Senin, 04 Februari 2013

FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN

DOWNLOAD RATUSAN MAKALAH

BAB I
PENDAHULUAN

Filsafat administrasi pendidikan terus menerus memikirkan dan mencari asums-asumsi, prinsip-prinsip dan teori baik berupa axioma maupun teorema karena pendidikan sebagai system memerlukan upaya berkelanjutan mencari dan mengembangkan teori system umum untuk aplikasi masa depan.
Filsafat system muncul sebagai respon terhadap tumbuhnya kompleksitas lingkungan, ledakan pengetahuan, meningkatkanya spesialisasi dan berubahnya nilai social-manusia. Perkembangan ini memerlukan pendekatan yang lebih integral, dinamis dan viable dari manajemen organisasi modern.
Filsafat system akan diuji ulang dengan penekanan pada arahan masa depan. Isu masa depan organisasi dan manajemen adalah bahwa : (a) Organisasi dan masyarakat akan maju bersama secara harmonis ;(b) Organisasi yang lama akan diganti oleh yang baru; (c) Gagasan dan konsep tidak cukup menjamin perubahan, diperlukan tehnik perubahan; (d) Teori dan metodologi system merupakan prospek terbaik untuk memecahkan isu organisasi yang kompleks di masa depan.
Manajemen berkembang terus menerus secara rasional dan ilmiah. Perubahan yang terus menerus akibat kemajuan ilmu pengetahuan melahirkan filsafat system. Diperlukan adanya penerapan teori system umum yang merupakan pendekatan umum, interdidipliner dan deskriptif. Masa depan melahirkan isu bagi organisasi dan manajemen yang memerlukan jawaban tehnik perubahan bukan sekedar gagasan atan konsep. Upaya memecahkan isu organisasi yang kompleks di masa depan adalah dengan teori dan metodologi sistem




BAB II
FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN

A. Interrelasi filsafat, ilmu dan agama

Filsafat – Ilmu
Dalam hal tertentu filsafat dengan ilmu (sains) memiliki persamaan yaitu dalam hal cara berpikirnya yang kritis. Sedangkan perbedaannya terletak pada enam hal (Titus, 1979) :
1. Filsafat berhubungan dengan pengelaman yang komprehensif sedangkan ilmu dengan hal yang spesifik
2. Pendekatan berpikir filsafat : sintetik dan sinoptek sedangkan pendekatan ilmu : analitik
3. Filsafat mementingkan personalitas, ilmu mengabaikan personalitas untuk memperoleh obyektifitas
4. Filsafat bertujuan mengkritik, menilai dan menertibkan, ilmu mementingkan aspek ril dari alam, mengobservasi dan mengontrol prosesnya.
5. Filsafat lebih tertarik untuk mementingkan hubungan antara fakta-fakta khusus dengan skema besar, ilmu mementingkan deskripsi hokum-hukum fenomena dan hubungan sebab akibat
6. Hasil berfilsafat bersifat normative, sedangkan ilmu bersifat deskriptif
Filsafat-Agama
Filsafat mempunyai persamaan tertentu dengan agama, karena sama-sama mengurusi masalah kebenaran, serta masalah nilai baik dan buruk di samping memiliki karakteristik normative atau preskriptif. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut (Syarifudin & Kurniasih, 2008) :
1. Filsafat dimulai dengan ketakjuban, keraguan atau ketidakpuasan dan hasrat bertanya . Sedangkan agama dimulai dengan keimanan atau percaya.
2. Filsafat merupakan hasil berpikir reflektif sistematis dan kritis kontemplatif sedangkan agama didapat melalui wahyu yang disampaikan Tuhan melalui RasulNya.
3. Filsafat berisi tentang system pikiran mengenai hakikat realitas (metafisika), hakikat pengetahuan (epistemologis) hakikat nilai (aksiologi) sedangkan agama berisi tentang credo mengenai adanya Yang Mutlak dengan system ritus dan norma.
Filsafat memberikan pada manajemen suatu pemahaman bahwa ada interaksi dan korelasi antara filsafat, agama, ilmu dan seni yang dapat memberikan pendekatan komprehensif terhadap administrasi pendidikan agar dapat dijalankan dengan metodologi yang efektif.

B. Filsafat Pendidikan
Sosok pendidikan yang dapat kita kenali dalam kehidupan manusia dapat dibedakan dalam dua macam (Mudyahardjo, 2002:5) : (1) praktek pendidikan dan (2) ilmu pendidikan sebaga salah satu bentuk teori pendidikan. Karenaya filsafat pendidikan pun dapat dibedakan menjadi dua macam : (1) filsafat praktek pendidikan dan (2) filsafat ilmu pendidikan.
1. Filsafat praktek pendidikan adalah analisis kritis dan kemprehensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Filsafat praktek pendidikan dibedakan menjadi dua :
1. filsafat proses pendidikan (biasa disebut filsafat pendidikan):
yang merupakan analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya kegiatan pendidikan dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Masalah pokok yang dibahas ada tiga : (1) apakah sebenarnya pendidikan itu, (2) apakah tujuan pendidikan irusebenarnya dan (3) dengan cara apakah tujuan pendidikan dapat dicapai (Henderson : 1959:237)
2. filsafat social pendidikan merupakan pembahasan hubungan antara penataan masyarakat manusia dengan pendidikan ( Moore). Dengan demikian merupakan analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dalam mewujudkan tatanan masyarakat idaman. Tiga masalah poko yang dibahas adalah : (1) hakikat kesamaan manusia dan pendidikan (2) hakikat kemerdekaan dan pendidikan dan (3) hakikat demokrasi dan pendidikan.

2. Filsafat ilmu pendidikan (Smith) masih dalam tahap permulaan yang diawali dengan analisis kritis terhadap konsep-konsep psikologi pendidikan seperti teori belajar S-R, pengukuran pendidikan, prosedur-prosedur sistematis tentang penyusunan kurikulum dan sebagainya.
Masalah-masalah filsafat ilmu mencakup : (1) struktur ilmu,yang meliputi metode dan bentuk pengetahuan ilmiah dan (2) kegunaan ilmu bagi kepentingan praktis dan pengetahuan praktis tentang kenyataan.
Obyek filsafat ilmu pendidikan ada empat : (1) ontology yaitu hakikat substansi dan pola organisasi ilmu pendidikan, (2) epistemology yaitu hakikat obyek formal dan material ilmu pendidikan , (3) metodolog yaitu hakikat cara-cara kerja dalam menyusun ilmu pendidikan, dan (4) aksiologi yaitu hakikat nilai kegunaan teoretis dan praktis ilmu pendidikan.


C. Filsafat administrasi pendidikan

Untuk memahami filsafat administrasi pendidikan, perlu dipahami terlebih dahulu secara etimologis dari makna filsafat, administrasi, dan pendidikan sebelum menemukan sintesis yang menghasilkan konsep filsafat administrasi pendidikan.
Filsafat
Filsafat dalam bahasa Yunani berasal dari dua suku kata philos dan Sophia. Philos diartikan sebagai cinta, sedangkan Sophia diartikan kearifan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan. Menjadi bijaksana berarti berusaha mendalami hakikat sesuatu. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakikatnya, fungsinya, ciri-cirinya , kegunaannya , masalah-masalahnya serta pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah itu .
Administrasi
Administrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2008:2). Dengan demikian administrasi mengandung hal-hal sebagai berikut :
1. Administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui permulaannya namun tidak diketahui akhirnya;
2. Administrasi memiliki unsure-unsur sebagai berikut :
• Adanya dua orang atau lebih
• Adanya tujuan yang hendak dicapai
• Adanya tugas-tugas yang akan dilaksanakan
• Adanya peralatan dan perlengkapan untuk melaksanakan tuga-tugas tersebut (waktu, tempat, material, sarana lainnya);
3. Administrasi sebagai proses kerja sama bukan merupakan hal yang baru karena ia timbul bersam-sama dengan timbulnya peradabanmanusia. Administrasi sebagai seni sebagai fenomena social.

Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Selanjutnya dikatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Pendidikan merupakan suatu system. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian filsafat administrasi pendidikan merupakan upaya yang mendalam untuk mengetahui hakikat dari proses kerjasama manusia mencapai tujuan bersama di bidang pendidikan secara sistemik.

D. Sistem : kajian input-proses-output
Sistem adalah keseluruhan yang tersusun dari berbagai bagian (Poerbakawatja, 1981). Sebuah system merupakan suatu keseluruhan, yang terdiri dari aneka macam komponen yang saling berinteraksi satu sama lain dalam rangka mengusahakan pencapaian sasaran dan tujuan system yang bersangkutan (Shrode & Voich, 1974). Dengan adanya system terbuka, maka komponen-komponen system berinteraksi secara erat dengan lingkungan yang mengelilingi system tersebut. Keberhasilan system tergantung pada eratnya kerja sama secara harmonis dan terpadu dengan lingkungannya hingga pada akhirnya dicapai kondisi yang saling menguntungkan. Sebagai sebuah metode dapat dijelaskan melalui pendekatan system. Pada dasarnya pendekatan ini mencakup aplikasi metode ilmiah dalam memecahkan masalah.
Konsep management by system (MBS) menyediakan satu kerangka yang terintegrasi untuk melihat tanggungjawab manajerial dan aktivitas-aktivitas manajerial sebagai kumpulan subsistem yang saling berhubungan di dalam satu system organisasi dengan satu supersistem lingkungan.Pandangan ini merupakan intisari filsafat system yang mempresentasikan cara berpikir tentang manajemen sebagai sebuah system. Hal ini merupakan integrasi dari asumsi-asumsi, prinsip dan teori, berupa tingkah laku serta ilmu manajemen.
Dalam management by system terdapat asumsi dan prinsip yang berhubungan dengan elemen besar dari organisasi berupa tujuan, tehnik, struktur, manusia dan informasi yang berhubungan dengan lima dimensi dinamis dari MBS berupa : membuat keputusan yang optimal, pencapaian fleksibilitas organisasi, pengembangan sikap integrative, memelihara viabilitas system dan identifikasi nilai.
Pendekatan system dalam studi administrasi mengatakan bahwa organisasi adalah system aktivitas yang kooperatif antara dua orang atau lebih(Barnard,1938). Yang paling terkemuka dari aliran atau pendekatan system ialah melihat organisasi sebagai sistem terbuka yang terdiri dari input, proses konversi, output dan adanya umpan balik.




Jika konsep system terbuka seperti di atas diterapkan dalam organisasi sebagai system terbuka,maka dapat dilihat seperti berikut:

Penerapan konsep system dalam administrasi dan manajemen dapat dilihat antara lain dari buku “Organization and Management Basic System Concept” yang ditulis William A. Shrode dan Voish Jr yang menggambarkan model-model keputusan manajemen seperti operations research, simulasi, PERT dan Critical Path Methods (CPM);dalam pendekatan system dikembangkan system rekayasa (system engineering), PPBS,struktur organisasi adaptif; dan dalam system informasi dikembangkan computer,teori informasi, system control (TQC) (Silalahi,1999). Meskipun demikian para penganjur aliran proses, perilaku dan kuantitatif meragukan adanya pendekatan system dan mengklaim, bahwa apa yang dikembangkan dalam aliran sstem sebenarnya sudah dikembangkan dan merupakan bagian dari konsep-konsep mereka (Hodetts, 1975)


E. Filsafat system
Aplikasi konsep system dalam praktek manajemen merupakan filsafat manajemen system sebagai suatu ringkasan tujuan, metodologi dan lingkup dari pandangan ini. Keseluruhan tujuan filosofi system harus dapat memberikan fasilitas berupa produktifitas dan kepuasan melalui integrasi organisasi (Shrode & Voich, 1974).

Asumsi yang berhubungan dengan sifat pekerjaan di mana kinerja dan aliran barang-barang serta layanan (output) menjadi ukuran yang berhubungan dengan aliran sumberdaya (input) dalam menentukan efisiensi system. Asumsi ini merefleksikan satu penekanan atas integrasi proses kelompok dan rasionalitas dalam menggunakan tehnik serta informasi kuantitatif dalam permodelan pekerjaan serta keputusan dalam optimalisasi kerja. Asumsi yang berhubungan dengan sifat alami individu sebagai orang dewasa yang kompleks dan unik serta kompleks.
Edgar Schein telah meringkas pandangan sistemik sebagai berikut : seseorang tidak hanya kompleks tetapi juga benar-benar bervariasi, dia mempunyai banyak perbedaan dalam alasan, dia mampu belajar tentang alasan baru melalui interaksi organisasi. Dalam sebuah organisasi yang sama mungkin memiliki alasan berbeda-beda, dia akan memberikan reaksi dengan cara berbeda kepada stimuli berbeda, tergantung pada alasan, kemampuan dan tugas-tugasnya.
Filsafat system memandang manajemen sebagai sebuah system yang terdiri atas kesatuan subsistem yang saling berhubungan antara kewenenangan dan tanggungjawab. Pandangan konsep system sebagai penekanan dihubungkan dengan keseluruhan dan interrelasi bagian-bagian, sehingga dapat menyediakan satu atau lebih pemahaman tentang kebenaran dari sifat alami manajemen. Pandangan system mengenali manajemen sebagai sebuah system sumber daya yang menguasai sekumpulan karakteristik sistemik dinamis untuk mencapai produktivitas dan kepusan organisasi secara keseluruhan.
Filsafat system muncul untuk merespon tumbuhnya kompleksitas lingkungan, ledakan pengetahuan, meningkatnya spesialisasi dan perubahan nilai manusia-sosial. Warren Schmidt mengatakan bahwa tempat kita hidup ini bukan tempat terpisah – kita berasal dari banyak tempat. Kita tidak bisa hanya menyelesaikan satu masalah- setiap masalah merupakan proses berlanjut. Peristiwa tidaklah tunggal – hari ini tidak berbeda dengan kemarin.
Perubahan terjadi di semua aspek kehidupan: ekonomi, pendidikan, pemerintah, teknologi dan kemanusiaan. Nilai-nilai pun berubah seperti diidentifikasi Ian H. Wilson (How Our Values Are Changing, 1970) :
• dari organisasi ke individu
• dari konformitas ke orisinalitas
• dari independen ke interdependen
• dari social ke privasi
• dari materialism ke kualitas kehidupan
• dari status quo ke perubahan
• dari masa depan ke sekarang
• dari kerja ke santai
• dari otoritas ke partisipasi
• dari sentralisasi ke desentralisasi
• dari ideology ke pragmatism
• dari moralitas absolute ke etika situasional
• dari efisiensi ekonomi ke keadilan social
• dari alat ke tujuan

PROSPEK PENERAPAN TEORI SISTEM UMUM (TSU) / GENERAL SYSTEMS THEORY (GST)
Esensi TSU mengatakan bahwa konsep-konsep dari berbagai disiplin seperti biologi, kimia, psikologi, fisika dan ekonomi dapat bermanfaat dalam membangun konstruksi yang menjelaskan hubungan umum empiris atau dunia nyata. TSU ditandai dengan pendekatan umum seperti pendekatan interdisipliner dan pendekatan deskriptif.
Pendekatan umum : hubungan antara fenomena dunia nyata dari berbagai disiplin. Interdisipliner : melibatkan semua area pengetahuan. Deskriptif : mengidentifikasi dan menggambarkan hubungan inter antara fenomena dan disiplin dalam kerangka kerja teoretik.
Kecenderungan teori system umum
Menurut Bertalanfly TSU cenderung berlangsung pada tiga area :
1. ilmu system ; teori system matematik
2. teknologi system
3. filsafat system

Masalah TSU
Masih ada masalah-masalah dalam paradigma baru mempelajari organisasi :
1. analogi antara organisasi dan oganisme
2. perbedaan antara organisasi dan sebuah organisasi
3. dikhotomi antara system terbuka dan tertutup
4. penekanan kontinyu pada subsistem
5. kegagalan mendefinisikan system
6. pengakuan bahwa organisasi merupakan system yang dirancang
7. pertanyaan tentang efektifitas system
8. kekurangan pengetahuan metodologis

TSU (GST) dan MBS
Perbedaan antara GST dan MBS adalah bahwa MBS bergerak keluar dari
definisi deskriptif organisasi sebagai system untuk memasukkan perangkat preskriptif konsep kerja.


RE-EKSAMINASI FILSAFAT SISTEM
Organisasi masa depan
Organisasi diharapkan bersifat temporal dalam bentuk, terdiferensiasi secara internal, mengurangi orientasi pada tugas, orientasi bertambah pada orang-orang dan lebih multinasional. Sebagaikamana organisasi terus meningkat jumlah dan ukurannya, lingkungan pun semakin hiruk pikuk, organisasi harus menekankan pada kerjasama dan mengurangi kompetisi.
Organisasi masa depan menurut Jay W. Forrester:
eliminasi hubungan atasan bawahan
pusat keuntungan individual
penentuan tujuan kompensasi
pembuatan kebijakan terlepas dari pembuatan keputusan
restrukturisasi melalui pengolahan data elektronik
kebebasan mengakses informasi
eliminasi monopoli internal
keseimbangan penghargaan dan resiko
mobilitas individual
penguatan hak-hak individual
pendidikan di dalam perusahaan

Manajemen masa depan

Filsafat manajemen tradisional Filsafat system manajemen
Perencanaan…………………………………… Identifikasi nilai-nilai yang cocok
Penetapan………………………………………… Pembuatan keputusan optimal
Pengorganisasian……………………………… Pencapaian fleksibilitas organisasi
Pengordinasian………………………………… Membangun sikap integratif
Pengawasan ………………………………………Pemeliharaan kelangsungan hidup system

Orang-orang, kepemimpinan dan iklim organisasi

Leader Leader
Administrator-planner Administratif-planner
Enterpreneur Ekstrapolative planner
Enterpreneur
Statesman
System architect

ISU-ISU MASA DEPAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Tiga isu masa depan menurut Harold Leavitt, William Dill, dan Henry Eyring :
organisasi dan masyarakat akan berkembang bersama (optimistic)
organisasi akan terdesak oleh yang baru
gagasan dan konsep baru tidak cukup menjamin perubahan, tehnik yang baru perlu dibuat dan disediakan
Isu-isu masa depan untuk organisasi
Isu-isu berkaitan dengan lima pertanyaan mendasar : (1) apakah suatu pendekatan system yang menyeluruh itu mungkin; (2) dapatkah model keputusan digunakan secara meluas ? (3) apakah organisasi matriks merupakan struktur yang bertahan? (4) bagaimana agar perilaku berorientasi system dimotivasi ? (5) apakah integrasi informasi manajemen itu mungkin ?
Isu-isu masa depan bagi manajer
Tantangan bagi para manajer adalah sebagai berikut : (1) bagaimana saya menjadi lebih mampu menghadapi konflik dan perubahan ? ; (2) bagaimana saya meluaskan pendidikan dan cara pandang ?; (3) bagaimana saya mengembangkan sikap lebih toleran terhadap ambiguitas ? (4) bagaimana saya memperbaiki kemampuan analisis dan diagnostic ? (5) bagaimana saya belajar mengelola dalam lingkungan yang lebih luas ? (6) apakah saya menyadari nilai-nilai manusia yang berubah ?

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Filsafat memberikan pada manajemen suatu pemahaman bahwa ada interaksi dan korelasi antara filsafat, agama, ilmu dan seni yang dapat memberikan pendekatan komprehensif terhadap administrasi pendidikan agar dapat dijalankan dengan metodologi yang efektif.
2. Sosok pendidikan yang dapat kita kenali dalam kehidupan manusia dapat dibedakan dalam dua macam (Mudyahardjo, 2002:5) : (1) praktek pendidikan dan (2) ilmu pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan. Karenaya filsafat pendidikan pun dapat dibedakan menjadi dua macam : (1) filsafat praktek pendidikan dan (2) filsafat ilmu pendidikan.
3. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
4. Filsafat administrasi pendidikan merupakan upaya yang mendalam untuk mengetahui hakikat dari proses kerjasama manusia mencapai tujuan bersama di bidang pendidikan secara sistemik.
5. Pendekatan system dalam studi administrasi mengatakan bahwa organisasi adalah system aktivitas yang kooperatif antara dua orang atau lebih(Barnard,1938). Yang paling terkemuka dari aliran atau pendekatan system ialah melihat organisasi sebagai sistem terbuka yang terdiri dari input, proses konversi, output dan adanya umpan balik.
6. Filsafat system memandang manajemen sebagai sebuah system yang terdiri atas kesatuan subsistem yang saling berhubungan antara kewenenangan dan tanggungjawab. Pandangan konsep system sebagai penekanan dihubungkan dengan keseluruhan dan interrelasi bagian-bagian, sehingga dapat menyediakan satu atau lebih pemahaman tentang kebenaran dari sifat alami manajemen. Pandangan system mengenali manajemen sebagai sebuah system sumber daya yang menguasai sekumpulan karakteristik sistemik dinamis untuk mencapai produktivitas dan kepusan organisasi secara keseluruhan.

B. Rekomendasi

1. Administrasi pendidikan perlu menerapkan fisafat system dalam manajemen pendidikan.
2. Pendidikan memerlukan pengelolaan yang sistemik terbuka dengan mengkonversi input menjadi output dan outcome dengan memperhatikan umpan balik yang diberikan oleh lingkungan.
3. Kesuluruhan dimensi administrasi pendidikan yaitu pengembilan keputusan, sikap integrative, kelangsungan hidup yang didukung informasi dan komunikasi, nilai tujuan dan fleksibilitas organisasi perlu mendapatkan perhatian.
4. Administrasi Pendidikan yang menggunakan manajemen berdasarkan system perlu memperhatikan tiga isu masa depan menurut Harold Leavitt, William Dill, dan Henry Eyring :
organisasi dan masyarakat akan berkembang bersama (optimistic)
organisasi akan terdesak oleh yang baru
gagasan dan konsep baru tidak cukup menjamin perubahan, tehnik yang baru perlu dibuat dan disediakan



DAFTAR PUSTAKA
-------. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta, Kaldera
Mudyahardjo, Redja.(2002). Filsafat Ilmu Pendidikan suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Poerbakawatja, Soegarda dan Harahap, Abu Hasyim. (1981). Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta, Gunung Agung
Shrode, William A and Voich Jr. (1974) Organization Basic System Concept. Petaling Jaya, Malaysia : Irwin Book Company
Siagian, Sondang P. (2003). Filsafat Administrasi (edisi revisi). Jakarta : Penerbit Bumi Aksara
Silalahi, Ulber. (1999). Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep Teori dan Dimensi. Jakarta : Sinar Baru Algesindo
Syaripudin, Tatang dan Kurniasih. (2008).Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Percikan Ilmu
Tafsir, Ahmad. (1999). Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales sampai Capra. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Titus, Harold, et. All. (1979). Living Issues in Philoophy. New York : American Book Coy

DOWNLOAD RATUSAN MAKALAH

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites