Kamis, 28 Februari 2013

VARIASI BAHASA KAUM REMAJA

DOWNLOAD RATUSAN MAKALAH

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Manusia berhubunga dengan sesamanya menggunakan bahasa. Dalam arti manusia berinteraksi dan bekerja sama pasti menggunakan bahasa. Selain itu manusia menggunakan bahasa untuk berbagai keperluan dalam kehidupannya. Dalam kehidupannya kelompok manusia banyak ragamnya, ragam inilah yang membuat adanya ragam bahasa yang disebut juga variasi bahasa. Salah satu variasi bahasa di antaranya adalah bahasa prokem yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dalam berbagai lapangan kehidupan kaum remaja.
Apabila bahasa yang digunakan kaum remaja dicoba untuk dipahami oleh kaum yang tidak remaja lagi, maka tidak jarang mereka akan bingung, heran, bahkan pusing karena tidak dapat mengerti apa yang diucapkan  atau yang ditulis pada waktu kaum remaja itu berbicara atau berkomunikasi. Tampaknya bahasa yang digunakan itu merupakan bahasa yang biasa kita pakai sehari-hari atau campuran antara bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing, selanjutnya disebut bahasa prokem. Dari bahasa yang digunakan para remaja ini ada sejumlah kosa kata yang dapat diahami dan ada yang tidak dapat dipahami. Hal inilah yang sangat merisaukan masyarakat yang sama sekali tidak paham bahasa remaja atau bahasa prokem tersebut sehingga mereka menganggap bahwa kaum remaja ini merusak bahasa Indonesia baku.
Bahasa remaja tidak pernah tetap, atau dengan kata lain selalu berganti ganti sesuai dengan sifat remaja itu sendiri  yang selalu ingin menemukan hal-hal yang selalu baru, memang bahasa porkem ini belum mapan. Perubahan bahasa prokem ini tidak bisa diramalkan walaupun oleh para remaja itu sendiri sebagai pemakai bahasa itu.

B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah makalah ini, adalah:

1.         Apakah Pengertian dari bahasa prokem?
2.         Bagaimanakah bentuk  bahasa prokem?
3.         Bagaimanakah bentuk  kosakata bahasa prokem?
4.         Bagaimanakah perkembangan bahasa prokem di era globalisasi sekarang?
5.         Bagaimanakah ekses penggunaan bahasa prokem?
6.         Bagaimanakah Efek Pemakaian Bahasa prokem?

C.       Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan makalah ini adalah:

1.         Mengetahui pengertian dari bahasa prokem.
2.         Mengetahui bagaimana bentuk dari bahasa prokem.
3.         Mengetahui bagaimana bentuk kosakata dari bahasa prokem.
4.         Mengetahui perkembangan bahasa prokem di era globalisasi pada zaman sekarang.
5.         Mengetahui ekses penggunaan bahasa prokem.
6.         Mengetahui Efek Pemakaian Bahasa prokem.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dari Bahasa Prokem

Bahasa prokem adalah sejenih ragam bahasa atau variasi bahasa yang khas yang boleh juga disebut sebagai jenis bahasa rahasia yang hanya digunakan kelompok tertentu saja untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan bukan dengan warga masyarakat yang bukan anggota kelompok mereka (Harimukti Kridalaksana, 1978).
Warga masyarakat yang tidak memahami bahasa prokem, akan menyebutkan bahwa bahasa prokem itu adalah bahasa yang hanya dipakai oleh kaum pemuda dan kaum remaja saja, dan penggunaannya seenaknya, sehingga tidak dipahami oleh masyarakat umum.
Kaum remaja dan pemuda yang paham akan bahasa prokem mendefinisikan bahasa prokem bervariasi. Ada yang mengatakan bahwa bahasa prokem adalah bahasa yang digunakan untuk mencari dan menunjukan identitas diri; bahasa prokem adalah bahasa yang diolah kembali agar pembicaraan mereka ini tidak dipahami orang tua ataupun guru-guru yang sering melarang mereka sebelum sempat melakukan sesuatu.
B.     Bentuk Bahasa Prokem

Tidak ada orang yang dapat menjelaskan secara tepat bagaimana wujud bahasa prokem pada waktu muncul pertama kali. Namun, mengingat bahwa nama bahasa ini disebut ”bahasa prokem”, penulis mengambil kesimpulan bahwa bentuk olahan awal bahasa ini adalah penyisipan  (-ok-), antara lain: seperti yang terlihat pada nama bahasa itu, yaitu dari kata “preman” kemudian disisipi (-ok-) menjadi ‘prokeman’, lalu mengalami gejala apokot dengan lenyapnya bunyi akhir (-an) menjadi ‘prokem’. Kalau diperhatikan kosa kata bahasa prokem sampai pertengahan dekade 80, tampak bahwa sebagaian kata-katanya diolah dengan member sisipan (-ok-). Apakah cara ini saja yang digunakan pada saat awal timbulnya, tidaklah dapat dipastikan. Namun, dari data tertulis dapat disimpulkan bahwa kosa kata yang diolah dengan cara ini merupakan salah satu rumus yang memegang peran yang sangat penting, melihat besarnya kosa kata seperti ini disekitar 30%. Di samping penyisipan (-ok-), kosa kata bahasa prokem pun banyak mengalami gejala metatesis (pembalikan urutan penulisan huruf). Gejala ini sudah dikenal lama sekali kira-kira sudah tampak sekitar 30 tahun yang lalu. Namun yang patut dicatat adalah bahwa pembalikan unsur-unsur kata yang diolah itu pun mempunyai beberapa bentuk yang berbeda. Beberapa perbedaan di antaranya masih dapat kita lihat dari kosa kata yang tampak dari sejumlah data yang tertulis, misalnya kata’kibin’ (bikin), ‘depek’ (pendek), ‘maya’ (ayam), dan ‘baak’ (asbak).
Para remaja pengguna bahasa prokem ini cenderung mencampuradukkan segala macam pola kedalam bahasa prokem seolah-olah mau menganggap bahwa segala macam bentuk yang tidak baku merupakan bahasa prokem. Kosa kata yang mengalami gejala efesinsi dengan menyisipkan (-ok-) masih digunakan sampai kini, tetapi kalau diperhatikan bentuk-bentuk kata bahwa bentukan metatesis banyak sekali. Setelah diteliti secara lebih cermat, ternyata kata yang diolah dengan bentuk ini bahkan lebih dari sepertiga jumlah kosakata bahasa prokem. Dari data ini tersirat bahwa banyak mengolah kata bentuk metatesis.

C.    Kosa kata Bahasa Prokem

Kosa kata suatu bahasa senantiasa mencerminkan keadaan lingkungan, sikap hidup, serta alam pikiran para penuturnya. Sebagian besar kata berhubungan dengan keadaan sekitar dan kehidupan penuturnya sehari-hari. Hal yang sangat berpengaruh terhadap bahasa prokem adalah kosa kata yang dahulu muncul dalam bahasa permanen yang lebih menjurus ke arah dunia hitam atau kriminal, seperti dunia pencuri, pencopet, penodong, dan prampok. Boleh dikatakan bahwa kaum preman sama sekali tidak mau menghiraukan masalah-masalah dan hal-hal di luar lingkungan kehidupan mereka. Sebagian besar kosa kata yang digunakan dalam bahasa preman menggambarkan orang-orang serta barang-barang sasaran, tempat, serta lingkungan sasaran, dan khalayak serta petugas keamanan yang justru menjadi penghambat dalam melaksanakan kegiatan mereka.
Lain halnya dengan penggunaan bahasa prokem, para remaja menggunakan bahasa prokem dalam keaktifan sehari-hari yang lebih banyak berkaitan dengan kehidupan keluarga, keadaan sekolah atau perguruan tinggi, serta masalah-masalah kenakalan remaja. Hal ini menunjukkan bahwa kosa kata bahasa prokem mengacu pada hal dan masalah sekitar rumah, pergaulan, pendidikan, dan kenakalan remaja yang terungkap dengan istilah kekerabatn, kata ganti orang, masalah seks, narkotika, dan obat-obtan sejenis serta minuman keras. Hal ini sama sekali tidak berarti bahwa semua kosa kata kaum preman sama sekali tidak digunakan para pemuda dan remaja, tetapi fungsi suatu benda dalam suatu kelompok, yang bentuknya  juga  dikenal anggota kelompok lain, tentulah berbeda. Mobil, rumah, arloji, televisi, dan sebagainya merupakan beberapa contoh kata yang dikenal dua kelompok. Kelima benda pertama merupakan benda yang dinikmati sebagaian besar remaja. Kata terakhir, polusi, merupakan orang yang bertugas menegakkan hukam dan dapat menyebabkan siapa saja yang melanggar hukum masuk penjara sehingga pasti dihindari kaum remaja, tetapi juga dapat membantu mereka dalam mengatasi sejumlah kesulitan sesuai dengan kewajiban petugas kopolisian, yaitu melindumgi dan memberi rasa aman kepada masyarakat.
Dari uraian di atas terlihat bahwa perbedaan bahasa prokem dan bahasa preman terjadi karena penuturannya berbeda, fungsi dan tujuan pemakainnya pun berbeda: kaum preman melakukan tindakan kejahatan, para pemuda dan remaja suka bergembira dan bergaul dengan sesamanya dan lebih dikenal dengan bahasa kekerabatan. Selanjutnya pengertian “bahasa prokem” ini telah berubah atau lebih tepat dikatakan bergeser maknanya. Bahasa prokem ini tidak lagi disediakan dalam bentuk, rumus atau kode bahasa, melainkan lebih ditonjolkan sebagai bahasa kode atau sandi yang dipakai oleh kelompok tertentu, dalam hal ini para pemuda dan remaja. Setiap kelompok dapat saja memberi interprestasi yang berbeda-beda menurut pengertian masing-masing, karena itu dapat ditemukan sejumlah variasi dalam pemakaian kalimat bahasa Indonesia. Inilah yang merupakan salah satu cirri pembeda bahasa prokem kaum preman, pencetus dan pencipta bahasa ini dengan bahasa prokem kaum pemuda dan kaum remaja saat ini. Bentuk-bentuk kosa kata itu adalah:
1.      Akronim:
Selaras “semakin laku keras”
Turbo”turunan bokek”
Manja”mandi jarang”
Pejabat”peranakan jawa batak”
Sersan”serius tapi santai”
2.      Singkatan huruf awal:
TKW”tak kenal wanita”
KUHP”kasih uang habis perkara”
AC”adegan cinta”
MBA”memble aja”
3.      Pemakaian kata yang huruf awalnya sama dengan huruf awal kata yang diacu:
Ji SamSoe”jiwaku sampai surge”
Bentul Filter”blue flim”
Taksi Gelap”tante girang”
4.      Pemakaian kata yang bermajas ironi:
Badak”kasar”
Bonsai”orang kerdil”
Gersang”tidak disuguhi minuman” (Harimukti Kridalaksana,1978)
D.    Perkembangan Bahasa Prokem di Era Globalisali Sekarang

Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk dapat mempertahankan diri ditengah-tengah pergaulan antarbangsa yang sangat rumit. Perkembangan bahasa prokem ini pada tahun-tahun terakhir ini memang semakin menjadi-jadi, secara lisan dalam pergaulan sehari-hari dan secara tertulis melalui, antara lain serial cerita Lupus, majalah Hai, dan majalah Pro Kamu.
Agak aneh juga dan di luar dugaan semula, kata-kata yang dianggap sebagai kosa kata bahasa prokem tidak banyak dijumpai dalam bahasa remaja ini. Yang ada hanyalah doi, doksi, doku, kokit dan mokat [1]. Bahasa prokem hanyalah suatu variasi atau ragam bahasa Indonesia yang unsur kosa kata dan bentuk pembentukan katanya agak menyimpang. Sejumlah kosakatanya dengan dasar kosa kata bahasa Indonesia atau kosakata dialek Jakarta dibentuk dengan pola-pola tertentu, dan pembentukan kata gramatikalnya banyak menggunakan sistem morfologi dialek Jakarta[2].
Fenomena kebahasaan yang kini begitu booming terjadi adalah maraknya penggunaan kata-kata gaul oleh remaja Indonesia khususnya remaja perkotaan di kehidupan sehari-harinya. Adapun penggunaan bahasa gaul yang saat ini marak digunakan oleh remaja, baik yang masih duduk di bangku sekolah atau bahkan yang tidak mengenyam pendidikan adalah bahasa-bahasa gaul yang sejatinya diperkenalkan oleh media massa elektronik, seperti iklan di televisi, sinetron khusus remaja, atau bahkan bahasa yang digunakan oleh selebriti di infotainmen.
Kata-kata yang merujuk pada bahasa gaul yang booming kini seperti ciyus ‘serius’, miapah ‘demi apa’, enelan ‘beneran’ dan masih banyak lagi. Sepintas, kata-kata seperti itu terkesan lumrah terdengar sehari-hari. Penggunaannya marak digunakan oleh berbagai kalangan khususnya para remaja.Banyak yang menganggap jika penggunaan kata-kata terebut dianggap wajar dan lucu atau bahkan mencirikan identitas dari sekelompok masyarakat bahasa tertentu.
Penggunaan kata-kata tersebut pada masa kini tak lagi diucapkan pada kelompok tutur sebaya, namun terkadang remaja saat ini dengan tidak sadar ataupun tidak sengaja melakukan tindak tutur dengan menggunakan bahasa tersebut kepada orang yang lebih tua. Unsur-unsur atau pihak-pihak yang terlibat dalam tindak tutur itu sama sekali tidak dihiraukan dalam tindak bahasanya.
E.     Ekses Penggunaan Bahasa Prokem.

Para penutur dan para pencipta bahasa prokem tidak pernah memperhitungkan untuk menjadi saingan atau menjadi pengganti bahasa Indonesia yang mereka pelajari di sekolah-sekolah. Dengan menggunakan bahasa prokem ini para remaja hanya ingin memisahkan diri dari kalangan orang luar kelompok mereka dan berusaha menempatkan diri mereka dalam suatu kelompok tertentu.
Bahasa prokem yang mirip bahasa rahasia ini mempunyai ciri khusus yang menyebabkan orang-orang di luar kelompok mereka ini tidak paham akan pembicaraan mereka. Karena bahasa yang digunakan mempunyai sifat khusus ini membuat mereka sangat membanggakan dirinya alasanya karena dapat menyaingi bahasa para orang tua yang juga suka menggunakan bahasa rahasia. Menurut pendapat para remaja, orang tua pun sering menggunakan bahasa asing kalau berbicara didekat mereka mengenai hal-hal yang dianggap tabu dan tidak boleh diketaui remaja. Meskipun sejenis bahasa rahasia yang mempunyai kode tertentu dan sifatnya rahasia, bahasa prokem yang digunakan para pemuda dan remaja tidaklah terlalu menonjol dibandingkan dengan sifat bahasa rahasia yang digunakan di kalangan preman dan bandit. Para pemuda dan remaja lebih mementingkan aspek pembedaan diri dari orang lain untuk menyatakan dirinya sebagai anggota kelompok tertentu. Pada umumnya dialek-dialek atau bahasa prokem ini digunakan untuk membedakan diri mereka dengan orang-orang di luar kelompok mereka. Dengan bahasa yang digunakan tersebut mereka ingin menunjukkan kebolehan mereka dalam menciptakan kata-kata khusus tadi dan dengan bahasa ini mereka menunjukan identitasnya.
Pada waktu mereka berada dalam situasi resmi, mereka pasti akan menggunkan bahasa Indonesia baku. Keaadan inipun berlaku bagi kalangan remaja di kota yang tadinya kebanyakan menggunakan bahasa prokem. Dalam arti pada suatu saat perkembangan kehidupannya mereka tidak lagi memungkinkan berbahasa prokem, maka para pemuda dan para remaja ini akan meninggalkan bahasa prokem
F.     Efek Pemakaian Bahasa prokem.

Penggunaan kata-kata tersebut pada masa kini tak lagi diucapkan pada kelompok tutur sebaya, namun terkadang remaja saat ini dengan tidak sadar ataupun tidak sengaja melakukan tindak tutur dengan menggunakan bahasa tersebut kepada orang yang lebih tua. Unsur-unsur atau pihak-pihak yang terlibat dalam tindak tutur itu sama sekali tidak dihiraukan dalam tindak bahasanya.
Hal ini amat mengkhawatirkan. Hanya dari kesalahan penggunaan bahasa, bisa jadi menimbulkan banyak kesalahan persepsi yang menyebabkan berbagai gesekan yang timbul dalam masyarakat. Hal inilah yang menimbulkan masyarakat bahasa cenderung bersikap negatif atas penggunaan kata-kata gaul tersebut.
Tidak hanya itu, penggunaan kata-kata tersebut cukup mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia. Mengingat pengaplikasian bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan belum terkondisikan dengan cukup baik. Penggunaan bahasa Indonesia masih harus diperhatikan lebih lanjut karena posisinya yang juga bersaing dengan penggunaan bahasa daerah maupun bahasa asing yang masuk di wilayah Indonesia.
Kata-kata gaul tersebut dianggap mampu mengganggu stabilitas penggunaan bahasa Indonesia oleh para remaja. Remaja yang merupakan agen pembawa keberlangsungan bahasa Indonesia harus berjuang lebih keras dalam upaya mempertahankan bahasa persatuannya dari berbagai pengaruh yang cenderung negatif tersebut.
Oleh karena itu, remaja Indonesia diharapkan mampu memberikan usaha terbaiknya dalam mempertahankan keberlangsungan bahasa Indonesia yang baik tanpa menghilangkan identitas kebahasaan sehingga remaja Indonesia tidak mudah terpapar oleh pengaruh-pengaruh negatif dalam hal kebahasaan tersebut.

BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan

Bahasa prokem banyak digunakan oleh kaum pemuda dan remaja, yang pada umumnya penuturannya digunakan untuk berkomunikasi dengan sesame dalam keadaan santai dan berfungsi untuk menjalin keakraban  atau sebagai identitas keakraban. Bahasa ini pun digunakan sebagai identitas kelompok  sehingga ada kemungkinan bahwa kelompok yang berbeda akan menggunakan kosakata yang berbeda pula.
Sebagaian besar kosa katanya dibentuk seolah-olah merupakan kata biasa yang digunakan orang dalam percakapan sehari-hari.Karena  itu, orang yang berbeda di luar kelompok ini tidak paham akan apa yang dituturkan mereka, sehingga timbul kekhawatiran bahasa prokem yang digunakan para remaja dan para pemuda ini akan merusak kaidah bahasa Indonesia baku. Tetapi tak perlu terlalu dirisaukan karena bahasa ini hanya merupakan suatu gejala yang serupa dengan gejala bahasa dialek lainnya yang dikenal dalam bahasa Indonesia.
B.                 Saran

Sebaiknya antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia harus berkembang seimbang agar peran bahasa Indonesia di era global ini diakui dan tetap berdiri tegak di bumi Indonesia. Bahasa gaul, bahasa prokem, bahasa Indonesia yang mengalami penginggrisan harus dapat ditekan dan hanya sebatas untuk komunikasi pergaulan. Bahasa pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan. Oleh karena itu, bahasa Indonesia dalam konteks kebudayaan nasional merupakan komponen yang paling representatif dan dominan, termasuk upaya melanggengkan kesatuan bangsa (Hasan Alwi, 1998). Orang Indonesia sebaiknya belajar mencintai bahasa nasionalnya dan belajar memakainya dengan kebanggaan dan kesetiaan sehingga membuat orang Indonesia berdiri tegak di dunia ini walaupun dilanda arus globalisasi dan tetap dapat mengatakan dengan bangga bahwa orang Indonesia menjadi bangsa yang berdulat yang mampu menggunakan bahasa nasionalnya untuk semua keperluan modern.


























DAFTAR PUSTAKA



Abdul Chaer. 1993. Pembakuan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dede Oetomo. 1990. “Bahasa Rahasia Waria dan Gay di Surabaya” dalam Muhadjir dan Basuki Suhardi 1990.

Harimukti Kridalaksana. 1978. Struktur Sosial dan Variasi Bahasa, Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa Indah.

 Masnur Muslich. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

 Rahardja Praathama dan Hendry Chambers Loir. 1988. Kamus Bahasa Prokem. Jakarta: Pustaka Utama.

Vismaya S. Damayanti. 2011. Bahasa dan Sastra Indonesia di Tengah ArusGlobal.Bandung:Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

http://atqomohammed.blogspot.com/2010/03/perkembangan-bahasa-gaul-di-indonesia.html. (diakses pada tanggal 17 desember 2012 pukul 16.45).

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites