Makalah

Blog ini berisi berbagai macam makalah kuliah.

Perangkat Pembelajaran

Masih dalam pengembangan.

Modul Pembelajaran

Masih dalam pengembangan.

Skripsi

Masih dalam pengembangan.

Lain-lain

Masih dalam pengembangan.

Tampilkan postingan dengan label Ilmu Kalam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ilmu Kalam. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Maret 2013

PENGERTIAN, NAMA DAN SEJARAH MUNCULNYA AQIDAH ILMU KALAM

DOWNLOAD RATUSAN MAKALAH

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Aqidah islam yang berjudul “Pengertian, Nama dan sejarah munculnya  Aqidah ilmu kalam” dengan baik dan lancar.
Penulisan makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari pihak –pihak yang mendukung.  teman –teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini, masih terdapat kesalahan dan kekurangan, Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................................. 1
Rumusan masalah......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
Pengertian Aqidah Ilmu Kalam............................................................ ....... 2
Nama-nama Aqidah Ilmu Kalam……………………………………..         3
Ruang lingkup aqidah ilmu kalam……………………………………........ 3
Sejarah munculnya aqidah ilmu kalam………………………………......... 3
Sumber-sumber Ilmu kalam………………………………………….. 5
Faktor-faktor timbulnya ilmu kalam…………………………………........ 6
Hubungan aqidah ilmu kalam dengan ilmu keislaman lainnya.................... 7
1.      Titik persamaan…………………………………………………….      7
2.      Titik perbedaan............................................................................... ....... 7
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
Kesimpulan.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Aqidah ilmu kalam sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu agama. Setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari akidah yang terdapat dalam agamanya. Mempelajari akidah/teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan yang kuat , yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh peredaran zaman.
Teologi dalam Islam disebut juga  ilmu At-Tauhid. Kata Tauhid mengandung arti satu/esa dan keEsaan dalam pandangan Islam merupakan sifat yang terpenting diantara sifat-sifat Tuhan. Teologi Islam disebut juga ilmu kalam.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertia aqidah ilmu kalam, nama-nama dan ruang lingkupnya?
2.      Bagaiman sejarah munculnya aqidah ilmu kalam dan sumber-sumbernya?
3.      Apa faktor-faktor timbulnya ilmu kalam?
4.      Bagaiman hubungan aqidah ilmu kalam dengan ilmu keIslaman lainnya?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Aqidah Ilmu Kalam
Aqidah Ilmu Kalam secara bahasa terdiri dari kata Aqidah dan ilmu kalam . Aqidah berasal dari bahasa arab yaitu aqidah, aqid, uqad, uqud, I’tiqad yang artinya ikatan, perjanjian dan keyakinan. Sedangkan ilmu kalam artinya Ilmu yang membicarakan/membahas tentang masalah ketuhanan/ketauhidan (mengesakan Tuhan). Jadi Aqidah Ilmu Kalam artinya ilmu yang mempelajari ikatan/keyakinan seseorang tentang masalah ketuhanan dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan disertai alasan-alasan yang rasional. Secara istilah pengertian aqidah ilmu kalam yaitu :
1.      Menurut Musthafa Abdul Raziq definisi aqidah ilmu kalam adalah ilmu yang berkaitan dengan aqidah imani yang dibangun dengan argumentasi-argumentasi rasional. [1]
2.      Menurut Al-Farabi definisi aqidah ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin mulai yang berkenaan  dengan masalah dunia  sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam
3.      Menurut Ibnu Khaldun definisi aqidah ilmu kalam adalah ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.
4.      Menurut Syekh Muhammad Abduh definisi ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib baginya, sifat-sifat yang jaiz baginya dan tentang sifat-sifat yang ditiadakan darinya dan juga tentang rasul-rasul Allah baik mengenai sifat wajib, jaiz dan muhal dari mereka. [2]
B.     Nama-nama aqidah ilmu kalam
Aqidah ilmu kalam atau yang biasa disebut dengan ilmu kalam mempunyai beberapa nama yaitu ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar dan teologi Islam. Disebut ilmu ushuluddin karena membahas pokok-pokok agama, disebut ilmu tauhid karena membahas keesaan Allah swt. Abu Hanifah menyebut nama ilmu ini dengan fiqh al-akbar. karena menurut persepsinya hukum Islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi menjadi dua yaitu fiqh al-akbar (membahas keyakinan/ pokok-pokok agama/ilmu tauhid dan fiqh al-asghar (membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah). Teologi Islam merupakan istilah yang diambil dari bahasa inggris, theology William L Reese mendefinisikan dengan “discourse or concerning” (diskursus/pemikiran tentang Tuhan[3]). Dengan mengutip William Ockhan Reese lebih lanjut  mengatakan “Theologi to be a discipline and independent of both philoopy and science” (teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan). Sementara itu Gove menyatakan bahwa teologi adalah penjelasan tentang keimanan, perbuatan dan pengalaman agama secara rasional.
C.    Ruang lingkup aqidah ilmu kalam
Masalah yang dibahas dalam aqidah ilmu kalam adalah mempercayai adanya Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul Allah, hari kiyamat, Qadha’ dan Qadar, Akhirat, akal dan wahyu, surga , neraka, dosa besar, dan masalah iman dan kafir. yang diperkuat dengan-dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah-aqidah yang menyimpang.
D.    Sejarah kelahiran aqidah ilmu kalam
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu persoalan politik yang menyangkut peristiwa terbunuhnya Usman bin affan yang berbuntut pada penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan antara . Mu’awiyah dan Ali bin Abi Thalib mengkristal menjadi perang siffin yang berakhir dengan keputusan Tahkim (arbitrase). sikap ali yang menerima tipu muslihat Amr bin Ash(utusan Mu’awiyah dalam tahkim), sungguhpun dalam keadaan terpaksa , tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. mereka berpendapat bahwa persoalan yang terjadi  saat itu tidak dapat diputuskan melalui tahkim. Putusan datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum Al-Qur’an La Hukma Ila Lillah(tidak ada hukum selain dari hukum Allah). atau La Hukma Illa Allah( tidak ada perantara selain Allah) menjadi semboyan mereka . mereka memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah sehingga meninggalkan barisannya, mereka terkenal dengan nama khawarij. dan kelompok yang tetap mendukung Ali bin Abi Thalib dikenal dengan nama syiah. [4]
Harun lebih lanjut mengatakan bahwa persoalan kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir. Dalam arti siapa yang telah keluar dari Islam dan siapa yang masih tetap dalam Islam. Khawarij sebagaimana yang telah disebutkan, memandang bahwa orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim yakni Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash, Abu Musa Al-Asy’ari adalah kafir berdasarkan firman Allah surat Al-Maidah ayat 44.
Persoalan ini telah menimbulkan tiga alioran teologi dalam Islam yaitu:
Aliran Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti telah keluar dari Islam atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh.
Aliran Murji’ah, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar masih tetap mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, hal itu terserah  kepada Allah  untuk mengampuni atau menghukumnya.
Aliran Mu’tazilah , yang tidak menerima pendapat kedua diatas. Bagi mereka orang yang berdosa besar  bukan kafir , tetapi bukan mukmin. Mereka mengambil posisi antara mukmin dan kafir, yang dalam bahjasa arabnya terkenal dengan istilah al-manzilah manzilatain(posisi diantara  dua posisi). dalam Islam timbul pula  dua aliran teologi yang terkenal dengan Qadariyah dan Jabariyah. menurut Qadariyah, manusia mempunyai kemerdekaan  dalam kehendak dan perbuatannya. adapun Jabariyah  berpendapat sebaliknya, manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya. Aliran Mu’tazilah yang bercorak rasional mendapat tantangan keras dari golongan tradisional Islam yaitu aliran Asy’ariyah dan Aliran Maturidiyah.
E.     Sumber-Sumber Ilmu Kalam
Pembahasan ilmu kalam selalu berdasarkan/bersumber pada dua dalil yaitu dalil naqli(al-qur’an dan hadits) dan dalil aqli (dalil fikiran)[5]. Sebagai sumber Ilmu Kalam, Al-qur;an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya adalah
Q. S. Al-Ikhlas(112):3-4. ayat ini menunjukkan bahwa tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak satupun di dunia ini yang tampak sekutu (sejajar) dengan-Nya.
Q. S. Asy-Syura(42):7. ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun di dunia ini. Ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Al-Furqan(25):59. ayat ini menunjukkan bahwa tuhan Yang Maha Penyayang bertahta diatas Arsy. Ia pencipta langit, bumi, dan semua yang ada diantara keduanya.
Q. S. Al-Fath. (48):10. ayat ini menunjukkan Tuhan mempunyai tangan yang selalu berada diatas tangan-tangan orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan janji Allah.
Q. S. Thaha(20):39. ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai mata yang selalu digunakan untuk mengawasi seluruh gerak , termasuk gerakan hati makhluknya.
Q. S. Ar-Rahman(55):27. ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai wajah yang tidak akan rusak selama-lamanya.
Q. S. An-Nisa’(4)125. ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menurunkan aturan berupa agama . seseorang dikatakan telah melaksanakan aturan agama apabila melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah.
F.     Faktor-faktor Timbulnya Ilmu Kalam
1.      Faktor dari dalam(intern) :
a.       Sebagian orang musyrik ada yang mentuhankan bintang-bintang sebagai sekutu Allah. hal ini ditolak dengan firman Allah surat Al-An’am ayat 76-78.
b.      Ada yang mentuhan kan Nabi Isa as. Hal ini ditolak dengan firman Allah surat Al-Maidah ayat 116.
c.       Orang-orang yang menyembah berhala. Hal ini ditolak dengan firman Allah surat al-an’am ayat 74.
d.      Golongan yang tidak percaya akan kerasulan nabi(nabi Muhammad saw. ) dan tidak percaya akan kehidupan akhirat. hal ini ditolak dengan firman Allah surat al-Ambiya’ ayat 104.
e.       Golongan  orang-orang yang mengatakan semua yang terjadi di dunia ini adalah perbuatan Tuhan semuanya dan Soal politik (Khilafah) pemimpin  negara. yang dimulai ketika Rasulullah meninggal dunia serta peristiwa terbunuhnya usman dimana antara golongan yang satu dengan yang lain saling mengkafirkan dan menganggap golongannya yang paling benar.
2.      Sebab dari luar (ekstern) yaitu:
a.       Danyak diantara pemeluk-pemeluk Islam yang mula-mula beragam yahudi, masehi dan lain-lain, setelah fikiran mereka tenang dan sudah memegang teguh Islam , mereka mulai mengingat-ingat agama mereka yang dulu dan dimasukkannya dalam ajaran-ajaran Islam.
b.      Golongan Islam yang dulu, terutama golongan mu’tazilah memusatkan perhatiannya untuk penyiaran agama Islam dan membantah alasan-alasan mereka yang memusuhi Islam. mereka tidak akan bisa menghadapi lawan-lawanya  kalau mereka sendiri tidak mengetahui pendapat-pendapat lawan-lawannya beserta dalil-dalilnya. sehingga kaum muslimin memakai filsafat untuk menghadapi musuh-musuhnya.
c.       Para mutakallimin ingin mrngimbangi lawan-lawanya yang menggunakan filsafat , dengan mempelajari logika dan filsafat dari segi ketuhanan.
G.    Hubungan aqidah ilmu kalam dengan ilmu keIslaman lainnya (filsafat dan tasawwuf)
1.      Titik persamaan
Ilmu kalam, filsafat dan tasawwuf mempunyai obyek kemiripan. Obyek ilmu kalam ketuhanan dan yang berkaitan dengan-Nya. Obyek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan disamping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu obyek kajian tasawwuf adalah Tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya. Jadi dilihat dari aspek objeknya, ketiga ilmu itu membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan. Argumentasi filsafat  sebagaimana ilmu kalam dibangun diatas dasar logika. Oleh karena itu , hasil kajiannya bersifat spekulatif(dugaan yang tak dapat dibuktikan secara empiris, riset, dan eksperimen). [6] Baik ilmu kalam, filsafat, maupun tasawwuf berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran yang rasional.
2.      Titik Perbedaan
Perbedaan diantara ketiga ilmu itu tersebut terletak pada aspek metodologinya. Ilmu kalam , sebagai ilmu yang menggunakan logika di samping argumentasi-argumentasi naqliyah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama, yang sangat tampak nilai-nilai ketuhananya . Sebagian ilmuwan  bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional. Sementara filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional. Metode yang digunakannya pun adalah metode rasional. filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan (mengembarakan atau mengelana) akal budi secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh) serta  universal tidak merasa terikat oleh ikatan apapun kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika. Adapun ilmu tasawwuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari pada rasio. Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawwuf bersifat subyektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Dilihat dari aspek aksiologi(manfaatnya), teologi diantaranya berperan sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal Tuhan secara rasional. Adapun filsafat, lebih berperan sebagai ilmu yang lebih berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang yang mempunyai rasio secara prima untuk mengenal Tuhan secara lebih bebas melalui pengamatan dan kajian langsung. Adapun tasawwuf lebih peran sebagai ilmu yang memberi kepuasan kepada orang yang telah melepaskan rasionya secara bebas karena tidak memperoleh yang ingin dicarinya. Sebagian orang  memandang bahwa ketiga ilmu itu memiliki jenjang tertentu . jenjang pertama adalah ilmu kalam, kemudian filsafat dan yang terakhir adalah ilmu tasawwuf. [7]





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Pengertian Aqidah Ilmu kalam adalah artinya ilmu yang mempelajari ikatan/keyakinan seseorang tentang masalah ketuhanan dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan disertai alasan-alasan yang rasional. Nama-nama ilmu kalam yaitu ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar dan teologi Islam. dan Ruang lingkupnya adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat dengan-dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqiah-aqidah yang menyimpang.
2.      Sejarah munculnya ilmu kalam adalah ketika Rasulullah meninggal dunia dan peristiwa terbunuhnya usman diman antara golongan yang satu dengan yang lain saling mengkafirkan dan menganggap golongannya yang paling benar. dan sumber-sunber ilmu kalam adalah dalil naqli(al-qur’an dan hadits) dan dalil aqli (dalil fikiran)
3.      Faktor timbulnya ilmu kalam ada dua yaitu faktor intern dan ekstern.
4.      Hubungan ilmu kalam dengan ilmu keIslaman lainnya(filsafat dan tasawwuf mempunyai persamaan dan perbedaan.



DAFTAR PUSTAKA

Razak. , Abdul. Dr. M. Ag. 2003. Ilmu Kalam. Bandung :CV Pustaka Setia . hlm. 13-27
Hanafi, Ahmad. M. A. 1974. Theologi Islam(ilmu kalam). Jakarta: Bulan Bintang. hlm. 3-12
A. Nasir, Sahilun Drs. H. 1996. Pengantar Ilmu Kalam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hlm. 28-29
Nasution, Harun. 1986. Teologi Islam. Jakarta: Universitas Indonesia. hlm. 1-
Al-Ghazali. 1999. Tauhidullah. Risalah Gusti: Surabaya
Abd Razak, Musthfa , Tamhid Li Tarikh Al-Falsafah Al-Islamiyah, Lajnah Wa At-Tha’lif Wa At-Tarjamah wa An-Nasyr. 1959. hlm. 265
Abduh, Muhammad . Risalah. Tauhid, Ter. Firdaus An. Jakarta:Bulan Bintang.
Harun Nasution, Teologi Islam. Jakarta:Universitas Indonesia, 1986
Endang Saifudin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya:PT Bina Ilmu . 1990. hlm. 174
Ahmad Hanafi MA. Theologi Islam (ilmu kalam). Jakrta:Bulan Bintang. 1974. hlm. 6-13
           Geogle. 09.00 wib

FOOTNOTE
[1] Musthofa Abd Razak, Tamhid Li Tarikh Al-Falsafah Al-Islamiyah, Lajnah Wa At-Tha’lif Wa At-Tarjamah wa An-Nasyr, 1959, hlm. 265
[2] Muhammad Abduh. Risalah. Tauhid, Ter. Firdaus An. Bulan Bintang, Jakarta, 1965 hlm. 25

[4] Harun Nasution, Teologi Islam, Universitas Indonesia, Jakarta, 1986
[5] Drs. H. Sahilun A Nasir, Pengantar Ilmu Kalam, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 1996, hlm. 28
[6] Endang Saifudin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama, PT Bina Ilmu , Surabaya, 1990, hlm. 174
[7] Ahmad Hanafi MA. Theologi islam (ilmu kalam), Bulan Bintang, Jakrta, 1974, hlm. 6-13

DOWNLOAD RATUSAN MAKALAH

Ilmu Kalam dan Pembahasannya

DOWNLOAD MAKALAH FORMAT WORD
Kata Pengantar

            Puji syukur penulis telah panjatkan atas kehadiran Allah SWT, sang Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan. Karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Perubahan Masyarakat Desa ini tidak kurang pada waktunya.
           
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memenuhi kewajiban mata kuliah Ilmu Kalam yang merupakan bentuk langsung tanggung jawab penulis pada tugas yang diberikan.

            Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Masduqi Affandi, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Ilmu Kalam serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
           
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar bahwasanya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak dapat luput dari kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran akan senantiasa penulis nanti dalam upaya evaluasi diri.
           
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca dan bagi seluruh mahasiswa-mahasiswi IAIN Sunan Ampel Surabaya.Amiiin....



                                                                                    Banjarmasin, 20 Desember 2012

                                                                                                                                                                                          Penulis

Daftar Isi

1.      Kata Pengantar……………………………………………………………..1
2.      Daftar Isi……………………………………………………………………2
3.      Bab I         : Pendahuluan…………………………………………………...3
4.      Bab II       : Pembahasan
1.      Nama-nama Ilmu Kalam……………………………………………4
2.      Objek Studi Ilmu Kalam……………………………………………5
3.      Pembahasan Ilmu Kalam……………………………………………6
4.      Bab III: Penutup……………………………………………………………..8
5.      Daftar Pustaka……………………………………………………………….9


















BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Ilmu Kalam merupakan ilmu yang membahas tentang ketuhanan. Apabila memperhatikan definisi ilmu kalam diatas, yakni ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika atau filsafat, secara teoritis aliran salaf tidak dapat dimasukkan kedalam aliran ilmu kalam, karena aliran ini dalam masalah-masalah ketuhanan tidak menggunakan argumentasi filsafat atau logika. Aliran ini cukup dimasukkan kedalam aliran ilmu tauhid atau ilmu ushuluddin atau fiqh al-akbar.
Ilmu kalam disebut juga dengan berbagai macam nama antara lain ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar dan teologi Islam. Disini akan dijelaskan mengenai macam-macam nama tersebut. Selain itu juga menjelaskan tentang objek studi ilmu kalam dan pembahasannya.

1.2  Rumusan Masalah
  1. Apa saja nama-nama lain dari ilmu kalam ?
  2. Bagaimanakah objek studi ilmu kalam ?
  3. Bagaimanakah pembahasan ilmu kalam ?

1.3  Tujuan Masalah
  1. Untuk mengetahui nama-nama lain dari ilmu kalam dan penjelasannya
  2. Untuk mengetahui objek studi ilmu kalam
  3. Untuk mengetahui pembahasan ilmu kalam



BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Nama-Nama Ilmu Kalam
Ilmu kalam disebut dengan beberapa nama, antara lain :
Ilmu Ushuluddin ilmu tauhid, fiqh al-akbar, teologi Islam, dan ilmu aqidah.[1] Disebut ilmu ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin). Selain itu ilmu ushuluddin juga membahas mengenai prinsip-prinsip kepercayaan agama (ushuluddin). Selain itu ilmu ushuluddin juga membahas mengenai prinsip-prinsip kepercayaan agama dengan dalil-dalil yang qath’I (Al Qur’an dan Hadist Mutawatir) dan dalil-dalil akal pikiran.
Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Adapun ilmu tauhid itu adalah bahwa Allah itu Esa dalam Dzat-Nya, tidak terbagi-bagi, Esa dalam sifat-sifat Nya yang azali, tiada tara bandingan bagiNya dan Esa dalam perbuatan-perbuatanNya, tidak ada sekutu bagiNya. Didalamnya juga dikaji pula tentang asma’ (nama-nama) dan af’al (perbuatan-perbuatan) Allah yang wajib, mustahil dan jaiz bagi Rosulnya.[2] Secara objektif ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid. Tetapi argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika.[3] Oleh sebab itu, sebagian teolog membedakan antara ilmu kalam dan ilmu tauhid.
Abu Hanifah menyebut ilmu ini dengan fiqh al-akbar. Menurut persepsinya, hukum Islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi atas dua bagian, pertama fiqh al-akbar, membahas keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua, fiqh al-asghar, membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya cabang saja.[4]
Teologi Islam merupakan istilah dari ilmu kalam, yang diambil dari bahasa Inggris, theority William Reese mendefinisikannya dengan discourse or reason concerning God (diskusi atau pemikiran tentang Tuhan). Dengan mengutip kata-kata William Reese lebih jauh mengatakan, “Theology to be a discipline resting truth and independent of both philosophy and science”. (Teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independent filsafat dan ilmu pengetahuan). Sementara itu, Gove menyatakan bahwa teologi adalah penjelasan tentang keimanan, perbuatan, dan pengalaman agama secara rasional.[5]
Ilmu ini kadang-kadang juga disebut dengan ilmu Aqidah atau Aqo’id. Sebab ilmu ini kadang-kadang juga disebut dengan ilmu Aqidah atau Aqo’id. Sebab ilmu ini membicarakan tentang kepercayaan Islam. Syekh Thahir Al Jazairy (1851 – 1919) menerangkan : “Aqidah Islam ialah hal-hal yang diyakini oleh orang-orang Islam artinya mereka menetapkan atas kebenarannya.[6]

2.2    Objek Studi Ilmu Kalam
Didalam segi objek pembahasan ilmu kalam identik dengan ilmu yang lain, seperti filsafat dan tasawuf. Ilmu kalam pokok bahasan utama adalah ketuhanan dan hal-hal yang berhubungan dengan Nya, filsafat objeknya adalah ketuhanan manusia, dan alam. Ilmu tasawuf objeknya Ketuhanan, dengan cara menanamkan pendekatan. Tetapi dalam segi metodologi berbeda, didalam ilmu kalam harus memakai dalil-dalil fikiran dan diperkuat dengan dalil naqli (Al Qur’an & Hadist), filsafat tidak berpijak terhadap suatu apapun melainkan akal sendirinya, yang secara radikal (mengakar), universal dan sistematis, sedangkan didalam ilmu tasawuf lebih menggunakan rasa daripada logika.
Masalah yang dibahas dalam aqidah ilmu kalam adalah mempercayai adanya Allah. Malaikat, Kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul Allah, hari kiamat, qadha dan qadar.[7]
Untuk itu objek kajian ilmu kalam kalsik yang bersifat transcendent spekulatif, seperti pembahasan tentang sifat-sifat Tuhan, yang relevansinya kurang jelas dengan kehidupan masa kini harus diganti dengan kajian yang lebih actual, seperti hubungan Tuhan dengan manusia dan sejarah, korelasi antara keyakinan agama dengan pemeliharaan keadilan dan masih banyak lagi aspek lain.

2.3    Pembahasan Ilmu Kalam
Keberadaan Mu’tazilah pada abad ke-9 M telah menjadi fenomena monumental dalam realitas sejarah perkembangan ilmu kalam. Dalam periode ini, mereka menggunakan metode qiyas (analogi) yang emmpunyai karakteristik utama baik dalam fiqh maupun kalam awal, yaitu bahwa ia didasarkan pada keserupaan semata dan penalarannya didasarkan pada sumber Al-Qur’an dan As-Sunnah. Misalnya, digunakan untuk menjelaskan persoalan ayat-ayat antropomorfis didalam Al-Qur’an.[8]
Metode yang digunakan dalam ilmu kalam tersebut mulai mengarah pada coraknya yang baru seiring dengan masuknya pemikiran yang diadopsi dari khazanah pemikiran filsafat Yunani. Mu’tazilah berhasil dalam mengusung kerangka epistemology pemikiran Yunani untuk diterapkan dalam khasanah pemikiran Islam. Mereka juga berhasil emmberikan pengayaan epistemology menggunakan via antique dan via moderna.
Metode ilmu kalam tersebut, memakai perspektif Al-Jabiri dalam Bunyah Al-Aq Al Arabi, dapat dikategorikan sebagai episotemologi Bayani. Konstruksi dasar dalam episetemologi ini adalah menjadikan “teks” sebagai rujukan pokok dan karenanya teks merupakan sumber pengetahuan. Kalaupun dalam ilmu kalam digunakan metode silogisme, silogisme yang digunakan tidak lebih dari alat untuk mempertahankan aqidah.
Para Mutakallimin mempunyai ciri khusus dalam membahas ilmu kalam, yang berbeda dengan ulama-ulama lain. [9] Bahwa sesungguhnya Mutakallimin itu mempunyai system tersendiri didalam membahas, menetapkan dan berdalil, berbeda dengan system Al Qur’an dan Al Hadist serta fatwa-fatwa Sahabat. Adapun perbedaan mereka dengan system ialah karena Al Qur’an itu mendasarkan seruannya berpegang teguh pada fitrah manusia. Contoh Firman Allah dalam surat Ar-Rum : 30





Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada Agama Allah ; (tetaplah atas) firman Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak ada perubhan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Sedangkan Mutakallimin menggunakan akal untuk mencari Tuhan tapi mereka tidak puas karena ada hal-hal yang diluar jangkauan kekuasaan akal manusia sebab dengan akal, manusia mencari Tuhan, dengan jalan memperhatikan alam, semesta, seperti dalam Firman-Nya dalam surat Al-Furqon : 61.



Artinya : “Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.”

Al Qur’an adalah kitab suci yang ditujukan kepada setiap orang, baik orang awam maupun cendikiawan. Orang awam disuruh melihat dan memperhatikan alam untuk menilai kebesaran Allah. Sedangkan para cendikiawan, menyelidiki, menilai dengan seksama, akhirnya mereka beriman kepada Allah.




BAB II
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, nama-nama ilmu kalam ada 5 yaitu, ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar, teologi Islam, dan ilmu aqidah. Fiqih dibagi menjadi yaitu fiqih al-akbar dan fiqih al asghar. Sedangkan objek studi ilmu kalam identik dengan ilmu yang lain, seperti filsafat dan tasawuf. Ilmu kalam pokok bahasan utamanya adalah ketuhanan dan hal-hal yang berhubungan dengan-Nya. Dan objek kajian ilmu kalam bersifat transcendent spekulatif (jauh dari empiris atau pengalaman) seperti pembahasan tentang sifat-sifat Tuhan.
Dalam pembahasan-pembahasan ilmu kalam menggunakan beberapa macam metode, yaitu mu’tazilah menggunakan metode qiyas (analogi), kemudian memakai perspektif al-jabiri dapat dikategorikan sebagai epistemology Bayani. Berbeda dengan para mutakallimin, mereka mempunyai system tersendiri didalam membahas, menetapkan dan berdalil, yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist serta fatwa-fatwa sahabat.


Daftar Pustaka

Esha, Muhammad In’am, 2006. Rethinking Kalam. ELSAQ Press : Yogyakarta
Rozak, Abdul, dan Rosihan Anwar. 2009. Ilmu Kalam. Pustaka Setia : Bandung
Nasir, Sahilun A., 1980. Ilmu Kalam. Pt. Bina Ilmu : Surabaya
http://rokimgd.wordpress.com/berhasil-menaa/seputar-ilmu-kalam/
http://www.facebook.com/topic.php?uid=158269501604&topic=12894/
http://sangkot.wordpress.com/2007/11/08/ilmu-kalam-sebuah-kritik-epistemologi/



[1] Musthafa Abd Ar-Raziq, Tamhid Li Tarikh Al-Islamiyah, hlm.265
[2] Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terj. Firdaus An. Bulan Bintang, Jakarta, 1965 hlm. 25
[3] Raziq, opcit, hlm. 264
[4] Ibid, hlm.268
[5] William L. Resse, Dictionary of Philosophy Religion, Humanities Press Ltd, USA, 1980, hlm. 28
[6] Sahilun A. Nasir, Ilmu Kalam, Pt. Bina Ilmu, Surabaya.
[7] http://rokimgd.wordpress.com/berhasil-menaa/seputar-ilmu-kalam/
[8] Muhammad In’am Esha, 2006. Rethinking Kalam. Elsa Press : Yogyakarta.
[9] A.Sahilun Nasir, 1980. Ilmu Kalam. PT. Bina Ilmu : Surabaya.
DOWNLOAD MAKALAH FORMAT WORD

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites