DOWNLOAD MAKALAH FORMAT WORD
BAB II
PEMBAHASAN
ASAS PENDIDIKAN ISLAM
A. Asas-asas pokok pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Di dalam bab I secara tersirat telah dikemukakan berbagai asas tersebut dengan pengkajian berbagai dimensi hakikat manusia (keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagaman). Pandangan tentang hakikat manusia merupakan tumpuan berpikir utama yang sangat penting dalam pendidikan, salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dapat mendidik diri sendiri, seperti diketahui, manusia yang dilahirkan hamper tanpa daya sangat tergantung orang lain (orang tuanya, utamanya ibu) namun memiliki potensi yang hamper tanpa batas untuk dikembangkan.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan didunia maupun yang bersumber baik dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Diantara berbagai asas tersebut, tiga buah asas akan dikaji lebih lanjut dalam paparan ini.
Ketiga asas tersebut adalah asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hayat, dan asas kemandirian dalam belajar. Ketiga asas itu dipandang sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan. Oleh karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas tersebut agar dapat menerapkanya dengan semestinya dalam penyelenggaraan pendidikan sehari-hari.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas tutwuri handayani, yang kini menjadi semboyan Depdikbud, pada awalnya merupakan salah satu dari ”Asas 1922” yakni tujuh buah asas dari perguruan nasional taman siswa (didirikan 3 juli 1922). Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem among dari perguruan itu. Asas maupun semboyan tutwuri handayaniyang dikumandangkan oleh kihajar dewanatara itu mendapat tanggapan positif dari Drs. R.m.p sustra kartono (filsafat dan ahli bahsa), yakni ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yakni:
- ing ngrasa sung tulada (jika didepan, menjadi contoh)
- ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat adalah motivasi)
- tut wuri handayani (jika dibelakang, mengikut dengan asas) seperti diketahui
perguruan nasional taman siswa yang lahir pada tanggal 3 juli 1922 berdiri atas tujuh asas yang merupakan asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah kolonial belanda serta sekali gus untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan sifat yang nasional dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut yang secara singkat disebut ”asas 1922” adalah sebagai berikut:
bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terlibatnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan diri sendiri.
Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh-penuhnya lahir maupun batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan siapapun yang mengikat, baik berupa ikatan lahitr maupun batin.
Bahwa sebagai konsenkuensi hidup dengan kekuatan sendiri mutlak membelanjai segala usaha yang silakukan.
Bahwa dalam mendidik anak perlu adanya keikhlasan lahir batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamaten dan kebahagiaan anak-anak.
Dua semboyan lainya, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tut wuri handayani, pada hakikatnya bertolak dari wawasan tentang anak yang sama, yakni tidak ada unsur perintah, paksaan adalah hukuman, tidak ada campur tangan yang dapat mengurangi kebebasan anak untuk berjalan sendiri dengan kekuatan sendiri. Dari sisi lain, pendidik setiap saat siap memberi uluran tangan apabila diperlukan anak, ing ngarsa ing tulodo (didepan memmberi contoh) adalah hal yang baik melihat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Ing madya mangun karsa (ditengah membangkitkan kehendak) diterapkan dalam situasi kurang bergairah adalah ragu-ragu untuk mengambil keputusan atau tindakan, sehingga perlu di upayakan untuk motivasi, ketiga semboyan tersebut sebagi satu kesatuan asas (ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani) telah menjadi asas penting dalm pendidikan di indonesia.
2. Asas belajar sepanjang hayat.
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Pendidikan seumur hidup merupakan concep. Oleh karena itu,UNESCO Institute for education (UIE Hamburg) menetapkan suatu devinisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus meliputi:
a. meliputi seluruh hidup setiap individu.
b. mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
c. tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.
Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus di rancang dan diimlementasikan dengan memperhatikan 2 dimensi :
Dimensi Vertikal dari kurikulum sekolah yang meliputi :
1 Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik.
2.Kurikulum dan perubahan Sosial kebudayaan
3.Perencanaan Kurikulum berdasarkan suatu Prognosis, baik tentang perilaku peserta didik pada .
b. Dimensi Horizontal dari kurikulum mereka keterkaiatan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mendapatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-peran yang lain :
Informasi, organisasai dan lain-lain. Terdapat beberapa strategi dalam pengaplikasian belajar- mengajar yang dapat memberi peluang pengembangan kemandirian dalam belajar.
B. Asas-Asas Pendidikan
Pendidikan itu mempunyai asas-asas tempat ia tegak dalam materi, interaksi, inovasi dan cita-citanya.Jadi ia seperti kedokteran, misalnya seperti tehnik atau pertanian.Masing-masing tidak dapat berdiri sendiri , tetapi merupakan suatu arena dimana di praktekan sejumlah ilmu yang erat hubungan satu sama lain dan jalin-menjalin.
Bidang pertanian , misalnya merupakan tempat pertemuan kimia umum, kimia tanah, ilmu tumbuh-tumbuhan atau botani , lapisan bumi dan ilmu tanah, anatomi tumbuh-tumbuhan, klimatologi, genetic, pemakaman dan lain-lain.Begitu juga berpuluh-puluh ilmu lain, hasil-hasil terapannya bertemu pada bidang pertanian.
Jadi seorang dokter atau insinyur pertanian atau seorang pendidik memerlukan asas-asas untuk mempermahir profesi dan menambah pengetahuan , memperkarya pengalaman dan mengembangkan keterampilan. Ini menghendaki kita supaya jangan mengkajinya hanya sekali saja atau hanya untuk mendapatkan ijazah tetapi perlu selalu menela’ah dan terus berkomunikasi.
Jadi mengetahui dan mendalami asas-asas ini bukanlah tugas pemikir dan ahli-ahli saja, tetapi praktisioner di rumah sakit dan pabrik, kebun atau di sekolah.
Berkenaan dengan asas-asas yang kita maksudkan , yaitu asas-asas pendidikan , dapat kita uraiakan dalam enam asas berikut ini :
Pertama Asas histories yang mempersiapkan si pendidik dengan hasil-hasil dan batas dan kekurangan-kekurangannya.Meliputi Sebagian ilmu sejarah dan arkeologi . dokumen-dokumen dan benda-benda tertulis yang dapat menolong menafsirkan pendidikan dari segi sejarah dan peradaban.
Kedua Asas-asas social yang memberinya kerangka budaya darimana pendidikan itu bertolak dan bergerak: memindah budaya, memilih dan mengembangkan.Meliputi sebagaian ilmu social dan kependudukan , antropoogi dan etnologi yang dapat menafsirkan masyarakat dan kumpulan, penduduk, sosialisasi dan perubahan, dan lain-lain.
Ketiga Asas-asas ekonomi yang memberinya persepektif tentang potensi-potensi manusia dan keuangan, materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya dan bertanggung jawab terhadap anggaran belanjanya .Misalnya sebagian ilmu ekonomi dan akunting , budgeting dan perencanaan yang dapat menolong dalam investasi yang lebih ideal , keuntungan yang lebih memuaskkan dan kemampuan lebih tinggi.
Keempat Asas-asas polotik dan administrasi yang memberinya bigkai ideology dari mana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan dan rencana yang telah di buat.Misalnya sebagian ilmu administrasi dan organisasi, undang-undang dan perundang-undangan yang dapat menafsirkan susunan organisasi pendidikan dan mengarahkan geraknya.
Kelima Asas-asas psikologi yang memberinya informasi tentang watak pelajar-pelajar , guru-guru, cara terbaik dalam praktek , pencapaian dan penilaian , pengukuran dan bimbingan.Misalnya sebagian ilmu tingkah laku, biologi,fisiologi, dan komunikasi yang sesuai untuk memahami pengajaran dan proses belajar , perkembnagan, dan pertumbuhan, kematangan, kemampuan, dan kecerdasan, persepsi dan perbedaan-perbedaan perseorangan, minat dan sikap.
Keenam Asas-asas filsafat yang berusaha memberinya kemampuan memilih yang lebih baik , memberi arah suatu system, mengontrolnya, dan memberi arah kepada semua asas-asasa yang lain.Misalnya sebagian ilmu etika dan estetika ,ideology, dan logika untuk memberi arah kepada pengajaran dan menyelaraskan interaksi-interaksi masing-masing , menyusun system-sistemnya sesusah di teliti dan dikritik dianalisa, dan di buat sintesis.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia dan hasilnya tidak segera tampak di perlukan satu generasi untuk melihat hasil akhir dari pendidikan itu oleh karena itu apabila terjadi kegagalan dalam suatu pendidikan pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaiki kenyataaan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang di laksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah asas pendidikan :
1.Asas History
2.Asas Sosial
3.Asas ekonomi
4.Asas politik
5.Asas psikologi
6.Asas filsafat
4.Asas tut wuri handayani
5.Asas belajar sepanjang hayat
6.Asas Kemandirian dalam belajar
DAFTAR PUSTAKA
1.Prof.Dr.Hasan Langgulung “ Asas-asas pendidikan Islam “ Pustaka Al-husna Baru. Jakarta.2008.
2.Prof.Dr.Abuddin Nata,M.A. “ Ilmu pendidikan islam dengan pendekatan multidisipliner “ rajawali Pers.Jakarta.2008.
DOWNLOAD MAKALAH FORMAT WORD
BAB II
PEMBAHASAN
ASAS PENDIDIKAN ISLAM
A. Asas-asas pokok pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Di dalam bab I secara tersirat telah dikemukakan berbagai asas tersebut dengan pengkajian berbagai dimensi hakikat manusia (keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagaman). Pandangan tentang hakikat manusia merupakan tumpuan berpikir utama yang sangat penting dalam pendidikan, salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dapat mendidik diri sendiri, seperti diketahui, manusia yang dilahirkan hamper tanpa daya sangat tergantung orang lain (orang tuanya, utamanya ibu) namun memiliki potensi yang hamper tanpa batas untuk dikembangkan.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan didunia maupun yang bersumber baik dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Diantara berbagai asas tersebut, tiga buah asas akan dikaji lebih lanjut dalam paparan ini.
Ketiga asas tersebut adalah asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hayat, dan asas kemandirian dalam belajar. Ketiga asas itu dipandang sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan. Oleh karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas tersebut agar dapat menerapkanya dengan semestinya dalam penyelenggaraan pendidikan sehari-hari.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas tutwuri handayani, yang kini menjadi semboyan Depdikbud, pada awalnya merupakan salah satu dari ”Asas 1922” yakni tujuh buah asas dari perguruan nasional taman siswa (didirikan 3 juli 1922). Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem among dari perguruan itu. Asas maupun semboyan tutwuri handayaniyang dikumandangkan oleh kihajar dewanatara itu mendapat tanggapan positif dari Drs. R.m.p sustra kartono (filsafat dan ahli bahsa), yakni ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yakni:
- ing ngrasa sung tulada (jika didepan, menjadi contoh)
- ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat adalah motivasi)
- tut wuri handayani (jika dibelakang, mengikut dengan asas) seperti diketahui
perguruan nasional taman siswa yang lahir pada tanggal 3 juli 1922 berdiri atas tujuh asas yang merupakan asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah kolonial belanda serta sekali gus untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan sifat yang nasional dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut yang secara singkat disebut ”asas 1922” adalah sebagai berikut:
bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terlibatnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan diri sendiri.
Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh-penuhnya lahir maupun batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan siapapun yang mengikat, baik berupa ikatan lahitr maupun batin.
Bahwa sebagai konsenkuensi hidup dengan kekuatan sendiri mutlak membelanjai segala usaha yang silakukan.
Bahwa dalam mendidik anak perlu adanya keikhlasan lahir batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamaten dan kebahagiaan anak-anak.
Dua semboyan lainya, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tut wuri handayani, pada hakikatnya bertolak dari wawasan tentang anak yang sama, yakni tidak ada unsur perintah, paksaan adalah hukuman, tidak ada campur tangan yang dapat mengurangi kebebasan anak untuk berjalan sendiri dengan kekuatan sendiri. Dari sisi lain, pendidik setiap saat siap memberi uluran tangan apabila diperlukan anak, ing ngarsa ing tulodo (didepan memmberi contoh) adalah hal yang baik melihat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Ing madya mangun karsa (ditengah membangkitkan kehendak) diterapkan dalam situasi kurang bergairah adalah ragu-ragu untuk mengambil keputusan atau tindakan, sehingga perlu di upayakan untuk motivasi, ketiga semboyan tersebut sebagi satu kesatuan asas (ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani) telah menjadi asas penting dalm pendidikan di indonesia.
2. Asas belajar sepanjang hayat.
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Pendidikan seumur hidup merupakan concep. Oleh karena itu,UNESCO Institute for education (UIE Hamburg) menetapkan suatu devinisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus meliputi:
a. meliputi seluruh hidup setiap individu.
b. mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
c. tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.
Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus di rancang dan diimlementasikan dengan memperhatikan 2 dimensi :
Dimensi Vertikal dari kurikulum sekolah yang meliputi :
1 Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik.
2.Kurikulum dan perubahan Sosial kebudayaan
3.Perencanaan Kurikulum berdasarkan suatu Prognosis, baik tentang perilaku peserta didik pada .
b. Dimensi Horizontal dari kurikulum mereka keterkaiatan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mendapatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-peran yang lain :
Informasi, organisasai dan lain-lain. Terdapat beberapa strategi dalam pengaplikasian belajar- mengajar yang dapat memberi peluang pengembangan kemandirian dalam belajar.
B. Asas-Asas Pendidikan
Pendidikan itu mempunyai asas-asas tempat ia tegak dalam materi, interaksi, inovasi dan cita-citanya.Jadi ia seperti kedokteran, misalnya seperti tehnik atau pertanian.Masing-masing tidak dapat berdiri sendiri , tetapi merupakan suatu arena dimana di praktekan sejumlah ilmu yang erat hubungan satu sama lain dan jalin-menjalin.
Bidang pertanian , misalnya merupakan tempat pertemuan kimia umum, kimia tanah, ilmu tumbuh-tumbuhan atau botani , lapisan bumi dan ilmu tanah, anatomi tumbuh-tumbuhan, klimatologi, genetic, pemakaman dan lain-lain.Begitu juga berpuluh-puluh ilmu lain, hasil-hasil terapannya bertemu pada bidang pertanian.
Jadi seorang dokter atau insinyur pertanian atau seorang pendidik memerlukan asas-asas untuk mempermahir profesi dan menambah pengetahuan , memperkarya pengalaman dan mengembangkan keterampilan. Ini menghendaki kita supaya jangan mengkajinya hanya sekali saja atau hanya untuk mendapatkan ijazah tetapi perlu selalu menela’ah dan terus berkomunikasi.
Jadi mengetahui dan mendalami asas-asas ini bukanlah tugas pemikir dan ahli-ahli saja, tetapi praktisioner di rumah sakit dan pabrik, kebun atau di sekolah.
Berkenaan dengan asas-asas yang kita maksudkan , yaitu asas-asas pendidikan , dapat kita uraiakan dalam enam asas berikut ini :
Pertama Asas histories yang mempersiapkan si pendidik dengan hasil-hasil dan batas dan kekurangan-kekurangannya.Meliputi Sebagian ilmu sejarah dan arkeologi . dokumen-dokumen dan benda-benda tertulis yang dapat menolong menafsirkan pendidikan dari segi sejarah dan peradaban.
Kedua Asas-asas social yang memberinya kerangka budaya darimana pendidikan itu bertolak dan bergerak: memindah budaya, memilih dan mengembangkan.Meliputi sebagaian ilmu social dan kependudukan , antropoogi dan etnologi yang dapat menafsirkan masyarakat dan kumpulan, penduduk, sosialisasi dan perubahan, dan lain-lain.
Ketiga Asas-asas ekonomi yang memberinya persepektif tentang potensi-potensi manusia dan keuangan, materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya dan bertanggung jawab terhadap anggaran belanjanya .Misalnya sebagian ilmu ekonomi dan akunting , budgeting dan perencanaan yang dapat menolong dalam investasi yang lebih ideal , keuntungan yang lebih memuaskkan dan kemampuan lebih tinggi.
Keempat Asas-asas polotik dan administrasi yang memberinya bigkai ideology dari mana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan dan rencana yang telah di buat.Misalnya sebagian ilmu administrasi dan organisasi, undang-undang dan perundang-undangan yang dapat menafsirkan susunan organisasi pendidikan dan mengarahkan geraknya.
Kelima Asas-asas psikologi yang memberinya informasi tentang watak pelajar-pelajar , guru-guru, cara terbaik dalam praktek , pencapaian dan penilaian , pengukuran dan bimbingan.Misalnya sebagian ilmu tingkah laku, biologi,fisiologi, dan komunikasi yang sesuai untuk memahami pengajaran dan proses belajar , perkembnagan, dan pertumbuhan, kematangan, kemampuan, dan kecerdasan, persepsi dan perbedaan-perbedaan perseorangan, minat dan sikap.
Keenam Asas-asas filsafat yang berusaha memberinya kemampuan memilih yang lebih baik , memberi arah suatu system, mengontrolnya, dan memberi arah kepada semua asas-asasa yang lain.Misalnya sebagian ilmu etika dan estetika ,ideology, dan logika untuk memberi arah kepada pengajaran dan menyelaraskan interaksi-interaksi masing-masing , menyusun system-sistemnya sesusah di teliti dan dikritik dianalisa, dan di buat sintesis.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia dan hasilnya tidak segera tampak di perlukan satu generasi untuk melihat hasil akhir dari pendidikan itu oleh karena itu apabila terjadi kegagalan dalam suatu pendidikan pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaiki kenyataaan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang di laksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah asas pendidikan :
1.Asas History
2.Asas Sosial
3.Asas ekonomi
4.Asas politik
5.Asas psikologi
6.Asas filsafat
4.Asas tut wuri handayani
5.Asas belajar sepanjang hayat
6.Asas Kemandirian dalam belajar
DAFTAR PUSTAKA
1.Prof.Dr.Hasan Langgulung “ Asas-asas pendidikan Islam “ Pustaka Al-husna Baru. Jakarta.2008.
2.Prof.Dr.Abuddin Nata,M.A. “ Ilmu pendidikan islam dengan pendekatan multidisipliner “ rajawali Pers.Jakarta.2008.
DOWNLOAD MAKALAH FORMAT WORD