BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sains adalah aktifitas pemecahan masalah yang
dilakukan oleh manusia yang dimotivasikan oleh rasa ingin tahu tentang dunia
sekitar mereka dan keinginan. Untuk memahami alam tersebut, serta keinginan
memanipulasi alam dalam rangka meluaskan keinginan atau kebutuhannya. Sedangkan
teknologi merupakan suatu konsep yang luas dan mempunyai lebih dari satu aspek.
Sains dan teknologi sekarang tidaklah bisa lepas dari kehidupan kita. Dalam
sejarahnya sains telah ada sejak zaman Yunani kuno, tepatnya pada zaman Plato,
Aristoteles dan juga Socrates. Akan tetapi, kemajuan dunia barat saat ini dalam
pengetahuan akan iptek tak lepas dari peranan para ilmuwan Islam yang ada pada
abad pertengahan.
Teknologi sebenarnya merupakan penerapan ilmu
pengetahuan untuk mengungkap aspek kehidupan manusia atau isi alam semesta.
Makanya biasa pula dipakai terminologi ilmu dan teknologi (science and
technology). Segala sesuatu yang tak diketahui wujudnya bisa dijadikan sesuatu
yang diketahui (unconcealment). Itulah makna teknologi: memunculkan, membuat
diketahui, melakukan penampakan bagi sesuatu yang tersembunyi (revealing,
bringing forth which is hidden or something unknown to us).
Salah satu fungsi utama dari ilmu pengetahuan
dan teknologi adalah mempermudah hidup manusia. Akan tetapi, dalam
pengaplikasinnya dalam kehidupan nyata banyak terjadi penyimpangan dan
penyelewengan di dalamnya. Padahal antara sains dan teknologi terdapat
keterkaitan yang erat kepada kelangsungan kehidupan pada alam semesta.
Banyaknya tindak penyalahgunaan yang dikarenakan semakin bertambahnya jumlah
kebutuhan manusia yang mesti dipenuhi membuat sekelompok para ahli menggunakannya
untuk kepentingan dan tujuan tertentu.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana sains dan teknologi barat?
2. Bagaimana hubungan timbal balik antara sains dan teknologi?
3. Bagaimana kemajuan sains dan teknologi?
4. Bagaimana teknologi barat?
5. Bagaimana keterkaitan sains dan
teknologi?
6. Bagaimana perkembangan ilmu biologi fisika,
dan kimia?
7. Bagaimana pengaruh iptek dalam
kehidupan?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sains dan teknologi barat
2. Mengetahui bagaimana hubungan timbal balik antara sains dan teknologi
3. Mengetahui bagaimana kemajuan sains dan teknologi
4. Mengetahui bagaimana teknologi barat
5. Mengetahui bagaimana keterkaitan sains dan
teknologi
6. Mengetahui bagaimana perkembangan ilmu biologi fisika,
dan kimia
7. Mengetahui bagaimana pengaruh iptek dalam
kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sains dan Teknologi Barat
Sains dan teknologi
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, karna tidak dapat di
pungkiri, hal sekecil apapun yang ada di sekitar kita merupakan olahan dari
sebuah teknologi, mulai dari baju yang kita pakai, air bersih, korek api,
piring, gelas, kertas dan banyak lagi yang lainnya.
Sains dan teknologi atau sering disebut dengan IPTEK digunakan sebagai
acuan untuk mengeksploitasi, mengolah, memanfaatkan apa yang ada di lingkungan
beserta isinya untuk pemenuhan kebutuhan. Sains dan teknologi dapat berkembang
melalui kreativitas sehingga terbentuk berbagai macam inovasi dn rekayasa yang
memudahkan kebutuhan sehari-hari. Kegunaan sains dan teknologi ataupun hasilnya
bagi manusia sangat tergantung pada nilai moral dan norma yang mendasarinya,
karna tanpa nilai dan norma pengembangan sains dan teknologi sangatlah
berbahaya dan berdampak buruk. Sains itu sendiri secara umum
didefinisikan sebagai pengetahuan (knowledge) yang didapatkan dengan
cara sistematis tentang struktur dan perilaku dari segala fenomena yang ada di
jagad raya dan isinya, baik fenomena alam maupun sosial. Sementara itu,
teknologi merupakan aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntutan manusia
akan kehidupan yang lebih baik dengan memproduksi, memproses atau membuat sesuatu
yang lebih mengembangkan ketrampilan manusia.
Dari perspektif sejarah, seperti digambarkan oleh
Toynbee teknologi merupakan salah satu ciri khusus kemuliaan manusia bahwa
dirinya tidak hidup dengan makanan semata. Teknologi merupakan cahaya yang
menerangi sebagian sisi non material kehidupan manusia. Teknologi, lanjut
Toynbee merupakan syarat yang memungkinkan konstituen-konstituen non material
kehidupan manusia, yaitu perasaan dan pikiran, ide dan idealnya. Teknologi
adalah sebuah manifestasi langsung dari bukti kecerdasan manusia.akan ilmu
pengetahuan yang mengacu pada pengamatan atau eksperimen untuk menjelaskan
fenomena-fenomena yang terjadi di alam semesta ini yang dapat di buktikan
melalui metode-metode ilmiah.
Dalam sains barat agama dan rasio telah
dibedakan, perkembangan sains dan teknologi ini ditandai dengan peristiwa
pencerahan. Dalam perjalanannya sains barat ditentukan oleh orang Perancis yang
pertama kali menjajah Mesir, yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Kemudian
mulailah para sekutu menjajah bangsa-bangsa Arab seperti Arab Saudi, Yaman, dan
lain-lain.
Penjajahan tersebut bukan hanya mengambil hasil
bumi dari Negara jajahannya. Akan tetapi, mengambil semua buku-buku yang dibuat
oleh para ilmuwan Islam dan menterjemahkannya ke bahasa Latin, kemudian dengan
sengaja membuang naskah dalam bahasa Arab.
Namun kemajuan sains barat tidak diiringi
dengan moral dan etika yang bersahabat dengan kehidupan sekitar. Sehingga
terjadinya kebobrokan moral dari para ilmuwan yang mengembangkan sains dan
teknologinya. Sedang bahaya dari sains dan teknologi barat adalah banyaknya
eksplorasi yang melampaui batas sehingga membawa dampak buruk bagi
keberlangsungan kehidupan. Kesemuanya itu membawa kemanusiaan kepada kondisi
yang memprihatinkan. Bahkan para ilmuwan barat telah menjadikan sains dan
teknologi melebihi dari agama, moral, dan etika hukum yang beraku. Pada
prakteknya sains modern zaman sekarang ini telah banyak menyimpang dari ajaran
dan nilai-nilai agama. Karena jika seseorang mempelajari suatu ilmu pengetahuan
tanpa didasari dengan nilai dan etika ajaran agama, maka bisa jadi dalam
prakteknya terjadi penyimpangan-penyimpangan yang mengkhawatirkan.
B. Hubungan Timbal Balik Antara Sains dan Teknologi
Terciptanya sebuah teknologi bersumber dari ilmu pengetahuan, keduanya
saling berkaitan. Namun ada pula pihak yang melaksanakan sebuah teknologi tanpa
menggunakan pedoman dari ilmu pengetahuan, contohnya, pada zaman dahulu ataupun
rakyat pedesaan, proses mereka mampu membuat tempe tidak perlu mempelari
dasar-dasar ataupun unsur yang terkandung dari kedelai hingga dapat berubah
menjadi tempe, mereka lebih condong melakukan pembuatan tersebut karna
mengikuti orang-orang terdahulu, tetapi tidak dapat di pungkiri bahwa dalam
proses pembuatan tempe terdapat sesuatu yang dapat di kaji dengan ilmu
pengetahuan.
Namun pada zaman berikutnya, atau lebih di kenal
dengan zaman modern, perkembangan teknologi semakin pesat dan meraja lela,
hingga menimbulkan pula suatu permasalahan-permasalahan dan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dikaji melalui penelitian ilmiah yang tidak
lain hal ini adalah ciri dari sains.
Maka tidak lain terbentuknya teknologi ialah berawal
dan bersumber dari ilmu pengetahuan, karna proses pembuatan alat-alat teknologi
adalah dari sebuah penelitian dari ilmu pengetahuan.
C. Kemajuan Sains dan Teknologi
Kemajuan teknologi dan penemuan merupakan kombinasi
dari elemen lama. Beberapa contoh percepatan kemajuan teknologi:
1. Percepatan dari kecepatan manusia
Perubahan kecepatan manusia makin pendek dengan
kemampuan yang makin besar.
2.
Penemuan yang semakin efisien dengan mencari prinsip-prinsip dasar.
Eksperimental dapat dikembangkan secara sistematis
3.
Elemen yang dikombinasikan semakin bertambah.
Dengan memperhatikan prinsip kombinasi dari setiap
penemuan, kecepatan kemajuan teknologi bergantung pada lima faktor.
1. Elemen-elemen yang dikombinasikan
menjadi penemuan baru, semakin bertambah banyak karna setiap penemuan
menghasilkan temuan lainnya.
2. Penemuan-penemuan dapat tersimpan
rapi dan tersebar secara cepat dengan adanya komunikasi yang lancar.
3. Elemen yang dikombinasikan tidak
hanya semakin banyak, tetapi
semakin meningkat pula kemampuannya.
4. Kemampuan untuk memilih elemen yang
akan dikombinasikan menjadi semakin efektif, sejalan dengan bertambah ilmiahnya
metode penemuan.
5. Motivasi untuk memperoleh
penemuan baru.
D. Teknologi
Barat
Pada
tahap awal, semua kegiatan ilmu pengetahuan alam masih terbatas pada pengamatan
dan pencatatan gejala-gejala alam. Selanjutnya kegiatan ini berusaha untuk
memberikan dan menjelaskan cara berlangsungnya gejala-gejala alam tersebut
tetapi masih bersifat kualitatif. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan alam masih
bersifat deskriptif dan kuantitatif.
Pada
tahap berikutnya sejalan dengan perkembangan matematika, kegiatan ilmu
pengetahuan alam lebih bersifat simulative dan kuantitatif. Dengan demikian,
pernyataan-pernyataan menjadi lebih seksama dan lebih eksak sehingga lebih mendekati
kebenaran.
Berikut
ini dibahas perkembangan ilmu pengetahuan alam dari tahap deskriptif dan
kualitatif menuju tahap simulative dan kuantitatif, beserta sifat ilmu
pengetahuan alam yang dinamis dengan segala keuntungan dan resikonya.
1. Tahap Deskriptif dan Kualitatif
Kegiatan
ilmu pengetahuan alam dimulai dengan observasi dan pencatatan gejala-gejala
alam yang diamati. Dari pengumpulan hasil observasi ini dapat dilihat kesamaan
atau perbedaannya. Kemudian timbul kebutuhan untuk menyederhanakan dengan
proses klasifikasi dan sistematisasi sehingga diperoleh prinsip-prinsip yang
lebih mendasar dan bersifat umum. Klasifikasi proses untuk mengubah data yang
terpisah menjadi data yang lebih fungsional. Misalnya kata- kata: jeruk,
pisang, bola merupakan contoh klasifikasi sederhana. Klasifikasi ini menyatakan
kedudukan objek tertentu dalam suatu kelas.
Disamping
klasifikasi sederhana terdapat pula klasifikasi yang lebih kompleks, misalnya
klasifikasi di atas akan disusun berdasarkan suatu tujuan tertentu sebagai
berikut kalau tujuannya atas dasar dapat menggelinding maka jeruk dan bola
tergolong dalam satu klasifikasi. Bila tujuan klasifikasi adalah kelompok buah-buahan
maka pisang dan jeruk berada pada satu golongan.
Dalam
sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam, contoh klasifikasi yang berhasil
adalah klasifikasi tumbuhan dan hewan yang membedakan spesies genus dan
familia. Dalam kimia terdapat klasifikasi unsure yang berupa System Periodik
Unsur.
Setelah
pengetahuan yang berkumpul berdasarkan klasifikasi telah cukup banyak, timbul
kebutuhan untuk membandingkan. Konsep perbandingan ini merupakan konsep yang
lebih tinggi dan lebih efektif.
Pernyataan
yang bersifat kualitatif ini kadang-kadang merupakan pengetahuan yang memadai
dan bermanfaat terutama untuk bidang dimana metode kuantitatif belum dapat
berkembang. Sebagai contoh adalah kaidah dalam ilmu social kebanyakan masih
berupa pernyataan yang bersifat kualitatif. Ini disebabkan kesulitan dalam teknik
pengukuran terhadap gejala social. Namun sedikit demi sedikit kesulitan ini
dapat diatasi, sehingga ahli-ahli dalam ilmu social dewasa ini telah memasuki tahap
yang bersifat kuantitatif.
2. Tahap Simulatif dan Kuantitatif
Metode
kuantitatif berkembang sebagai akibat penggunaan matematika dalam ilmu pengetahuan
alam. Sifat kuantitatif ini dapat meningkatkan daya control dan daya ramal dari
ilmu serta dapat memberikan jawaban yang lebih eksak. Dengan demikian, akan menghasilkan
pemecahan masalah sehingga menjadi lebih seksama, cermat tepat dan hasilnya
lebih mendekati kebenaran. Dengan kata lain, pengetahuan yang diperoleh melalui
metode kuantitatif menjadi lebih dapat diandalkan.
3. Ilmu Pengetahuan Alam Bersifat Dinamis
Proses
Ilmu pengetahuan Alam yang dinamis ini dikarenakan menggunakan metode keilmuan,
dimana peranan teori dan eksperimen saling komplementer dan saling memperkuat. Sebagai
contoh dengan menggunakan teori optik memungkinkan dibuatnya alat-alat optic
besar. Selanjutnya dengan alat-alat yang berkemampuan besar ini memungkinkan
diperbaharuinya teori yang telah ada. Perkembangan ilmu pengetahuan alam yang
dinamis ini di samping banyak memberikan keuntungan juga membawa resiko. Agar
mendapat resiko sekecil-kecilnya maka arah perkembangan ilmu pengetahuan alam
dan pemanfaatan hasil ilmu pengetahuan alam harus dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.
E. Keterkaitan
Sains dan Teknologi
Saling
keterkaitan antara sains dan teknologi semakin lama semakin mengalami
perkembangan. Teknologi dapat dilaksanakan dengan kaidah-kaidah empirik dan
keterampilan yang dikumpulkan dari pengalaman. Teknologi dapat berdiri sendiri
lepas dari sains, ini berlangsung menjelang zaman revolusi industri
(1760-1830). Misalnya, pembuatan jalan raya, pembuatan kapal, cara bercocok
tanam, pembuatan tapai, atau anggur dan sebagainya, yang dilakukan dengan
proses yang baik, tanpa mengetahui dasar teorinya. Perkembangan dalam tahapan
ini telah menghasilkan revolusi dalam bidang pertanian, industri, kedokteran,
dsb.
Namun
perkembangan selanjutnya di zaman yang mulai modern, sains mendahului
perkembangan teknologi. Misalnya, penggambaran sifat mesin secara termodinamika
telah dilakukan Slanius dan Kelvin, yang kurang lebih sekitar 75 tahun setelah
penemuan mesin uap oleh James Watt. Juga pemanfaatan gelombang elektromagnetik
dalam teknologi komunikasi. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi yang
menghasilkan permasalahan yang pemecahannya memerlukan pendekatan ilmiah atau
metode ilmiah yang merupakan salah satu ciri dari sains. Dengan kata lain sains
mendorong berkembangnya teknologi.
Konsep
sains yang bersifat klasik mempelajari materi dengan ukuran besar (makro), seperti
konsep mekanik, termodinamika, listrik, dsb. Sehingga berlaku mekanika Newton
atau mekanika klasik. Sedangkan sains modern mempelajari materi menggunakan
teori kuantum dengan ukuran mikro, seperti teori atom, molekul zat, ikatan
kimia, pengetahuan material dsb. Maka dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan
memungkinkan manusia mengembangkan teknologi. Tanpa ilmu pengetahuan akan
sains, teknologi tidak akan mungkin berkembang, sebab teknologi merupakan
penerapan dari ilmu. Tanpa mengetahui berbagai teori yang telah dinyatakan,
maka tidak akan terjadi penciptaan sesuatu oleh manusia.
F.
Perkembangan Ilmu
Biologi, Fisika, dan Kimia
1.
Biologi
Penemuan
dan catatan tentang fosil tidak dapat memberikan petunjuk tentang asal
mula kehidupan karma fosil-fosil tertua yang di temukan adalah organisme yang
rumit kemudian para ahli menyusun pemikiran mengenai asalmula kehidupan.
Anggapan
kuno di kemukakan oleh Aristoteles dengan teorinya Abiogenesis atau
Generation Spontanca yang menerangkan bahwa mahluk hidup terjadi dari benda
mati. Pada pertengahan abad XVII Leeuwenhoek dengan mikroskopnya, berhasil
mengamati air, hal ini menimbulkan anggapan bahwa mahluk hidup dapat muncul
begitu saja dari benda-benda mati. Lazzaro Spallanza dan Fransesco Redi dari
italic dan Lousis itu dan bahkan mereka berhasil membuktikan kekeliruan teori
tersebut.
Kemudian
muncul teori baru yang berdasarkan anggapan modern, yaitu teori Omne vivum
Exovo dan Omne Ovum Exvivo, yang artinya bahwa mahluk hidup berasal
dari telur dan semua telur berasal dari mahluk hidup.
Pada
tahun 1893 Haworld Uray, Ahli kimia dari University Of Chicango dengan teori
Uray berpendapat bahwa bumi kaya akan molekul-molekul CH4 (Mentana), NH3 (Amoniak)
serta H2 dalam bentuk gas karma pengaruh aliran listrik halilintar dari
radiasi sinar Kosmos. Unsur tersebut membentuk asam Amino yang merupakan
komponen penting dari Protoplasma yang merupakan substansi dasar sel mahluk
hidup teori ini di pandang, sebagai dasar konsep tentang terjadinya mahluk
hidup menurut Biologi modern.
Pada
tahun 1965 Di temukan Fosil pada batuan di Ontorio selatan
yang berumur 1,9 milyar tahun, di Afrika selatan di temukan Fosil berumur
3,1milyar tahun, Organisme ini di beri nama Eobaceerion isolation. Dengan
demikian perkiraan mahluk hidup berasal dari gabungan Asam Amino yang terbentuk
dari gas-gas Mentana (CH4), Hiorogen (H2), Amoniah (NH3), karna uap
air yang terdapat pada Atmosfer.
2. Fisika
Aristoteles
Berpendapat bahwa setiap gerakan selalu memerlukan gaya yang bekerja terus
menerus untuk mempertahankan gerakannya tetapi pendapat ini ternyata
salah.
Menurut
Newton, benda bermasa M mendapat gaya F akan memperoleh kecepatan sebesar
a=F/m. Bila gaya F bekerja terus pada benda tersebut, benda yang bergerak akan
semakin besar.
Hukum
Newton hanya berlaku pada mekanika klasik, yaitu mekanika yang bergerak dengan
kecepatan rendah. Mekanika Relativistik yang diperoleh dari Albert
Einstein yang membahas benda atau materi yang bergerak dengan kecepatan
cahaya.
Pada
tahun 1923 Ah Compton mempelajari gejala tumbuhan antara Foton dan Elektron,
dari percobaan ini diperoleh kesimpulan bahwa paket energi gelombang
elektromagnetik dapat berfungsi sebagai partikel.
3. Kimia
Masyarakat
primitif tak dapat mengatasi kekuatan alam yang membawa bencana, seperti wabah
penyakit, gempa, banjir dan sebagainya. Akibatnya, sesuatu yang menurut
perkiraan mereka merupakan penyebabnya harus dipuja agar bencana itu tidak
terulang.
Pada
abad pertengahan, sikap yang demikian itu beralih menjadi mistik. Para ahli
kimia beranggapan bahwa dengan kekuatan gaib, tembaga misalnya dapat diubah
menjadi emas. Suatu penemuan yang pada zaman itu umumnya dapat diterima pada
generasi berikutnya sehingga pengetahuan yang mereka peroleh tidak memberikan
sumbangan pada perkembangan ilmu Pada akhir abad ke-17, ilmu kimia berkembang
sebagai ilmu pengetahuan setelah Antoine Lauzent Lavoisier melalui metode yang
dikenal sebagai metode ilmiah, yakni metode dengan pengamatan-pengamatan
menghubungkan kenyataan, mengemukakan perkiraan, menguji perkiraan dengan
percobaan selanjutnya, dan akhirnya menarik kesimpulan. Dengan hal ini,
Lavoisier menyelidiki secara kuantitatif pembakaran zat-zat seperti besi,
timah, dan sebagainya. Ternyata pembakaran mempunyai massa lebih besar daripada
zat semula, sedangkan tekanan udara dalam tabung tempat pembakaran itu
dilaksanakan menjadi berkurang. Ini berarti ada sesuatu dari udara yang
bersenyawa dengan zat yang dibakar. Lavoiser menarik kesimpulan bahwa pada
pembakaran ada sesuatu zat diambil dari udara.
Yoseph
Pristly, dalam eksperimennya, dengan memusatkan cahaya matahari pada serbuk
berwarna merah mendapatkan zat cair abu-abu mengkilat (air raksa) dan gas tak
berwarna.
Berdasarkan
penemuan ini, air raksa yang dibakar dengan udara dalam volume tertentu menghasilkan
serbuk merah, sedangkan volume udara berkurang sebanyak apa yang didapat
kembali bila serbuk merah itu dipanaskan. Zat yang bersenyawa tersebut di sebut
Oksigen oleh Lavoiser
G. Pengaruh
Iptek dalam Kehidupan
Perubahan
satu paradigma iptek dapat menyebabkan "revolusi" dalam semua bidang
kehidupan: literatur, ekonomi, seni, politik, arsitektur, sosial, dan religi.
Iptek telah menyebabkan kita tidak tergantung pada alam.
Iptek
telah membebaskan kita dari takhayul dan memerdekakan kita dari berbagai hukum
alam. Fenomena gerhana bulan bagi yang mengetahui iptek tidak lagi menyeramkan.
Bagi yang menguasai iptek, hukum alam itu dapat dikontrolnya. Air yang hukumnya
selalu mencari tempat yang lebih rendah dapat dibuat mampu memanjat ke gedung
bertingkat seratus. Benda berat seperti besi yang hukumnya harus jatuh ke bumi
dapat dibuat mampu terbang dan membawa ratusan manusia. Barang yang memiliki
berat jenis lebih besar dari air yang kodratnya akan tenggelam, kini dapat diapungkan.
Dengan teknologi, hujan dapat dibuat, gempa dapat diprediksi, cuaca dapat
diprakirakan. Teknologi telah memerdekakan manusia dari alam, dan ia punya
potensi untuk memerdekakan manusia dari sesamanya.
Perubahan
mendasar dalam iptek akan membawa perubahan mendasar dalam semua bidang
kehidupan. Selama 2000 tahun kosmologi Aristotelian telah mewarnai sistem
politik, sosial, ekonomi dan bidang kehidupan lainnya. Sistem Aristotelian yang
menggambarkan jagad ini bak sebuah bola kristal yang luar biasa besamya, dengan
bumi di tengah-tengah dan planet-planet mengitarinya, di mana manusia dan
makhluk lainnya telah dilahirkan dalam hirarki yang tak dapat ditolak, membawa
implikasi munculnya sistem sosial yang sangat kurang demokratis menurut ukuran
kini; ada kasta misalnya, dan itu diterima dengan ikhlas.
Tapi,
munculnya Galileo telah meruntuhkan "kebenaran" yang dipercayai
selama dua milenium itu. Bersamaan itu ia juga meruntuhkan sistem sosial yang
selama ini dianut oleh masyarakat, terutama yang hidup di Amerika dan Eropa.
Sejak era Galileo, pandangan hidup (world view) kita berubah. Jagad tidak lagi
dipandang statis tapi dinamis, bumi bukanlah pusat jagad tetapi sebagian kecil
daripadanya. Pandangan ini tak ayal lagi merombak sistem berpikir manusia, memperluas
wawasan dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Sistem sosial-politik
berubah menjadi lebih terbuka. Banyak nilai-nilai lama yang runtuh dan
tergantikan.
Teknologi-teknologi
yang telah membawa perubahan monumental dalam kehidupan manusia adalah jam
(membantu manusia masuk dalam konteks waktu); kompas (menolong manusia memasuki
medan ruang); teleskop (mendorong manusia untuk melebarkan cakrawala ke ujung
kosmis); dan mikroskop (yang telah membawa manusia ke era sub-atomik), dsb.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dalam sains barat, agama dan rasio telah
dibedakan, perkembangan sains dan teknologi ini ditandai dengan peristiwa
pencerahan. Kemajuan sains barat tidak diiringi dengan moral dan etika yang
bersahabat dengan kehidupan sekitar. Sehingga terjadinya kebobrokan moral dari
para ilmuwan yang mengembangkan sains dan teknologinya. Sedang bahaya dari
sains dan teknologi barat adalah banyaknya eksplorasi yang melampaui batas
sehingga membawa dampak buruk bagi keberlangsungan kehidupan. Kesemuanya itu
membawa kemanusiaan kepada kondisi yang memprihatinkan. Bahkan para ilmuwan
barat telah menjadikan sains dan teknologi melebihi dari agama, moral, dan
etika hukum yang beraku. Pada prakteknya sains modern zaman sekarang ini telah
banyak menyimpang dari ajaran dan nilai-nilai agama.
Terbentuknya teknologi ialah berawal dan bersumber
dari ilmu pengetahuan, karna proses pembuatan alat-alat teknologi adalah dari
sebuah penelitian dari ilmu pengetahuan.
Pada tahap awal, semua kegiatan ilmu
pengetahuan alam masih terbatas pada pengamatan dan pencatatan gejala-gejala
alam. Selanjutnya kegiatan ini berusaha untuk memberikan dan menjelaskan cara
berlangsungnya gejala-gejala alam tersebut tetapi masih bersifat kualitatif. Pada
tahap berikutnya sejalan dengan perkembangan matematika, kegiatan ilmu
pengetahuan alam lebih bersifat simulative dan kuantitatif. Dengan demikian,
pernyataan-pernyataan menjadi lebih seksama dan lebih eksak sehingga lebih
mendekati kebenaran.
Saling keterkaitan antara sains dan teknologi
semakin lama semakin mengalami perkembangan. Teknologi dapat dilaksanakan
dengan kaidah-kaidah empirik dan keterampilan yang dikumpulkan dari pengalaman.
Perubahan satu paradigma iptek dapat
menyebabkan "revolusi" dalam semua bidang kehidupan: literatur,
ekonomi, seni, politik, arsitektur, sosial, dan religi. Iptek telah menyebabkan
kita tidak tergantung pada alam.
Daftar Pustaka
Abdullah aly, Drs., Eny Rahma, Ir.. 1991. MKDU-Ilmu
alamiah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Djokowoerjo, Sastradipradja. 1985. IPA
Teknologi dan Masalah Kehidupan Manusia.USN
http://aliakbar212.blogspot.com
http://eljowo.multiply.com/video/item/38/Rahasia_IPTEK_Muslim_yang_disembunyikan_Barat_12
http://hadirukiyah2.blogspot.com/2010/01/perkembangan-ilmu-biologi-fisika-dan-kimia.html
http://justrangga.multiply.com/journal/item/11/Kemajuan_Teknologi_Bisa_Mengungkap_Rahasia_Alam_Semesta
http://smamujahidin-ptk.sch.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=35
http://www.mail-archive.com/permias@listserv.syr.edu/msg11020.html
Mawardi-Ir, Nur Hidayati. 2007. IAD-ISD-IBD
untuk UIN, STAIN, PTAIS. Bandung: Pustaka Sutia.
Nasr, Sayyed Hossein. 1986. Sains dan Peradaban dalam Islam. Bandung:
Pustaka.
Nurdin, Isrin. 1985. Perkembangan Sains dan
Teknologi l, Jakarta: Universitas
Osman Bakar. 1994. Tauhid dan Sains. Bandung:
Pustaka Umum.
1 comments:
bermanfaat sihh buat kami yang membaca nyaa terimakasih atas ulasan nya :)
jnagan lupa mampir di website dynda juga yaa kak :)
www.kartumantap.com
untuk saran dan masukan nya bisa di isi di kolom komentar yaa kak :)
terimakasih :*
Posting Komentar