang pada tahun 1313 oleh Abd Allah ibn Muhammad al-Hamadani.
Pendekar kaligrafi yang lain pada masa awal dinasti Il-Khan, yang dibimbing oleh Yaqut, adalah Ahmad al-Suhrawardi, yang meninggalkan untuk kita salinan al-Qur’an dalam tulisan Muhaqqaq tahun 1304.
Selanjutnya Kaligrafi masuk pada masa penghalusan untuk menghasilkan karya-karya yang lebih sempurna yang dimulai pada zaman kerajaan-kerajaan Persia sehingga menghasilkan gaya-gaya kaligrafi seperti, Khat Farisi, Ta’liq, Nasta’liq, Gubar, Jali, Anjeh Ta’liq, Sikatseh, Sikatseh Ta’liq, Tahriri, Gubari ta’liq, Diwani dan Diwani Jali. Sedangkan tokoh-tokohnya adalah, Yahya al-Jamili, Umar Aqta, Mir Ali Tibrizi, Imanuddin al-Husaini, Muhammad bin al-Wahid, Hamdullah al-Amasi, Ahmad Qurahisari, Hafiz Usman, Abdullah Zuhdi, Hamid al-Amidi dan Hasyim Muhammad al-Bagdadi (enam terakhir adalah dari Turki Usmani sampai Turki Modern)
Saat ini sebagian dari ratusan jumlah gaya kaligrafi yang telah berkembang telah pupus dan yang masih berkembang dan paling fungsional di seluruh dunia islam adalah, naskhi, Tsulus, Raihani, Diwani, Diwani Jali, Riq’ah dan Kufi.
Di Indonesia sendiri Kaligrafi pertama kali ditemukan di Gresik Jawa Timur , yaitu pada makam Fatimah binti Maimun yang wafat pada 495H/1028M. pada makam tersebut terdapat tulisan Kaligrafi yang menggunakan Khat Kufi. Selanjutnya kaligrafi berkembang mengikuti perkembangan Islam di Indonesia sampai saat ini.
C.      Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi adalah: seni tulis yang indah, model tulisan Arab, Latin, India, Cina, Jawa dan model tulisan lainnya. Seni kaligrafi ini dapat dipelajari oleh siapa saja yang berminat, baik bagi yang berbakat dalam bidang seni, seniman bukan-bukan seniman, karena keseharian selalu melakukan kegiatan menulis. Pembelahan seniman dan bukan seniman, anggapan ini menimbulkan rasa pesimis untuk belajar atau memulai belajar tulisan indah. Sebab baik dan jeleknya tulisna bukan faktor bakat seni saja, namun tolok ukurnya juga masalah belajatr dan berlatih secara konsisten dan tekun, disamping faktor sarana alat dan bahan.
D.      Kaligrafi "Murni" dan "Lukisan" Kaligrafi
Beberapa tahun terakhir ini muncul "wabah" demam kaligrafi Indonesia. Sering diistilahkan adanya jenis kaligrafi "murni" dan "lukisan" kaligrafi. Kaligrafi "murni", Istilah ini muncul tidak lepas dari perkembangan kaligrafi kontemporer, di mana huruf bukan menjadi sesuatu yang utama, tetapi juga keindahan yang merupakan unsur dari kaligrafi itu sendiri. Kaligrafi pada awalnya merupakan seni memadukan huruf dengan jenis tertentu sesuai dengan kaidah akhirnya “keluar jalur” tanpa memedulikan kaidah baku. Nah, yang tetap mengikuti kaidah baku –sesuai dengan jenis kaligrafi “yang diakui”– kemudian dinamai kaligrafi murni. Seolah merupakan kaidah baku, kaligrafi murni tidak boleh keluar dari jalur penulisan: bagaimana bentuk huruf, torehan, maupun ketepatan dalam sapuan. Jenis-jenis kaligrafi juga telah diklasifikasi. Penggunaannya tidak boleh bercampur satu dengan yang lain. Kaligrafer murni “terakhir” Hasyim Muhammad Al Khattahath menerapkan kaidah kaligrafi dalam sebuah buku panduan yang cukup terkenal bernama Qawaidul Khath Alarabiy. Buku ini beredar luas di Timur Tengah, akhirnya sampai di pondok pesantren di Indonesia. Tidak banyak yang memiliki, hanya orang-orang tertentu yang mempunyai akses ke luar negeri –khususnya Timur Tengah– yang mempunyai buku aslinya.
Lukis kaligrafi adalah sebuah lukisan dengan mengambil objek huruf-huruf Arab. Biasanya mengambil ayat-ayat Alquran maupun hadist yang diiringi background seirama. Kadang objek kaligrafi hanya sebagai pelengkap, dan kadang merupakan kaligrafi berhias sebuah objek. Tidak bisa diproporsikan persentase objek kaligrafi dan lukis itu. Ketika sebuah lukisan ada objek huruf arab yang merangkai kalimat ayat maupun hadist, maka lukisan tersebut bisa dikatakan lukis kaligrafi. Lukisan kaligrafi merupakan seni lukis yang menampilkan aksara Arab sebagai subject-matter (sasaran) utuh atau sebagian, atau mengambil beberapa huruf saja. Secara prinsip kaligrafi lukis (lukisan kaligrafi) berbeda dengan kaligrafi tulis (kaligrafi murni). Pada lukisan kaligrafi terdapat sejumlah kebebasan dalam berekspresi. Sedangkan dalam kaligrafi tulis, dikenal beberapa macam ketentuan pokok dan rumus-rumus baku. Lukisan kaligrafi secara mendasar berbeda dengan lukisan biasa. Di samping si pelukis harus memiliki niat suci dan hati bersih, pemilihan medianya pun harus benar dan tepat.
Menurut Affandi, lukisan kaligrafi adalah  karya cipta manusia sebagai hasil pengolahan ungkapan batinnya melalui susunan unsur-unsur tulisan dan unsur-unsur dwi marta yang lain, yang memiliki sifat-sifat simbolik, religius, dan estetik. Membawa pesan kebaikan antara hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia serta manusia dengan alam. Jadi, setiap lukisan kaligrafi memiliki kebebasan dalam gaya atau corak tulisan sehingga tercipta suatu kesatuan bentuk lukisan yang sesuai dengan keinginan penciptanya.
E.       Model Kaligrafi yang Berkaedah atau "Murni"
Seni kaligrafi yang merupakan kebesaran seni Islam, lahir di tengah-tengah dunia arsitektur dengan segar bugar. Ini dapat dibuktikan pada aneka ragam hiasan kaligrafi yang memenuhi masjid-masjid dan bangunan lainnya, yang dituangkan dalam paduan ayat-ayat suci Al Qur'an, Hadits Nabi dan kata Hikmah Ulama arif bijaksana. Demikian pula mushaf-mushaf Al Qur'an banyak ditulis dengan pelbagai model kaligrafi yang digores corak-corak hias puspa ragam mempesona. Tidak dapat disangkal lagi , bahwa penerimaan seni kaligrafi sebagai kesukaan merata di kalangan umat Islam adalah pengaruh motivasi Al Qur'an untuk mempelajarinya. Ayat-ayat Al Qur'an, Sabda-sabda Nabi Muhammad SAW berulang-ulang menyebut "fadhilah" benda-benda (Pena, tinta dan kertas).
Ada beberapa model kaligrafi yang berkaedah atau kali grafi murni, antara lain sebagai berikut :
1.      NASKHI, tulisan model ini yang turun temurun sejak kelahirannya hingga kini tetap digunakan dalam pelbagai penulisan naskah-naskah ilmiyah (kitab), majalah, surat kabar dan lain-lain. Terutam dalam Al Qur'an ataupun Hadits serta kitab Tafsir, Fiqih, Nahwu-Sorof dan sebagainya. Tulisan model inilah yang banyak tersebar luas ke seluruh permukaan bumi ini. Tulisan ini mudah dikenal dan dipahami, karena disamping bentuknya yang sederhana, luwes juga tidak banyak Variasi. Contoh :

2.      TSULUTSI, tulisan tersebut lebih bersifat monumental, terutama dipakai untuk tujuan-tujuan dekorasi dalam dunia mediamasa cetak, buku-buku ilmiyah, dan sekarang banyak dipakai untuk menghiasi tembok-tembok gedung. Tsulutsi kerap digunakan untuk judul-judul, gelar-gelar dan nama-nama penerbitan. Teks buku yang keseluruhannya menggunakan tsulutsi kini sudah tidak ada lagi, karena dipandang lebihpantas untuk corak-corak hiasan. Contoh :

3.      RAYHANY (IJAZAH), pada suatu sumber menyebutkan, bahwa Rayhany berasal dari Naskhi. Namun ditilik dari bentuknya juga bagian dari Tsulutsi dengan lebih banyak diberi variasi. Huruf-hurufnya mempunyai keistimewaan dengan bentuk alif pitusrat, melengkung pada bagian atas huruf. Contoh :

4.      DIWANI, tulisan ini beberapa abad digunakan untuk menulis pada dewan-dewan (perkantoran) Pemerintahan Islam. Dipergunakan dalam hal-hal yang bersifat seni, seperti judul karangan, nama-nama, brosur dan lain-lain yang menitik beratkan nilai-nilai artistiknya. Bentuknya sangat condong, bersusun-susun saling tumpang tindih , saling bersambungan dan jarang memakai harokat atau baris. Bentuk huruf diperoleh dengan memainkan pena agar menjadi huruf-huruf berekor. Contoh :

5.      DIWANI JALI, sama dengan diwani, namun dikenal juga dengan nama HUMAYUNI (=kekaisaran, kerajaan). Ada yang menamakan MUQADDASI, penamaan ini dimaksudkan untuk tulisan yang digunakan oleh para sultan penguasa dengan lindungan Allah Swt. Ciri yang paling tampak adalah hiasan yang sangat dalam bentuk dekorasi yang terfokus pada susunan padat berkerumun menjadikan bentuk-bentuk geometrikal. Kegunaan nya seperti Diwani, untuk keartistikan yang maksimal. Contoh :

6.      FARISI, tulisan ini lahir di Persia (Arab-Furs). Khot ini sumbernya dari khoth naskhi, yaitu pada bentuk-bentuk huruf yang belum disambung. Posisinya condong ke kanan, sedangkan khoth naskhi ke kiri. Banyak dipaki untuk suatu judul dalam mediamasa dan buku ilmiyah. Contoh :

7.      KUFI, tulisan ini lahir di Koufah (Irak), melalui proses uji ratusan tahun, sehingga menjadi semacam "isme" yang dinasabkan dari nama kota kelahirannya, koufah. Pada waktu kejayaan Daulat Abasiyah dipergunakan penghias bangunan yang ditulis dan diukirkan dengan bentuk timbul. Sekarang dipakai penulisan media massa, buku dan lain-lain. Contoh :

8.      RIQ'AH, adalah model yang paling mudah, karena itu paling sering digunakan untuk menulis, disamping penulis dapat menulis dengan cepat juga khoth ini tanpa variasi bahkan banyak penyederhanaan. Titik dua dapat dibentuk menjadi satu garis pendek, gigi-gigi huruf sin dibentuk satu garis, huruf hak di akhir kalimah dibentuk segitiga. Contoh:


BAB III
PENUTUP
Simpulan
Ungkapan Kaligrafi (dari bahasa Inggris yang disederha-nakan Calligraphy) diambil dari bahasa Latin "kalios" yang berarti "Indah" dan "graphy" berarti " tulisan atau aksara".
Dikatakan, bahwa 300 tahun sebelum wafatnya, Adam menulis di atas lempengan tanah yang selanjutnya dibakar menjadi tembikar. Setelah bumi dilanda banjir bah di zaman Nabi Nuh As. dan air sudah surut, setiap bangsa atau kelompok turunan mendapatkan tembikar bertulisan tersebut. Ini pulalah yang dianggap, bahwa setiap bangsa telah punya tulisan masing-masing.
Seni kaligrafi adalah: seni tulis yang indah, model tulisan Arab, Latin, India, Cina, Jawa dan model tulisan lainnya. Seni kaligrafi ini dapat dipelajari oleh siapa saja yang berminat, baik bagi yang berbakat dalam bidang seni, seniman bukan-bukan seniman, karena keseharian selalu melakukan kegiatan menulis.
Kaligrafi "murni", Istilah ini muncul tidak lepas dari perkembangan kaligrafi kontemporer, di mana huruf bukan menjadi sesuatu yang utama, tetapi juga keindahan yang merupakan unsur dari kaligrafi itu sendiri. Lukis kaligrafi adalah sebuah lukisan dengan mengambil objek huruf-huruf Arab. Biasanya mengambil ayat-ayat Alquran maupun hadist yang diiringi background seirama. Kadang objek kaligrafi hanya sebagai pelengkap, dan kadang merupakan kaligrafi berhias sebuah objek.
Seni kaligrafi yang merupakan kebesaran seni Islam, lahir di tengah-tengah dunia arsitektur dengan segar bugar. Ini dapat dibuktikan pada aneka ragam hiasan kaligrafi yang memenuhi masjid-masjid dan bangunan lainnya, yang dituangkan dalam paduan ayat-ayat suci Al Qur'an, Hadits Nabi dan kata Hikmah Ulama arif bijaksana. Demikian pula mushaf-mushaf Al Qur'an banyak ditulis dengan pelbagai model kaligrafi yang digores corak-corak hias puspa ragam mempesona. Tidak dapat disangkal lagi , bahwa penerimaan seni kaligrafi sebagai kesukaan merata di kalangan umat Islam adalah pengaruh motivasi Al Qur'an untuk mempelajarinya. Ayat-ayat Al Qur'an, Sabda-sabda Nabi Muhammad SAW berulang-ulang menyebut "fadhilah" benda-benda (Pena, tinta dan kertas).

DAFTAR PUSTAKA
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 1997. “Kaligrafi”, Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve
http://arisandi.com/asal-usul-kaligrafi/
Majalah. 1404 H. 1984 M. Lisan. Bulan Ke-3. Malang
Muhamad, Hashim, Al Khattat. 1961.  Rules For Arabic Penmanship. Baghdad: The Institute Of Fine Arts 
Rifan S, M. Tt. Contoh Aneka Model Huruf Seri Arab. Surabaya: CV. Al- Ihsan
Shofwan, A. Aziz. 1982. Seni Rupa. Diktat. Batu
Shiddiq, Noor Aufa, 1409 H. Kaligrafi Arab, Surabaya: Penerbit Bintang Terang
Sirajuddin AR, 1985. Seni Kaligrafi Islam. Jakarta: Penerbit Pustaka Panjimas
________. 2001. Keterampilan Menulis Kaligrafi Bagi santri Pondok Pesantren. Jakarta: Departemen Agama RI

DOWNLOAD RATUSAN MAKALAH

1 comments:

permisi, terima kasih infonya. tp sepengetahuan saya contoh nomer 4 adalah diwaniy jali yang kompleks dengan hiasannya. Mohon diperiksa ulang :)
khath diwaniy adalah bentuk simple dari diwaniy jali :)
thanks

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites