DOWNLOAD RATUSAN MAKALAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas segala nikmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini akan menjelaskan tentang Filsafat Barat
Kontemporer. Harapan kami semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi para
pembaca. Sehingga dengan Makalah Filsafat Barat Kontemporer ini kita bisa
memberikan sedikit ilmu dan pengetahuan pada para pembaca.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
Banjarmasin,
Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Munculnya Filsafat Barat Kontemporer
B.
Filsafat Barat Kontemporer
C.
Aliran-Aliran Dalam Filsafat Barat Kontemporer
BAB III SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat dan ilmu
adalah dua kata yang sering terkait, baik secara substansial maupun histories
karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya
perkembangan ilmu memperkuat keberadapan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani
menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunnai dari pandangan mitologi akhirnya
lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang lebih domain. Dengan filsafat, pola
pikir yang selalu tergantung pada rasio. Kejadian seperti gerhana tidak lagi di
anggap sebagai kegiatan dewa yang tertidur, tetapi merupakan kejadian alam yang
disebabkan oleh matahari, bulan dan bumi berada pada garis yang sejajar. Sehingga
bayang-bayang bulan menimpa sebagian permukaan bumi.
Dengan
berkembangnya pola fikir manusia, maka berkembang pula tentang pemikiran dan
pembahasan di dalam filsafat. Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat
klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat
klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi
dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh
rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap
filsafat modern. Disini akan dikhususkan untuk pembahasan filsafat kontemporer.
Adapun rumusan
masalah yang akan diuraikan adalah sebagai berikut:
1.
Apa latar belakang munculnya
filsafat barat kontemporer?
2.
Bagaimana filsafat barat kontemporer?
3.
Apa saja aliran-aliran
dalam filsafat barat kontemporer?
Sesuai rumusan
masalah di atas makakalah ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui latar belakang
munculnya filsafat barat kontemporer
2.
Mengetahui bagaimana filsafat
barat kontemporer
3.
Mengetahui apa saja aliran-aliran
dalam filsafat barat kontemporer
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Munculnya
Filsafat Barat Kontemporer
Filsafat dibagi
menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan filsafat
modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme,
filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen
selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat
kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.
Kita akan
memfokuskan pembahasan dalam makalah ini mengenai filsafat kontemporer, banyak
istilah dalam penyebutan babakan filsafat ini diantaranya filsafat kontemporer,
filsafat pasca modern, filsafat posmo dan lain-lain.
Filsafat barat
kontemporer ini muncul pada abad XX sebagai kritik dari filsafat modern, hal
ini dapat terungkap dalam istilah dekonstruksi, yang didekonstruksi oleh
filsafat kontemporer ini adalah rasionalisme yang digunakan untuk membangun
seluruh isi kebudayaan dunia barat,
Tokoh-tokoh besar
banyak bermunculan pada abad XX ini seperti Arkoun, Derrida, Foucault,
Wittgenstein dll. Menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya Filsafat Umum Akal dan
Hati Sejak Thales sampai Capra, Nietzsche adalah tokoh pertama yang sudah
menyatakan ketidak puasannya terhadap dominasi atau pendewaan rasio pada tahun
1880an. jadi menurutnya tokoh the pertama filsafat dekontruksi adalah
Nietzsche. Dengan alasan pada tahun 1880an Nietzsche menyatakan bahwa budaya
Barat telah berada di ambang kehancuran karena terlalu mendewakan rasio,
kemudian baru tahun 1990 Capra juga mengatakan demikian.
Rasionalisme
Filsafat modern perlu di dekonstruksi menurut Ahmad Tafsir karena ia Filsafat yang
keliru dan juga keliru cara penggunaannya, akibatnya budaya Barat menjadi
hancur. Renaisans yang secara berlebihan mendewakan rasio manusia. Mencerminkan
kelemahan manusia modern. Akibatnya timbullah kecenderungan untuk menyisihkan
seuruh nilai dan norma yang berdasarkan agama dalam memandang kenyataan hidup,
sehingga manusia modern yang mewarisi sikap positivistic cenderung menolak
keterkaitan antara substansi jasmani dan rohani manusia, mereka juga menolak
adanya hari akhirat, akibatnya manusia terasing tanpa batas, kehilangan
orientasi dan sebagai konsekuensinya lahirlah trauma kejiwaan dan
ketidakstabilan hidup.
Perlu diingat
Filsafat Barat Kontemporer sangat Heterogen, karena profesionalisme yang
semakin besar akibatnya muncul banyak filsuf yang ahli dibidang Matematika,
Fisika, Psikologi, Sosiologi ataupun Ekonomi. Sehingga banyak pemikiran lama
dihidupkan kembali seperti neothomisme, neokantianisme, neopositivisme dan
sebagainya.
Dimasa ini
Prancis, Inggris dan Jerman tetap merupakan Negara-negara yang paling depan
dalam filsafat, sehingga pada umumnya orang membagi periodisasi Filsafat Barat
Kontempoter menjadi dua, pertama filsafat kontinental meliputi Prancis dan
Jerman, kedua Filsafat Anglosakson meliputi Inggris.
Aliran-aliran
yang muncul pada abad ini adalah Pragmatisme, vitalisme, Fenomenologi,
Eksistensialisme, Filsafat Analitis (filsafat bahasa), Strukturalisme dan
Postmodernisme.
B. Filsafat Barat Kontemporer
Filsafat berasal
dari Griek berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan), tahu dengan
mendalam, hikmah. Filsafat menurut term : ingin tahu dengan mendalam (cinta
pada kebijaksanaan) Menurut Ciceros (106-43 SM), penulis Romawi orang yang
pertama memakai kata-kata filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi
terhadap cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya “Ahli pengetahuan”,
Phytagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai
untuk manusia . tiap-tiap orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam
memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan
mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil
sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita
bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.
Menurut Prof,
I.R. PUDJAWIJATNA menerangkan juga “Filo” artinya cinta dalam arti
seluas-luasnya yaitu ingin dan karena ingin itu selalu berusaha mencapai yang
diinginkannya. “Sofia” artinya kebijaksanaan artinya pandai, mengerti dengan
mendalam.
Orang yang
berfilsafat dinamakan filosof dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak
di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang , ia ingin mengetahui hakikat
dirinya dalam kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit filsafat yang pertama
adalah menyeluruh, yang kedua mendasar, Filsafat pada abad Yunani Klasik atau
biasa disebut filsafat kuno senantiasa membahas tentang kosmologi yaitu
terbentuknya alam semesta dari mana mereka berasal. selanjutnya filsafat abad
pertengahan atau biasa disebut dengan skolastik sangat berbeda dengan pemikiran
sebelumnya hal ini disebabkan karena rumpun bangsa yang berfilsafat sangat
berbeda, dalam filsafat abad pertengahan ini manusia mencoba mempersatukan
secara harmonis apa yang diketahui dari akal dengan apa yang diketahuinya dari
wahyu dengan demikianlah timbul sistem pandangan dunia kristen yang rangkap,
dimana iman dan ilmu pengetahuan mendapatkan tempatnya masing-masing. semakin
lama doktrin kristen makin membelenggu kehidupan manusia di jaman itu sehingga
semakin membatasi., selanjutnya muncullah abad modern yang diawali dengan
munculnya gerakan Renaissance dimana orang lebih memusatkan perhatiannya kepada
manusia sendiri, Renaissance kemudian disusul oleh pencerahan yang menjadikan
manusia merasa dewasa, membebaskan diri ri tradisi gereja sehingga mereka
berusaha untuk menegakkan suatu pandangan dunia secara sistematis serta
mengembangkannya secara metodis sehingga menjadi sautu bangunan pandangan dunia
yang lengkap
Karena terdapat
berbagai macam filsafat yang kontruktif maka makin lama timbullah rasa jemu
karena orang-orang yang setia kepada pemikiran yang membangun menampakkan
gejala pembekuan sehingga terbentuklah aliran yang tiada pemikiran yang baru
lagi yang dinamai aliran via antiqua (jalan kuna) selanjutnya dari situ timbul
juga aliran baru yang berbeda sekali dengan sistem pemikiran dalam masa
kejayaan skolastik dan berbeda juga dengan aliran via antiqua aliran ini
dinamakan aliran via moderna (jalan modern) aliran ini menolak pemikiran
metafisis yang konstruktif. Dan perhatiannya lebih diarahkan kepada cara
manusia mengenal dan kepada segala ”yang ada”, ajaran yang mengenai pengenalan
mengarah kepada nominalisme sekalipun perhatian terhadap teologia tidak kurang
namun perhatiannya lebih diarahkan kepada hal-hal yang ilmiah secara positif
bukan kepada persoalan-persoalan filsafati.dan tidak dapat disangkal bahwa para
pemikir pada zaman modern ini berbeda-beda keadaannya. pemikiran filsafat
mereka juga mengarah ke banyak jurusan akan tetapi semuanya itu mewujudkan
suatu kesatuan. zaman ini menjadikan orang meraa telah mengetahui segala
sesuatu secara menyeluruh dan sistematis.
Selanjutnya dalam
perjalanan sejarah filsafat barat menunjukkan bahwa makin lama filsafat itu
makin terpecah-pecah menjadi filsafat jerman, filsafat Prancis, filsafat
Inggris, Filsafat Amerika dan filsafat Rusia. mereka mengikuti jalannya
sendiri-sendiri masing-masing membentuk kepribadian dengan caranya sendiri
sekalipun demikian mereka tetap menampakkan suatu kesatuan. Sebab bermacam-macam
pemikiran yang dikemukakan para bangsa itu sebenarnya hanya mewujudkan aspek
yang bermacam-macam dari satu keadaban.
Filsafat
Kontemporer muncul diawali sikap ingin mendobrak teori Filsafat Modern yang
menggunakan keuniversalitasan kebenara tunggal dan bebas nilai. Oleh sebab itu
salah satu ciri yang terdapat dalam Filsafat Kontempoter ini mengagungkan
nilai-nilai relatifitas dan mini narasi, dan lebih cenderung beragam dalam
pemikiran.
Ciri filsafat
Kontemporer adalah sebagai reaksi dari berkembangnya filsafat modern yang
semakin melenceng, pemikiran Kontemporer ini berusaha mengkritik Logosentrisme
filsafat modern yang berusaha menjadika rasio sebagai instrumen utama,
perkembangan Filsafat kontemporer berada dalam dua jalur yakni filsafat
Holistic dan filsafat dekonstruksi
C. Aliran-Aliran dalam
Filsafat Barat Kontemporer
1.
Pragmatisme
Di Amerika
Serikat aliran Pragmatisme mendapat tempatnya yang tersendiri didalam pemikiran
filsafat, William James adalah orang yang memperkenalkan gagasan-gagasan
pragmatisme kepada dunia.
Aliran
Pragmatisme mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya
sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara
praktis.
Aliran ini
menganggap benar apa yang akibat-akibatnya bermanfa’at secara praktis. Jadi
patokan dari pragmatisme adalah bagaimana dapat bermanfaat dalam kehidupan
praktis. Dan pegangan pragmatisme adalah logika pengamatan. Kebenaran mistis
pun dapat diterima asalkan bisa bermanfa’at secara praktis misalnya ada
penyembuhan alternative yang menggunakan tenaga magis. Pengalaman pribadi yang
benar adalah pengalaman yang bermanfaat secara praktis.
Tokoh-tokohnya :
William James, Jhon Dewey, F.C.S Schiller.
2.
Vitalisme
Akibat dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknik di awal abad XX mengakibatkan
perkembangan industrialisasi yang cepat pula, sehingga menjadikan segala
pemikiran diarahkan pada hal-hal yang bersifat bendawi saja, baik jagat raya,
maupun manusia dipandang sebagai mesin yang terdiri dari banyak bagian yang
masing-masing menempati tempatnya sendiri-sendiri. Serta bekerja menurut hukum
yang telah ditentukan bagi masing-masing bagian itu.
Aliran Vitalisme
memandang bahwa kegiatan organisme hidup digerakkan oleh daya atau prinsip
vital dengan daya-daya fisik. Aliran ini timbul dari reaksi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi serta industrialisasi. Dimana segala sesuatu
dapat dianalisa secara matematis.
Tokoh-tokohnya:
Henri Bergson
3.
Fenomenologi
Kata Fenomenologi
berasal dari Yunani fenomenon yang artinya sesuatu yang tampak, terlihat karena
bercahaya, dalam bahasa Indonesia disebut”gejala”. Jadi fenomenologi adalah
suatu aliran yang membicarakan segala sesuatu selama hal itu tampak. Pelopor
aliran ini adalah Edmund Husserl.
Tokoh-tokohnya:
Edmund Husserl, Marx Secheler
4.
Eksistensialisme
Kata Eksistensi
berasal dari kata eks (keluar) dan sistensi yang diturunkan dari kata kerja
sisto (berdiri, menempatkan) jadi eksistensialisme dapat diartikan manusia
berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya. Manusia sadar bahwa
dirinya ada. Ia dapat meragukan segala sesuatu hal yang pasti yaitu bahwa
dirinya ada.
Eksistensialisme
adalah aliran Filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada
eksistensi, Eksistensi sendiri merupakan cara berada manusia di dunia, dan cara
ini berbeda dengan cara berada makhluk-makhluk lainnya. Benda mati atau hewan
tidak sadar akan keberadaannya tetapi manusia menyadari keberadaannya, manusia sadar
bahwa dirinya sedang bereksistensi oleh sebab itu segala sesuatu berarti selama
menyangkut dengan manusia, dengan kata lain manusia memberikan arti pada
segalanya, manusia menentukan perbuatannya sendiri, ia memahami diri sebagai
pribadi yang bereksistensi.
Dalam teori ini
berpandangan bahwa manusia adalah eksistensinya mendahului esensinya (hakikat),
dan sebaliknya benda-benda lain esensinya mendahului eksistensinya, sehingga
manusia dapat menentukan diri sendiri menurut proyeksinya sendiri, hidupnya
tidak ditentukan lebih dulu, sebaliknya benda-benda lain bertindak menurut
esensi atau kodrat yang memang tak dapat dielakkan.
Tokoh-tokohnya:
Jean Paul Sartre, Gabriel Marcel
5.
Filsafat Analitis
Aliran Filsafat
Analitis ini pertama muncul di Inggris dan Amerika serikat sejak tahun 1950,
Filsafat analitis sering juga disebut filsafat bahasa, filsafat ini merupakan
reaksi dari idealisme, khususnya neohegelianisme di inggris. Para penganutnya
menyibukkan diri dengan analisis bahasa dan konsep-konsep.
Tokoh-Tokohnya:
Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein, Gilbert Ryle, John Langsaw Austin.
6.
Strukturalisme
Strukturalisme
muncul diprancis pada tahun 1960an, dan dikenal juga dalam linguistic, psiatri
dan sosiologi, strukturalisme pada dasarnya menegaskan bahwa masyarakat dan
kebudayaan memiliki struktur yang sama dan tetap, maka kaum strukturalis
menyibukkan diri dengan menyelidiki struktur-struktur tersebut.
Tokoh-tokohnya:
Levi Strauss, Jacques Lacan, Michel Foucault
7.
Postmodernisme
Aliran Post
Modernisme ini muncul sebagai reaksi terhadap modernisme dengan segala
dampaknya, pengertian postmodern bukan sesuatu yang baru dalam filsafat Lyotard
menjadi orang pertama yang mengintroduksikan istilah ini ke dalam filsafat.
Tokoh-tokohnya:
Jean Francois Lyotard.
BAB III
SIMPULAN
Filsafat barat
kontemporer ini muncul pada abad XX sebagai kritik dari filsafat modern, hal
ini dapat terungkap dalam istilah dekonstruksi, yang didekonstruksi oleh
filsafat kontemporer ini adalah rasionalisme yang digunakan untuk membangun
seluruh isi kebudayaan dunia barat,
Rasionalisme
Filsafat modern perlu di dekonstruksi menurut Ahmad Tafsir karena ia Filsafat
yang keliru dan juga keliru cara penggunaannya, akibatnya budaya Barat menjadi
hancur. Renaisans yang secara berlebihan mendewakan rasio manusia. Mencerminkan
kelemahan manusia modern. Akibatnya timbullah kecenderungan untuk menyisihkan
seuruh nilai dan norma yang berdasarkan agama dalam memandang kenyataan hidup,
sehingga manusia modern yang mewarisi sikap positivistic cenderung menolak
keterkaitan antara substansi jasmani dan rohani manusia, mereka juga menolak
adanya hari akhirat, akibatnya manusia terasing tanpa batas, kehilangan
orientasi dan sebagai konsekuensinya lahirlah trauma kejiwaan dan
ketidakstabilan hidup.
Aliran-aliran
yang muncul pada abad ini adalah Pragmatisme, vitalisme, Fenomenologi,
Eksistensialisme, Filsafat Analitis (filsafat bahasa), Strukturalisme dan
Postmodernisme.
Ciri filsafat
Kontemporer adalah sebagai reaksi dari berkembangnya filsafat modern yang
semakin melenceng, pemikiran Kontemporer ini berusaha mengkritik Logosentrisme,
rasionalisme filsafat modern yang berusaha menjadika rasio sebagai instrumen
utama, perkembangan Filsafat kontemporer berada dalam dua jalur yakni filsafat
Holistic dan filsafat dekonstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. 2007. Filsafat
Umum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bertens, K. 2001. Filsafat Barat
Kontemporer Prancis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Bertens, K. 2001. Ringkasan Sejarah
Filsafat. Yogyakarta : Kanisius.
Hadiwidjono, Harun. 1998. Sari
Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta : Kanisius.
_______________. 2002. Sari Sejarah
Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius.
http://abadisaada.blogspot.com/2010/10/filsafat-barat-kontempore.html
http://www.scribd.com/doc/45123729/SEJARAH-SINGKAT-FILSAFAT
Tafsir, Ahmad. 2007. Filsafat Umum
Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
0 comments:
Posting Komentar