DOWNLOAD RATUSAN MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Berbicara tentang kurikulum adalah berbicara tentang kontens
dan struktur keilmuan dalam pendidikan.Kurikulum sebagai komponen utama harus
mendapat aksentuasi yang mendalam bagi setiap pengembang dan praktisi di setiap
satuan pendidikan.Kurikulum pendidikan Islam, seperti yang diinginkan para
pakar dan ahli pendidikan Islam, harus dibangun dari formulasi pemahaman
terhadap wahyu ilahiyah dan realitas empirik yang mewadahinya (kauniyah).
Kurikulum pendidikan Islam diarahkan bagaimana menyiapkan
lulusan yang memiliki karakter dan jiwa yang utuh.Selain itu, mereka juga punya
ketrampilan dan keahlian yang handal yang dibutuhkan untuk hidup dan kehidupan
ini.Dalam konteks seperti saat ini, kurikulum pendidikan Islam diorientasikan
secara adaptif dan benar-benar nyata untuk memberikan perlawanan terhadap
dekadensi moral, kemerosotan spiritual dan rendahnya mutu pengetahuan serta
kemampuan (skill).
Kurikulum pendidikan Islam memiliki misi untuk menjabarkan
pesan kitab suci dan sunnah Nabi agar dapat membenahi kualitas hidup manusia ke
arah lebih baik. Suatu misi (risalah) kemanusiaan yang sangat mulia dalam
rangka membentuk sikap mental lulusan yang berperadaban dan menjunjung tinggi
nilai insani.Sesuai dengan konteks Indonesia, pendidikan Islam sangat
dipengaruhi oleh budaya, ideologi dan cara keberagamaan yang kuat. Oleh
karenanya, kurikulum pendidikan Islam diformat yang mampu menyentuh sesuatu
yang substansial seperti yang dikehendaki oleh nilai-nilai budaya, ideologi dan
tingkat keberagamaan yang terdapat dalam bangsa ini.Kontekstualisasi kurikulum
pendidikan Islam diharapkan memberikan kontribusi yang positif terhadap prilaku
peserta didik, terutama pembetukan budi pekerti, kesadaran spiritualitas
keagamaan, serta kematangan intelektual dan profesional.
Kurikulum pendidikan Islam harus dibangun secara integral
antara dimensi kewahyuan, dimensi kealaman dan dimensi sosial
kemanusiaan.Melalui integralisasi dimensi-dimensi tersebut, kurikulum
pendidikan Islam dimaksudkan untuk memecahkan problematika dalam dunia
pendidikan (Islam).Secara filosofis, tingkat kemajuan hidup manusia sangat
ditentukan oleh rekayasa pendidikan yang berbasis kurikulum unggul, maju dan
integral. Atas dasar itulah kurikulum pendidikan Islam tidak boleh mengalami
stagnasi inovasi dan memikirkan masa depan yang akan berkembang.
Kurikulum Pendidikan Islam harus menjadi kekuatan (power)
yang ampuh untuk menghadapi wacana kehidupan yang lebih krusial.Ketika globalisasi
menjadi bagian dari kehidupan manusia, persoalan-persoalan baru muncul dengan
aneka ragam bentuknya.Tantangan semacam ini harus direspons secara apresiatif
agar kurikulum pendidikan Islam tidak dikatakan sebagai out of date
(ketinggalan zaman).Refleksi pemikiran dan rumusan kurikulum pendidikan Islam
harus bernafaskan kekinian (up to date).Dalam kaca mata historis memang boleh
melihat masa lalu sebagai pelajaran (ibrah), tetapi jangan sampai lupa menaruh
perhatian masa kini dan mendatang sebagai modal untuk melakukan improvisasi dan
perubahan yang mendasar.
Supaya pendidikan Islam tidak jatuh ke lubang kehancuran,
maka proses improvisasi kurikulum harus dilakukan adaptasi dan kontekstualisasi
secara terus-menerus. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi
kurikulum pendidikan Islam jangan pernah berhenti, jika memang ingin menjaga
kepercayaan (amanat) dan menegakkan kemajuan masyarakat.Kurikulum pendidikan
Islam harus mencari terobosan baru yang sesuai dengan nafas pola hidup umat manusia
yang menitik beratkan nilai kemajuan dan terbebas dari kebodohan dan
kemiskinan.Sebab secara substantif, antara kebodohan dan kemiskinan itu
merupakan dua sifat manusia yang mengkristal dan menjadi lawan nyata bagi dunia
pendidikan pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas,
maka untuk memudahkan pembahasan, kami buat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah hakekat
kurikulum pendidikan Islam?
2. Apakah asas-asas
kurikulum pendidikan Islam?
3. Apakah prinsip-prinsip yang mendasari
kurikulum pendidikan Islam?
4. Apakah isi dari
kurikulum pendidikan Islam?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah agar
mahasiswa/pembaca tahu tentang:
1. Hakekat
kurikulum pendidikan Islam?
2. Asas-asas
kurikulum pendidikan Islam?
3.
Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam?
4. Isi kurikulum
pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat
Kurikulum Pendidikan Islam
Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa Yunani, curir
yang artinya pelari dan curure yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh
pelari. Istilah ini pada mulanya digunakan dalam dunia olahraga yang berarti a
little racecourse (suatu jarak yang harus ditempuh dalam pertandingan
olahraga). Sementara pendapat lain mengemukakan bahwa kurikulum merupakan
sebuah arena pertandingan tempat pelajar bertanding untuk menguasai pelajaran
guna mencapai gelar. Berdasarkan pada istilah ini, maka dalam konteks
pendidikan kurikulum dapat diartikan sebagai circe of instruction yakni suatu
lingkungan pengajaran dimana guru dan peserta didik terlibat di dalamnya.1
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kurikulum sebagai
produk (hasil pengembangan kurikulum), kurikulum sebagai program (alat yang
dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan), dan kurikulum sebagai hal-hal yang
diharapkan akan dipelajari oleh peserta didik (meliputi pengetahuan, sikap dan
ketrampilan tertentu).
Kurikulum menurut Ali Muhammad alKhawli adalah seperangakat
perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan dalam mewujudkan
tujuan pendidikan yang diinginkan.2
Sedangkan menurut Muhammad Omar Muhammad al Thoumy al
Syaibany, kurikulum pendidikan Islam dikenal dengan istilah manhaj yang berarti
jalan terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka.3
Selain itu kurikulum juga dipandang sebagai suatu program
pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Ketiga pengertian ini merupakan konsep dasar dari kurikulum pendidikan yang
mempunyai tujuan pendidikan yang sama.
Kurikulum dapat juga diartikan menurut fungsinya :
a. Kurikulum
sebagai program studi; kurikulum sebagai perangkat mata pelajaran yang mampu
dipelajari oleh peserta didik.
b. Kurikulum sebagai konten; kurikulum adalah
sebagai data atau informasi yang tertera dalam buku-buku kelas tanpa dilengkapi
dengan data atau informasi lain yang memungkinkan timbulnya belajar.
c. Kurikulum
sebagai kegiatan terencana; kurikulum adalah merupakan kegiatan yang
direncanakan tentang hal-hal yang akan diajarkan dan dengan cara bagaimana hal
itu dapat diajarkan dengan berhasil.
d. Kurikulum
sebagai hasil belajar;kurikulum sebagai seperangkat tujuan yang utuh untuk
memperoleh suatu hasil tertentu tanpa menspesifikasi atau menjelaskan secara
terperinci cara-cara yang dituju untuk memperoleh hasil tersebut, atau
seperangkat hasil belajar yang direncanakan dan diinginkan.
e. Kurikulum
sebagai reproduksi cultural; kurikulum sebagai transfer dan refleksi
butuir-butir kebudayaan masyarakat, agar dimiliki dan dipahami anak-anak
generasi muda masyarakat tersebut.
f. Kurikulum
sebagai pengalaman belajar; kurikulum sebagai keseluruhan pengalaman belajar
yang direncanakan di bawah pimpinan sekolah.
g. Kurikulum
sebagai produksi; kurikulum sebagai seperangkat tugas yang harus dilakukan
untuk mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu.
Kurikulum juga bisa diartikan sebagai sejumlah pengalaman
pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga dan kecakapan yang disediakan oleh
sekolah bagi murid-muridnya dengan maksud untuk menolongnya berkembang secara
menyeluruh dalam segala segi dalam mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan
tujuan pendidikan.4
Adapun secara terminologis, kurikulum adalah a plan for
learning yang disiapkan dan direncanakan oleh para ahli pendidikan untuk
pelajaran anak didik baik berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kurikulum
pendidikan Islam pada hakekatnya merupakan kegiatan yang mencakup berbagai
rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk materi
pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar dan hal-hal yang mencakup
pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengacu
pada nilai-nilai ajaran Islam.
Adapun ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai
berikut:
1. Menonjolkan
tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode dan tehniknya
yang bercorak agama.
2. Memperhatikan
dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi intelektual,
psikologis, sosial maupun spiritualnya.
3. Memperhatikan
keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
4. Kurikulum yang
disusun selalu disesuaikan denganb bakat dan minat peserta didik.
5. Bersifat
dinamis dan fleksibel yakni sanggup menerima perkembangan dan perubahan apabila
dipandang perlu.5
B. Asas Kurikulum
Pendidikan Islam
Suatu kurikulum tak terkecuali kurikulum pendidikan Islam
harus mengandung beberapa unsur utama, seperti tujuan, isi mata pelajaran,
metode mengajar dan penilaian.Kesemua unsur tersebut harus tersusun dan mengacu
pada sumber kekuatan yang menjadi landasan dalam pembentukannya. Sumber
kekuatan tersebut dikatakan sebagai asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan.
Muhammad al Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-asas
pembentuk kurikulum sebagai berikut:
1. Asas
religius/agama
Kurikulum pendidikan Islam yang diterapkan berdasarkan
nilai-nilai ilahiyah sehingga dengan adanya dasar ini kurikulum diharapkan
dapat menolong peserta didik untuk membina iman yang kuat, teguh terhadap
ajaran agama, berakhlak mulia dan melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di
dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya
“sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kamu, yang jika kamu berpegang teguh
kepadanya, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitabullah dan
sunnah nabi-Nya” (HR. Hakim).
2. Asas
falsafah
Asas ini memberikan arah tujuan pendidikan Islam. Dengan
dasar filosofis maka kurikulum akan mengandung suatu kebenaran terutama kebenaran di bidang nilai-nilai
sebagai pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu kebenaran.
3. Asas
Psikologis
Asas ini mempertimbangkan tahapan kejiwaan peserta didik,
yang berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi dan
lain-lain, sehingga dengan landasan ini kurikulum bisa memberikan peluang
belajar bagi anak-anak dan bagaimana belajar itu berlangsung, serta dalam
keadaan bagaimana anak itu bisa memberikan hasil yang sebaik-baiknya.
4. Asas
Sosiologis
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan
terhadap peserta didik, penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan
dan kemahiran yang akan menambah produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam
membina umat dan bangsanya.6
Selanjutnya perlu ditekankan bahwa satu asas dengan asas
lainnya merupakan suatu kesatuan yang integral sehingga dapat membentuk
kurikulum pendidikan Islam yang terpadu, yaitu kurikulum yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan anak didik dalam unsur ketauhidan, keagamaan,
pengembangan pribadinya sebagai individu dan pengembangannya dalam kehidupan
sosial.
C. Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Pada tingkat dasar, penyusunan struktur kurikulum sedapat
mungkin bersifat mendasar, umum, terpadu, dan merata bagi semua anak didik yang
mengikutinya.Untuk menentukan isi kurikulum pendidikan Islam dibutuhkan syarat
yang perlu diajukan dalam perumusannya, yaitu;
1. Materi yang
tersusun tidak menyalahi fitrah manusia.
2. Adanya
Relevansi Dengan Tujuan Pendidikan Islam.
3. Sesuaikan
dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik.
4. Perlunya
membawa anak didik kepada objek empiris, praktik langsung, dan mempunyai fungsi
pragmatis. Sehingga mereka mempunyai ketrampilan- ketrampilan yang riil.
5. Penyusunan
kurikulum yang bersifat integral, terorganisir dan terlepas dari segala
kontradiksi antara materi satu dengan materi yang lain.
6. Materi yang
disusun mempunyai relevansi dengan masalah- masalah yang mutakhir, yang sedang
dibicarakan dan relevan dengan tujuan negara setempat.
7. Adanya metode
yang mampu menghantar tercapainya materi pelajaran dengan memperhatikan
perbedaan masing- masing individu.
8. Materi yang
disusun mempunyai relevansi dengan tingkat perkembangan peserta didik.
9. Memperhatikan
aspek - aspek sosial.
10. Materi yang
disusun mempunyai pengaruh positif terhadap peserta didik.
11. Memperhatikan
kepuasan pembawaan fitrah, seperti memberikan waktu istirahat dan refresing
untuk menikmati suatu kesenian.
12. Adanya ilmu alat
untuk mempelajari ilmu- ilmu lain.
Adapun mengenai penyusunan kurikulum pendidikan Islam
sendiri harus menganut prinsip-prinsip berikut:
1. Kurikulum
pendidikan Islam harus memiliki pertautan sempurna dengan agama. Oleh karena
itu, setiap hal yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk filsafat, tujuan,
kandungan, metode pembelajaran serta hubungan-hubungan yang berlaku dalam
lembaga pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada agama dan akhlak Islam serta
terisi dengan jiwa ajaran Islam. Prinsip ini harus tetap dijaga bukan hanya
terhadap ilmu syariat melainkan pada segala hal yang terkandung dalam kurikulum
termasuk ilmu akal dan segala macam kegiatan dan pengalaman.
2. Menyeluruh pada
tujuan-tujuan kurikulum yang meliputi segala aspek pribadi peserta didik. Oleh
karena itu apabila segala tujuan harus meliputi harus meliputi segala
kepribadian peserta didik, maka segala kandungannya harus meliputi segala yang
berguna untuk membina pribadi peserta didik.
3. Keseimbangan
relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum. Jika kurikulum memberi perhatian
besar kepada perkembangan spiritual dan ilmu-ilmu syariat, maka aspek spiritual
itu tidak boleh melampaui aspek penting yang lain dalam kehidupan.
4. Kurikulum
berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik. Bahkan
tidak hanya itu, kurikulum pendidikan Islam juga berhubungan dengan alam
sekitar, fisik dan sosial di mana peserta didik hidup dan berinteraksi untuk
memperoleh pengetahuan, kemahiran, pengalaman dan sikapnya.
5. Pemeliharaan
perbedaan individu diantara para peserta didik dalam bakat, minat, kemampuan,
kebutuhan dan segala masalahnya. Di samping itu juga menjaga perbedaan jenis
kelamin, karena semua itu dapat membuahkan kesesuaian kurikulum dengan segala
hal yang dibutuhkan peserta didik.
6. Menerima
perkembangan dan perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat. Islam
menjadi sumber falsafah, prinsip-prinsip dan dasar kurikulum. Oleh karena itu
yang berperan dalam pengembangan dan merubah kurikulum pendidikan Islam ini
adalah semua umat Islam, jika dipandang adanya kemaslahatan bagi masyarakat
apabila perubahan dilakukan.
7. Berkaitan
dengan berbagai mata pelajaran dengan pengalaman-pengalaman dan aktifitas yang
terkandung dalam kurikulum. Kurikulum pendidikan Islam sangat tidak setuju
terhadap kurikulum yang tidak tersusun mata pelajaran dan pengalamannya.7
D. Isi Kurikulum
Pendidikan Islam
Materi pembelajran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan
Islam pada masa sekarang nampaknya semakin luas. Hal ini karena dipicu oleh
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, selain juga semakin beratnya
beban yang ditanggung oleh pihak sekolah sebagai penyelenggata pendidikan. Oleh
karena tuntutan perkembangan yang demikian pesatnya maka para perancang
kurikulum pendidikan Islam juga dituntut untuk memperluas cakupan yang
terkandung dalam kurikulum pendidikan Islam, antara lain berkaitan dengan
tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan pendidikan.
Sebagaimana dikutip oleh alAbrasyi, bahwa Kurikulum
Pendidikan Islam terbagi dalam dua tingkatan, yaitu:Tingkatan pemula (manhaj
ibtida’i) yang mencakup materi kurikulum pemula difokuskan pada pembalajaran al
Qur’an dan as Sunnah, dan tingkatan atas (manhaj ‘ali) yakni kurikulum yang
mempunyai dua kualifikasi, yaitu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan dzatnya
sendiri , seperti ilmu syari’ah yang mencakup fiqh, tafsir, hadits, ilmu kalam
dan ilmu- ilmu yang ditujukan untuk ilmu-ilmu lain, dan bukan berkaitan dengan
dzatnya sendiri, seperti, ilmu bahasa, matematika dan mantiq (logika).8
AlGhazali membagi isi Kurikulum Pendidikan Islam dengan
empat kelompok dengan mempertimbangkan jenis dan kebutuhan ilmu itu sendiri,
yaitu : 1). Ilmu- ilmu Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama, misalnya fiqh, tafsir dan
sebagainya, 2). Ilmu bahasa sebagai alat untuk mempelajari ilmu al Qur’an dan
ilmu agama. 3). Ilmu-ilmu yang fardlu kifayah, seperti matematika, kedokteran,
industri, pertanian dan lain-lain. 4). Ilmu-ilmu beberapa cabang ilmu filsafat.
Sedangkan Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir mengambil isi
Kurikulum Pendidikan Islam yang berpijak pada QS.Fushshilat ayat 53 yang
artinya:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaa) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri (anfus), sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa alQur’an itu adalah benar.Dan apakah Tuhanmu tidak
cukup (bagikamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri (anfus), sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa alQur’an itu adalah benar.Dan apakah Tuhanmu tidak
cukup (bagikamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”
Dalam ayat ini terkandung tiga isi Kurikulum Pendidikan
Islam, yaitu:
1. Isi kurikulum
yang berorientasi pada “ketuhanan”
Ilmu ini meliputi ilmu kalam, fiqh, akhlaq/tasawuf,
ilmu-ilmu tentang al Qur’an dan lain- lain.
2. Isi kurikulum
yang berorientasi pada “kemanusiaan”.
Ilmu ini berkaitan dengan perilaku manusia, baik sebagai
makhluk individu maupun sosial, berbudaya dan berakal.Ilmu ini meliputi ilmu
sejarah, politik, bahasa, filsafat, psikologi dan lain-lain.
3. Isi kurikulum
yang berorientasi pada“kealaman”.
Ilmu ini berkaitan dengan alam semesta, seperti : ilmu
fisika , kimia, pertanian, perikanan, biologi danlain-lain.9
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan makalah di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hakekat
kurikulum pendidikan Islam adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana
kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk materi pendidikan,
saran-saran strategi belajar mengajar dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan
yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengacu pada nilai-nilai
ajaran Islam.
2. Asas-asas
kurikulum pendidikan Islam meliputi; asas religius/agama, asas falsafah, asas
psikologis dan asas sosiologis.
3.
Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam adalah;
a. Memiliki
pertautan sempurna dengan agama.
b. Menyeluruh
pada tujuan-tujuan kurikulum yang meliputi segala aspek pribadi peserta didik.
c.
Keseimbangan relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum.
d. Berkaitan
dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
e.
Pemeliharaan perbedaan individu diantara para peserta didik dalam bakat,
minat, kemampuan, kebutuhan dan segala masalahnya.
f. Menerima
perkembangan dan perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat.
g. Berkaitan
dengan berbagai mata pelajaran dan pengalaman-pengalaman serta aktifitas yang
terkandung dalam kurikulum.
4. Isi kurikulum
pendidikan Islam meliputi; isi kurikulum yang berorientasi pada “ketuhanan”;
isi kurikulum yang berorientasi pada “kemanusiaan”; dan isi kurikulum yang
berorientasi pada“kealaman”.
1Abdul Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit
Teras, 2006, hlm. 156.
2Muhammad Ali al-Kahwli, Qomus Tarbiyah, English-Arab,
Beirut:Dar al’Ilm almaliyyin,tt.
3Oemar Muhammad al Toumy al Syaibany, Filsafat Pendidikan
Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, hlm. 478.
4http://mts-ma-walisongo-ngabar-ponorogo.blogspot.com/2011/04/hakekat-kurikulum-pendidikan-islam.html,
diakses tanggal 14 Juli 2012.
5Abdul Azis, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit
Teras, 2006, hlm. 159.
6Oemar Muhammad al Toumy al Syaibany, Filsafat Pendidikan
Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, hlm. 523.
7http://mts-ma-walisongo-ngabar-ponorogo.blogspot.com/2011/04/hakekat-kurikulum-pendidikan-islam.html,
diakses tanggal 14 Juli 2012.
8Muhammad Athiyah al-Abrasy, Tarbiyah Islamiyah wa
falasifuha, Kairo: al- Habibi, 1969, hlm.
9Abdul Mujib dan Mudzakkir Jusuf, Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006, hlm.
0 comments:
Posting Komentar